Logo
>

Lowongan Pekerjaan di Kanada Terus Menurun pada Q2 2024

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Lowongan Pekerjaan di Kanada Terus Menurun pada Q2 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Jumlah lowongan pekerjaan di Kanada turun signifikan pada kuartal kedua (Q2) 2024, dengan penurunan sebesar 59.000 atau 9,2 persen, mencapai 582.600. Data dari Statistics Canada yang dirilis pada Selasa 17 September 2024 menunjukkan bahwa penurunan ini melanjutkan tren selama delapan kuartal berturut-turut dari rekor tertinggi 983.600 pada Q2 2022.

    Penurunan lowongan pekerjaan terlihat di berbagai jenis posisi, baik permanen maupun sementara, serta pada pekerjaan penuh waktu dan paruh waktu. Tingkat lowongan pekerjaan, yang mengukur perbandingan antara jumlah lowongan dan total permintaan tenaga kerja, juga menyusut 0,3 poin menjadi 3,3 persen pada Q2 2024. Ini adalah tingkat terendah sejak kuartal pertama 2020, menunjukkan penurunan permintaan tenaga kerja yang berkelanjutan di Kanada.

    Pemangkasan Suku Bunga

    Indeks harga konsumen AS menunjukkan pemulihan sesuai prediksi pada Juli, meski tetap memperlihatkan tren meredanya inflasi yang sejalan dengan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan memangkas suku bunga pada bulan depan.

    Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen meningkat 0,2 persen pada bulan lalu, menyusul penurunan 0,1 persen pada Juni. Secara tahunan, CPI tercatat naik 2,9 persen hingga Juli, sedikit melandai dari 3,0 persen pada bulan sebelumnya. Seperti dikutip di Jakarta, 15 Agustus 2024.

    Survei terhadap para ekonom memperkirakan CPI akan naik 0,2 persen bulan ke bulan, dengan kenaikan tahunan sebesar 3,0 persen. Pemerintah juga melaporkan kenaikan tipis pada harga produsen di periode yang sama.

    Penurunan signifikan dalam laju tahunan inflasi, dari puncaknya 9,1 persen pada Juni 2022, mencerminkan dampak dari kenaikan suku bunga yang telah berhasil menekan permintaan. Meskipun inflasi tetap tinggi, pergerakannya semakin mendekati target 2 persen yang diinginkan bank sentral AS.

    Proyeksi pemangkasan suku bunga dalam pertemuan kebijakan Fed pada 17-18 September terbagi antara 50 basis poin dan 25 basis poin. Harga pasar saat ini lebih banyak mencerminkan lonjakan tingkat pengangguran yang hampir menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun, yakni 4,3 persen pada Juli.

    Kendati demikian, para ekonom menilai bahwa pasar tenaga kerja harus mengalami penurunan yang lebih tajam sebelum bank sentral berani memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Kenaikan tingkat pengangguran dalam empat bulan berturut-turut ini, menurut analisis, lebih banyak dipicu oleh peningkatan pasokan tenaga kerja akibat arus imigrasi ketimbang gelombang PHK.

    Pemangkasan Suku Bunga

    Harga minyak mengalami penurunan karena para investor mempertimbangkan dampak sentimen konsumen yang melemah di Amerika Serikat (AS), yang meningkatkan harapan akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan September mendatang.

    Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 37 sen menjadi USD85,03 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun 41 sen (0,5 persen) menjadi USD82,21 per barel.

    Selama minggu ini, harga minyak Brent mengalami penurunan lebih dari 1,7 persen setelah empat minggu berturut-turut mengalami kenaikan. Sedangkan harga minyak WTI mencatat penurunan mingguan sebesar 1,1 persen.

    Survei bulanan dari University of Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam delapan bulan pada bulan Juli ini, meskipun ekspektasi terkait inflasi membaik untuk tahun mendatang dan seterusnya.

    Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa indeks harga produsen (PPI) naik 0,2 persen pada bulan Juni, sedikit di atas perkiraan, karena biaya jasa mengalami kenaikan. Namun, investor tetap optimis bahwa The Fed akan memulai pemangkasan suku bunga pada bulan September.

    “Pasar saat ini tidak terlalu khawatir dengan kebijakan The Fed,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

    Penurunan suku bunga yang diharapkan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar.

    “Penurunan angka inflasi di AS dapat memperkuat argumen untuk The Fed untuk segera mulai melonggarkan kebijakan moneter. Ini juga menambah daftar data ekonomi AS yang mengecewakan, menunjukkan perlambatan yang jelas dalam ekonomi AS,” kata Yeap Jun Rong, seorang ahli strategi pasar.

    Di sisi lain, harga minyak juga mendapat dukungan dari tingginya permintaan bensin di AS, yang menurut data pemerintah pada hari Rabu mencapai 9,4 juta barel per hari (bpd) dalam minggu yang berakhir pada 5 Juli, mencatat level tertinggi sejak 2019 selama liburan Hari Kemerdekaan. Permintaan untuk bahan bakar pesawat dalam empat minggu terakhir juga mencatat tingkat terkuat sejak Januari 2020.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.