KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 1,36 persen ke posisi 7.179,83 pada Rabu Mei 2024. Lonjakan IHSG diikuti mayoritas indeks saham, seperti LQ45 yang naik 0,99 persen, IDX30 menguat 0,81 persen, dan Kompas100 melejit 1,17 persen.
Saham-saham dari konglomerat Prajogo Pangestu juga melonjak signifikan, beberapa bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) berada di puncak penggerak IHSG, dengan masing-masing menguat 7,55 persen, 8,31 persen, 7,29 persen, dan 6,80 persen.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, mencatat lonjakan saham emiten Prajogo Pangestu memberikan dorongan signifikan, terutama BREN dan TPIA yang kini masuk dalam tiga besar saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa Efek Indonesia.
Sukarno menilai pasar merespons positif masuknya TPIA ke dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Index. "Selain efek dari saham Prajogo Pangestu, Sukarno melihat katalis positif juga datang dari rilis data neraca perdagangan yang di atas konsensus," kata dia dikutip Kamis 16 Mei 2024.
Meski melandai, neraca perdagangan Indonesia April 2024 masih surplus sebesar USD 3,56 miliar, yang bertahan selama empat tahun sejak Mei 2020.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto, menambahkan penguatan IHSG tidak hanya ditopang oleh saham Prajogo Pangestu. "Saham big caps lainnya juga berkontribusi besar, terutama bank-bank besar BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)," jelasnya.
Menurut William, penguatan IHSG kali ini lebih sehat karena tidak hanya didorong oleh saham-saham Prajogo, tetapi juga rebound dari saham-saham big banks. "Hal ini membuat penguatan lebih solid dan memungkinkan IHSG menyudahi fase bottoming," ujarnya
Secara teknikal, William mengamati demand zone telah terbentuk pada area 7.000-7.180. Dia memprediksi IHSG pada perdagangan Kamis 16 Mei 2024 akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. "Jika level 7.180 tertembus, IHSG bisa menuju resistance berikutnya di level 7.224," jelas dia.
Research Analyst Phintraco Sekuritas, Arsita Budi Rizqi, juga melihat potensi IHSG melanjutkan rebound dengan menguji resistance di level 7.250. Sedangkan support berada di 7.100. "Secara eksternal, pelaku pasar akan mencermati perkembangan data ekonomi dari Amerika Serikat dan Jepang," beberny
Sebagai rekomendasi, Arsita menyarankan untuk melirik saham BMRI, BRPT, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).
William memilih saham BBRI, MDKA, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Sementara itu, Sukarno menjagokan saham BBTN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), dan PT Timah Tbk (TINS).
DISCLAIMER:
Informasi yang disediakan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi umum. Meskipun redaksi berupaya untuk menyediakan informasi yang akurat dan terkini, kami tidak memberikan jaminan tentang kelengkapan, keakuratan, keandalan, kecocokan, atau ketersediaan dengan mengenai informasi, produk, layanan, atau grafik terkait untuk tujuan apa pun. Segala tindakan yang diambil oleh Anda sebagai hasil dari artikel ini adalah tanggung jawab Anda sepenuhnya. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun, termasuk kehilangan langsung atau tidak langsung atau kerugian atau kerusakan apapun yang timbul dari informasi ini.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.