Logo
>

Literasi Pasar Modal RI Tertinggal, Capital Market Forum Dorong Kesadaran  

Ditulis oleh KabarBursa.com
Literasi Pasar Modal RI Tertinggal, Capital Market Forum Dorong Kesadaran  

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Literasi pasar modal di Indonesia masih sangat tertinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari masih sedikitnya masyarakat yang memahami pasar modal, saham, maupun investasi.

    Salah satu holding grup Kabar Grup Indonesia (KGI), Kabar Bursa, menggelar agenda Capital Market Forum di Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada Kamis 21 November 2024. Adapun agenda tersebut bertajuk "Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih?"

    CEO sekaligus Founder KGI Network Upi Asmaradhana, menyebut, Capital Market Forum digelar dengan maksud untuk mendorong literasi investasi di Indonesia. Ia mengatakan, literasi pasar modal di Indonesia masih tergolong minim, yaitu sebesar 4 persen.

    “Acara ini juga sebagai bentuk dari upaya Kabar Bursa untuk meningkatkan literasi pasar modal di Indonesia. Karena, kita tahu bahwa literasi tentang pasar modal di Indonesia itu hanya sekitar 4 persen,” kata Upi dalam sambutannya, Kamis, 21 November 2024.

    Kabar Bursa sendiri, lanjut dia, mencoba untuk mengambil bagian dalam upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi pasar modal di Indonesia. Karenanya, ia berharap melalui kegiatan hari ini, Kabar Bursa dapat menjadi salah satu motor yang penggerak peningkatan literasi pasar modal di Indonesia.

    “Kami berharap, acara hari ini menjadi bagian dari sumbangsih kecil Kabar Bursa di dalam memajukan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.

    Secara umum, Upi menyebut, Kabar Bursa merupakan platform yang hadir khusus untuk memberi informasi yang mendalam dengan tujuan mengedukasi masyarakat dan menjadi rujukan informasi yang kredibel. Hal itu dinilai sejalan dengan tantangan media massa ke depan, yaitu sebagai rujukan informasi ekonomi.

    “Jadi, kabar bursa ini memang diperuntukkan untuk menjadi semacam panduan atau guidance di dalam mengambil keputusan strategis bagi para investor. Seperti tagline Kabar Bursa, yaitu "Navigasi Investasi Indonesia",” tutupnya.

    [caption id="attachment_101141" align="alignnone" width="680"] Head of Research NH Korindo Liza Camelia/Foto: Kabar Bursa[/caption]

    Investor Indonesia Rendah

    Dalam kesempatan yang sama, Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengungkap, investor di Indonesia masih tergolong kecil. Berdasarkan sajian data yang ia paparkan, jumlah investor di Indonesia pada 2022 hanya sebanyak 10.31 juta.

    Jika dibandingkan dengan negara lain, tutur Liza, investor di Australia jauh lebih besar jumlahnya. Ia mengungkap, sebanyak 45,6 persen penduduk Australia atau sekitar 9 juta jiwa merupakan investor. Angka tersebut diambil dari data tahun 2022. Dari jumlah tersebut, 55 persen di antaranya merupakan investor berusia produktif.

    Liza memberikan contoh lainnya, yaitu di Korea Selatan. Di Negeri Ginseng itu, pada tahun yang sama, yaitu 2022, jumlah investor tercatat sebanyak 14.24 juta. Menurut dia, angka tersebut sama dengan 27 persen dari keseluruhan penduduk di Korea Selatan.

    “Indonesia, di tahun 2022, jumlah kita someone mirip, yaitu 10.3 juta investor di tahun 2022. Tapi, jika dibandingkan dengan populasi produktif, persentasenya hanya 6,6 persen saja. Apalagi kalau dibandingkan dengan jumlah total populasi, persentasenya pasti jadi lebih sedikit lagi. Dari jumlah tersebut, 59 persen investor didominasi usia 20 sampai 30 tahun,” ungkap Liza.

    Dua tahun setelahnya, kata Liza, peningkatan investor di Indonesia juga masih tergolong rendah. Pasar modal mencatat pertumbuhannya hanya mencapai 3 juta (2024). Bisa dikatakan kalau pertambahan jumlah investasi terpantau stagnan secara persentase.

    “Ada 6,6 persen dari jumlah penduduk usia produktif 16 sampai 64 tahun. Dan dari total populasi Indonesia, cuma kurang dari 5 persen, persisnya cuma 4,6 persen,” paparnya.

    Menurut dia, hal itu terjadi lantaran masyarakat Indonesia masih memandang kegiatan investasi berdasarkan dogma cenderung konservatif. Ia mengungkap, tak jarang masyarakat menganggap kegiatan investasi di pasar modal mengandung unsur judi hingga dianggap haram.

    “Ada pemikiran bahwa stock market itu adalah judi, padahal kita punya beberapa tools analisis yang dapat digunakan untuk bertransaksi di pasar modal,” tutupnya.

    Pasar Modal Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama BEI Iman Rachman, menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian negara.

    Menurut dia, pasar modal yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, Iman menegaskan bahwa pencapaian tersebut harus diiringi dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat.

    “Pertumbuhan pasar modal harus didukung oleh literasi keuangan yang terus meningkat di masyarakat, agar pasar modal Indonesia dapat menghadapi tantangan global, termasuk aliran dana dari investor asing,” ujar Iman dalam keterangannya yang diterima KabarBursa.Com.

    Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan jumlah investor di Indonesia hingga November 2024 telah meningkat sebesar 2,21 juta SID. Dengan demikian, jumlah SID kini mencapai lebih dari 14 juta.

    Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menjelaskan bahwa sekitar 55 persen dari investor baru tersebut berusia di bawah 30 tahun. Ini menunjukkan tingginya minat generasi muda terhadap pasar modal Indonesia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi