KABARBURSA.COM - Saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk, dengan kode saham BLUE, diprediksi masih menyimpan potensi bullish hingga awal pekan mendatang. Pada pembukaan perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025, sahamnya tampil spektakuler dan menjadi top gainers, pendorong utama reli IHSG.
Pada sesi pagi, harga BLUE dibuka melonjak dari Rp845 menjadi Rp1.055, naik sebesar 24,85 persen dan menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA). Volume perdagangan tercatat tinggi untuk sesi awal, sekitar 28,48 ribu lot dengan nilai transaksi sekitar Rp3 miliar, dan rata-rata harga yang terbentuk sangat dekat dengan harga ARA (avg ~Rp1.054).
Dilihat dari Orderbook-nya, antrian beli sangat tebal. Di sisi bid tercatat sekitar 12.117 lot, terbanyak berada di level Rp1.055 (5.658 lot). Sementara, hampir tidak terlihat penawaran jual di sisi offer.
Kombinasi kenaikan tajam, antrian beli besar tanpa offer, dan harga yang terkunci di ARA menandakan euforia pasar jangka pendek, yang kemungkinan dipicu akumulasi agresif oleh pelaku ritel atau pemain yang ingin mendorong breakout cepat.
Jenuh Beli Ekstrem dan Risiko Koreksi Mulai Terlihat
Secara teknikal intraday, momentum jelas berada di pihak pembeli. Indikator RSI diperkirakan berada di kisaran 85–90, level yang menunjukkan ekstrem jenuh beli dan mengisyaratkan risiko koreksi teknikal dalam jangka pendek.
Moving average jangka sangat pendek (MA5) sudah memotong ke atas MA20 sehingga terbentuk sinyal golden cross. Namun golden cross pada fase ARA dan volume yang didominasi pembeli juga rentan diikuti fase distribusi ketika profit taking dimulai.
Struktur orderbook yang “tanpa offer” membuat harga sulit turun signifikan pada sesi yang sama, kecuali ada offer besar yang masuk atau perubahan sentimen mendadak. Tetapi, kondisi ini juga meningkatkan probabilitas koreksi saat pasar dibuka kembali jika pembeli mulai menarik order mereka atau penjual aktif muncul.
Valuasi Premium: Fundamental Sangat Kokoh
Melihat metrik fundamental, BLUE menunjukkan profil keuangan yang relatif sehat dan beberapa keunggulan struktural. Rasio harga terhadap laba (PE TTM) ada di sekitar 30,88 sementara PE annualised 25,76—lebih tinggi dibandingkan median IHSG TTM 7,99. Artinya, yang mengindikasikan valuasi sekarang mahal relatif terhadap rata-rata pasar.
Earnings yield TTM hanya sekitar 3,24 persen, menandakan imbal hasil dari laba perusahaan terhadap harga saat ini kecil. Harga terhadap buku (P/BV) sekitar 4,20 dan Price-to-Sales 2,85, keduanya mencerminkan valuasi premium dibandingkan banyak emiten yang lebih konservatif.
Dari sisi profitabilitas dan likuiditas, perusahaan kuat. Gross margin kuartal 33,58 persen, operating margin 13,12 persen, dan net margin 12,99 persen. Rasio solvabilitas menunjukkan posisi likuid yang kokoh.
Altman Z-Score sangat tinggi (20,83), menegaskan risiko kebangkrutan yang sangat rendah. Arus kas juga solid, cash dari operasi TTM sekitar Rp26 miliar dan free cash flow TTM sekitar Rp26 miliar, dengan uang kas kuartalan sekitar Rp18 miliar dan total aset ~Rp112 miliar versus total liabilitas hanya Rp7 miliar.
Perusahaan membayar dividen yang konsisten beberapa tahun terakhir, dengan dividen TTM Rp23 per saham dan payout ratio historis di kisaran 56–62 persen dalam beberapa setahun terakhir, sehingga ada aspek return kepada pemegang saham.
Free float yang relatif kecil, sekitar 11,98 persen, menambah volatilitas harga karena kurangnya saham yang mudah diperdagangkan bila permintaan melonjak.
Nuansa Reli Lanjutan Masih Segar
Menggabungkan aspek teknikal dan fundamental, proyeksi jangka pendek hingga tiga hari ke depan membawa nuansa adanya potensi kelanjutan reli, tetapi risiko koreksi teknikal cukup tinggi.
Dalam 24 jam ke depan (hari pertama), jika antrian beli tetap tebal dan tidak muncul penawaran besar, BLUE berpeluang mencatat kenaikan lanjutan atau setidaknya mempertahankan level ARA—kemungkinan terjadi ARA beruntun esok hari jika sentimen sama tetap menguat.
Namun apabila aksi ambil untung terpicu—misalnya order besar dilepas atau volume intraday menurun drastis—maka koreksi cepat ke level support psikologis di sekitar Rp1.020–Rp1.000 sangat mungkin terjadi sebelum pasar mencari keseimbangan baru.
Pada hari kedua, bila reli berlanjut dua hari berturut-turut, pasar cenderung mulai menguji tingkat kenyamanan investor: trader jangka pendek kemungkinan mulai merealisasikan keuntungan sehingga koreksi ke kisaran Rp1.050–Rp1.100 menjadi skenario realistis sebagai “koreksi sehat”.
Di hari ketiga, pasar akan menguji kelanjutan tren; bila harga bertahan di atas area support Rp1.000–1.050 dan volume kembali baik, tren bullish jangka pendek masih valid dan target psikologis berikutnya di zona Rp1.300–Rp1.400 bisa tercapai secara bertahap.
Sebaliknya, bila harga menembus di bawah Rp1.000 dengan volume penyerta besar, mayoritas probabilitas akan bergeser ke fase konsolidasi atau bahkan pembalikan korektif yang lebih dalam.
Strategi: Hold Saham?
Bagi investor yang sudah memegang posisi, strategi defensif tampak bijak mengingat kombinasi euforia harga dan valuasi premium. Menyimpan posisi (hold) dapat diperbolehkan jika investor memiliki horizon pendek hingga menengah dan siap menerima volatilitas tinggi.
Memasang trailing stop di sekitar Rp1.000 akan membantu mengamankan keuntungan sementara memberi ruang untuk fluktuasi intraday. Trailing stop ini sebaiknya dinamis mengingat ARA dan potensi gap.
Stop konservatif mungkin dipasang di atas level psikologis support (misalnya sedikit di bawah Rp1.000) untuk meminimalkan risiko false stop akibat volatilitas harga kecil.
Bagi investor yang belum masuk, pendekatan lebih bijak adalah menunggu koreksi atau penurunan ke area entry yang lebih rasional, misalnya di bawah Rp1.030 atau mendekati Rp1.000, sehingga rasio risiko-imbalan lebih menarik, membeli pada puncak ARA hari ini berisiko terkena aksi ambil untung segera.
Trader jangka pendek yang ingin spekulasi dapat memanfaatkan momentum dengan menetapkan target jangka pendek dan stop loss ketat karena pergerakan cepat dapat menghasilkan keuntungan besar tetapi juga kerugian cepat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.