KABARBURSA.COM – Tekanan dari penurunan harga batu bara dan cuaca ekstrem di paruh pertama tahun 2025 membuat langkah PT ABM Investama Tbk (ABMM) tak sepenuhnya mulus.
Dalam laporan kinerja sembilan bulan pertama 2025, perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar USD781,6 juta, turun 12,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan pendapatan tersebut berdampak langsung pada profitabilitas. Adjusted EBITDA tercatat USD280,7 juta, melemah 39,8 persen dibanding 9M24.
Laba bersih juga tergerus menjadi USD42,4 juta dari sebelumnya USD111,9 juta. Koreksi ini menandai fase penyesuaian yang harus dihadapi perusahaan di tengah harga komoditas yang bergerak tidak stabil dan tekanan biaya operasional yang meningkat.
Dari sisi operasional, ABM mencatat volume pengupasan lapisan tanah (overburden) sebesar 178,6 juta bcm, turun 12 persen secara tahunan. Sementara volume pengambilan batu bara (coal getting) menurun 14,2 persen menjadi 24,8 juta ton.
Aktivitas perdagangan bahan bakar juga melambat, dengan volume penjualan 282 juta liter, turun 14,4 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini memperlihatkan dampak nyata cuaca ekstrem terhadap rantai pasok dan kegiatan tambang.
Namun, di tengah tekanan tersebut, tanda pemulihan mulai terlihat pada kuartal ketiga. Pendapatan konsolidasi naik 7,0 persen dibanding kuartal sebelumnya, dengan biaya pendapatan hanya meningkat 3,9 persen. Lonjakan ini mendorong laba kotor tumbuh 39,5 persen QoQ, menandakan operasi mulai stabil dan efisiensi berjalan sesuai rencana.
Dalam laporan resmi perusahaan, Direktur ABM Investama, Hans Manoe, menjelaskan bahwa manajemen tidak tinggal diam menghadapi situasi tersebut. Menurutnya, perusahaan bergerak cepat untuk menyesuaikan strategi dan memperkuat fondasi operasional.
“Dalam menghadapi tantangan eksternal yang terjadi pada paruh pertama tahun 2025, Perseroan bergerak cepat dengan mengakselerasi dan mengeksekusi serangkaian inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas operasional, efisiensi biaya, pengelolaan modal yang disiplin, serta penerapan manajemen keuangan yang lebih prudent,” ujar Hans, dalam keterangan tertulis, Senin, 3 November 2025.
Ia melanjutkan, hasil dari langkah-langkah tersebut mulai terlihat di kuartal ketiga tahun ini. “Upaya ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam capaian operasional dan kinerja keuangan selama kuartal ketiga. Ke depan, Perseroan tetap berkomitmen untuk memaksimalkan produktivitas operasional guna memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan,” tambahnya.
Dari sisi segmen usaha, kontribusi terbesar masih datang dari kontraktor tambang dan tambang batu bara dengan pendapatan USD566,9 juta, meski turun 18,4 persen secara tahunan.
Segmen jasa mencatat pendapatan USD155,3 juta (turun 4,7 persen), sementara pabrikasi sebesar USD25,6 juta (turun 14,7 persen).
Secara keseluruhan, total aset konsolidasi per September 2025 mencapai USD2,08 miliar, dengan liabilitas USD1,21 miliar dan ekuitas USD865 juta.
Selain fokus pada stabilisasi operasi, ABM juga menjalankan sejumlah inisiatif keberlanjutan. Salah satunya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 643,8 kWp di tambang Jambi, yang menjadi bagian dari upaya menekan emisi karbon.
Sejak 2022, ABM mencatat penurunan emisi hingga 110 ton CO₂e melalui penerapan efisiensi energi dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Manajemen juga menyoroti pentingnya keberlanjutan sosial dan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar area operasi. Program-program pemberdayaan dan keselamatan kerja terus dijalankan untuk memperkuat hubungan dengan komunitas lokal, sekaligus menjaga reputasi perusahaan di industri pertambangan nasional.
Dengan hasil kuartal ketiga yang mulai menunjukkan perbaikan, ABM kini berfokus menjaga momentum hingga akhir tahun. Normalisasi cuaca di wilayah tambang utama dan disiplin pengelolaan biaya diharapkan menjadi faktor pendorong utama untuk memperkuat margin dan menjaga stabilitas kinerja. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.