KABARBURSA.COM - PT Triputra Agro Persada Tbk (TPAG), perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit dan dimiliki oleh taipan TP Rachmat, mengumumkan bahwa sejumlah anak perusahaan terkendali telah membagikan dividen interim dengan total nilai Rp187,65 miliar.
Dividen interim tersebut dibagikan pada 13 November 2024 oleh empat anak perusahaan TPAG, yaitu PT Hamparan Perkasa Mandiri (HPM), PT Subur Abadi Warna Agung (SAWA), PT Etam Bersama Lestari (EBL), dan PT Natura Pasific Nusantara (NPN).
Menurut keterangan resmi dari Sekretaris Perusahaan TPAG, Joni Tjeng, yang disampaikan pada Kamis, 14 November 2024, rincian pembagian dividen adalah sebagai berikut:
- HPM membagikan dividen sebesar Rp90 miliar,
- SAWA membagikan dividen sebesar Rp59,15 miliar,
- EBL membagikan dividen sebesar Rp82,50 miliar,
- NPN membagikan dividen sebesar Rp38 miliar.
Perusahaan memiliki kepemilikan mayoritas di masing-masing anak perusahaan tersebut, dengan proporsi saham mencapai 99,9 persen di HPM, SAWA, EBL, dan NPN.
Sebelumnya, pada 12 November 2024, TPAG juga mengumumkan pembagian dividen interim dari anak perusahaan terkendali lainnya, yaitu PT First Lamandau Timber International (FLTI) dan PT Dwiwira Lestari Jaya (DLJ). Total nilai dividen interim yang dibagikan oleh kedua perusahaan tersebut mencapai Rp83,81 miliar.
Kinerja Keuangan TAPG
TAPG berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,61 triliun pada Kuartal III 2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,10 triliun, capaian ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 46,36 persen secara year-on-year (yoy).
Perusahaan yang bergerak di industri perkebunan kelapa sawit ini membukukan pendapatan sebesar Rp6,24 triliun dari kontrak dengan pelanggan pada kuartal III 2024, yang mengalami kenaikan 3,48 persen yoy.
Dalam hal beban pokok penjualan, TAPG tercatat membayar Rp4,23 triliun per September 2024, mengalami penurunan sebesar 6,62 persen yoy. Akibatnya, laba bruto perusahaan meningkat dari Rp1,50 triliun pada akhir September 2023 menjadi Rp2,00 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Laba usaha perusahaan, yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Alam Permata Indah, juga mengalami kenaikan signifikan. Laba usaha tercatat mencapai Rp1,52 triliun pada September 2024, naik dari Rp913,50 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun laba periode berjalan meningkat dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,67 triliun selama periode yang sama, meskipun terpengaruh oleh peningkatan beban pajak penghasilan dari Rp202,30 miliar menjadi Rp347,80 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas perusahaan mengalami kenaikan dari Rp2,52 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp2,94 triliun pada September 2024. Meskipun demikian, total ekuitas TAPG justru mengalami penurunan dari Rp11,33 triliun pada kuartal IV 2023 menjadi Rp11,13 triliun pada triwulan III 2024.
Perusahaan yang memiliki perkebunan dan pabrik di wilayah Jambi, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur ini juga berhasil mencatatkan kenaikan total aset. Aset perusahaan meningkat dari Rp13,86 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp14,08 triliun pada September 2024.
Performa Saham TAPG
Pada perdagangan hari ini, Kamis, 14 November 2024, saham TAPG ditutup pada harga Rp890, yang tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan harga penutupan pada sesi sebelumnya yang juga tercatat di level yang sama. Saham TAPG dibuka pada harga Rp900 dan sempat mencapai harga tertinggi di Rp905 selama perdagangan hari ini, sementara harga terendah tercatat di Rp880.
Selama sesi perdagangan hari ini, volume transaksi saham TAPG mencapai 18,57 juta lembar saham, dengan frekuensi transaksi yang tercatat sebanyak 2.128 kali. Meskipun volume perdagangan hari ini berada di bawah rata-rata volume harian yang mencapai 28,78 juta saham, nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp16,5 miliar.
Dalam hal pembelian dan penjualan, nilai pembelian saham TAPG tercatat sebesar Rp7,0 miliar, sedangkan nilai penjualannya hanya sebesar Rp1,6 miliar. Saham TAPG masih memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi dengan harga Auto Rejection Atas (ARA) yang ditetapkan di Rp1.110 dan harga Auto Rejection Bawah (ARB) di Rp670.
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, saham TAPG menunjukkan kinerja yang cukup positif meskipun ada fluktuasi harga dalam periode terbaru. Dalam 1 minggu terakhir, saham TAPG mengalami penurunan sebesar 7,29 persen, sedangkan dalam 1 bulan terakhir, saham TAPG tercatat turun sebesar 1,66 persen. Namun, dalam periode 3 bulan terakhir, saham TAPG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 26,24 persen, dan dalam 6 bulan terakhir, saham ini mengalami kenaikan yang lebih signifikan, yakni 40,16 persen.
Yang lebih mencolok lagi, dalam periode 1 tahun terakhir, saham TAPG mencatatkan kinerja yang sangat impresif dengan kenaikan sebesar 64,81 persen. Kenaikan harga saham yang signifikan dalam setahun terakhir ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar di masa depan, meskipun mengalami penurunan jangka pendek. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.