KABARBURSA.COM - PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) telah merilis laporan keuangan terbarunya yang menggambarkan kinerja perusahaan sepanjang satu semester 2024. Meski ada beberapa peningkatan dalam pendapatan, SHID masih menghadapi kerugian signifikan yang mencerminkan tantangan berat di industri perhotelan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam bagaimana arus kas, profitabilitas, dan kinerja harga saham SHID selama periode terbaru, serta melihat lebih dekat dinamika kepemilikan saham perusahaan.
PT Hotel Sahid Jaya International Tbk didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 1969. Perusahaan ini bergerak di bidang penyediaan layanan akomodasi dan perhotelan. Kegiatan usaha utama Perseroan meliputi penyediaan kamar tempat menginap, penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum, pelayanan pencucian pakaian atau binatu, serta penyediaan fasilitas akomodasi dan pelayanan lain yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha.
Selain itu, Perseroan juga menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan, minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Saat ini, Perseroan mengelola sebuah hotel yang dikenal dengan nama Hotel Grand Sahid Jaya.
PT Hotel Sahid Jaya International Tbk memiliki struktur kepemilikan saham yang didominasi oleh PT Empu Sahid Holding International dengan kepemilikan sebesar 78,97 persen atau 883,95 juta saham. Selain itu, masyarakat non-warkat memiliki 14,36 persen atau 160,71 juta saham, sedangkan PT Sahid Insanadi memegang 6,08 persen atau 68,01 juta saham. Sisanya sebesar 0,57 persen atau 6,35 juta saham dimiliki oleh masyarakat warkat.
Saat ini, Muhammad Nurdin menjabat sebagai Komisaris dengan kepemilikan saham sebesar 303,50 ribu atau 0,02 persen dari total saham yang beredar.
Pada tanggal 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 1.961, turun sebesar 41 dari bulan sebelumnya. Pada 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham adalah 2.002, berkurang sebesar 54 dari bulan sebelumnya. Sementara pada 30 April 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 2.056, turun sebesar 60 dari bulan sebelumnya. Jumlah pemegang saham pada 31 Maret 2024 adalah 2.116, naik sebesar 126 dari bulan sebelumnya. Pada 29 Februari 2024, jumlah pemegang saham adalah 1.990, turun sebesar 103 dari bulan sebelumnya. Jumlah pemegang saham pada 31 Januari 2024 tercatat sebanyak 2.093, mengalami peningkatan sebesar 799 dari bulan sebelumnya.
Pendapatan Bersih
Pada kuartal pertama 2024, SHID mencatat kerugian bersih sebesar Rp9 miliar, meningkat dari kerugian sebesar Rp6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kuartal kedua SHID masih merugi, tapi menunjukkan perbaikan dengan kerugian sebesar Rp 4 miliar, turun dari Rp6 miliar pada kuartal kedua 2023 dan Rp13 miliar pada kuartal kedua 2022. Secara tahunan, kerugian bersih diperkirakan mencapai Rp26 miliar pada tahun 2024, meningkat dari Rp24 miliar pada tahun 2023, namun turun dari Rp31 miliar pada tahun 2022.
Valuasi
Rasio harga terhadap pendapatan (PE ratio) saat ini adalah -39,65 secara annualised dan -41,66 berdasarkan trailing twelve months (TTM). Rasio harga terhadap penjualan (TTM) berada pada 6,96, sedangkan rasio harga terhadap nilai buku adalah 1,36. Rasio harga terhadap arus kas bebas (TTM) sebesar 58,36 dan rasio EV terhadap EBITDA (TTM) tercatat 30,02.
Per Saham
Laba per saham (EPS) TTM adalah -21,72, dan secara annualised adalah -22,83. Pendapatan per saham (TTM) tercatat Rp130,10. Kas per saham (kuartal) adalah Rp3,59 dan nilai buku per saham saat ini adalah Rp667,22. Arus kas bebas per saham (TTM) tercatat Rp15,51.
Solvabilitas
Rasio lancar (kuartal) SHID adalah 2,54 dan rasio cepat (kuartal) adalah 0,16. Rasio utang terhadap ekuitas (kuartal) tercatat 0,59, menunjukkan posisi keuangan perusahaan yang masih cukup sehat dalam jangka pendek namun perlu diwaspadai dalam jangka panjang.
Profitabilitas
Pengembalian aset (ROA) TTM adalah -1,95 persen, sedangkan pengembalian ekuitas (ROE) TTM adalah -3,26 persen. Margin laba kotor (kuartal) mencapai 60,18 persen, namun margin laba operasi dan margin laba bersih masing-masing adalah -12,58 persen dan -12,52 persen, menandakan bahwa perusahaan masih mengalami kesulitan dalam menghasilkan laba bersih dari operasionalnya.
Laporan Keuangan
Pendapatan (TTM) mencapai Rp146 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp85 miliar dan EBITDA sebesar Rp34 miliar. Kerugian bersih (TTM) tercatat sebesar Rp24 miliar.
Neraca
Total aset pada kuartal terakhir tercatat sebesar Rp1.24 triliun dengan kas Rp4 miliar. Total kewajiban adalah Rp501 miliar, yang terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp71 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp374 miliar. Total ekuitas perusahaan adalah Rp747 miliar.
Arus Kas
PT Hotel Sahid Jaya International Tbk mencatat arus kas dari operasional sebesar Rp17 miliar dalam periode TTM (trailing twelve months). Arus kas dari investasi menunjukkan pengeluaran sebesar Rp22 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk pengeluaran modal (capital expenditure) sebesar Rp19 miliar. Perusahaan juga memperoleh arus kas dari pembiayaan sebesar Rp3 miliar. Secara keseluruhan, arus kas bebas (free cash flow) perusahaan adalah Rp1 miliar, menandakan posisi kas yang cukup ketat.
Pertumbuhan
Pendapatan perusahaan menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan sebesar 38,75 persen secara tahunan untuk kuartal ini (Quarter YoY Growth) dan 25,58 persen untuk tahun ini hingga saat ini (YTD YoY Growth). Secara keseluruhan, pendapatan tahunan tumbuh sebesar 47,51 persen. Laba bersih (Net Income) juga mengalami peningkatan sebesar 32,11 persen untuk kuartal ini, namun menurun sebesar 6,61 persen untuk tahun ini hingga saat ini. Secara tahunan, laba bersih mengalami peningkatan sebesar 24,70 persen. Laba per saham (EPS) juga menunjukkan tren yang mirip, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 24,72 persen.
Kinerja Harga
Kinerja harga saham SHID menunjukkan penurunan dengan return satu minggu sebesar -1,63 persen dan return satu bulan sebesar -8,59 persen. Return harga saham untuk tiga bulan terakhir turun sebesar 19,91 persen, dan penurunan lebih lanjut terlihat dalam periode enam bulan sebesar 49,16 persen. Return harga satu tahun menunjukkan penurunan signifikan sebesar 71,81 persen. Meskipun demikian, dalam jangka panjang, return harga saham selama sepuluh tahun mencatat peningkatan sebesar 241,51 persen. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp 3.620, sedangkan harga terendah adalah Rp 625.
Data ini mengindikasikan bahwa meskipun ada beberapa indikator pertumbuhan positif dalam hal pendapatan dan laba bersih, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk masih menghadapi tantangan signifikan dalam hal kinerja harga saham dan arus kas. Investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum mengambil keputusan investasi.(*)