KABARBURSA.COM - Mayoritas harga sembako di pasar tradisional Jawa Tengah (Jateng), Selasa 18 Juni 2024 masih dalam tren penurunan harga.
Berdasarkan pantauan dari PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional) terlihat komoditas mulai dari bawang putih dan merah sedang, segala kualitas beras terkecuali beras kualitas bawah l, cabai rawit hijau dan merah, daging sapi kualitas 1 dan 2, minyak goreng kemasan bermerek 2, telur ayam ras segar, serta Gula Pasir lokal alami penurunan harga.
Sedangkan, untuk Cabai merah besar dan kriting, daging ayam ras segar, gula pasir kualitas premium, telur ayam ras segar, Minyak Goreng Kemasan curah dan bermerek 1 alami kenaikan harga.
Untuk lebih lanjut, berikut ini harga sembako untuk pasar tradisional di Jawa Tengah, per 18 Juni 2024 berdasarkan PIHPS pukul 15.00 WIB:
Bawang Merah Ukuran Sedang: Rp 39.400/kg
Bawang Putih Ukuran Sedang: Rp 40.750/kg
Beras Kualitas Bawah I: Rp 13.400/kg
Beras Kualitas Bawah II: Rp 12.550/kg
Beras Kualitas Medium I: Rp 14.900/kg
Beras Kualitas Medium II: Rp 13.850/kg
Beras Kualitas Super I: Rp 16.000/kg
Beras Kualitas Super II: Rp 14.750/kg
Cabai Merah Besar: Rp 49.550/kg
Cabai Merah Keriting: Rp 53.450/kg
Cabai Rawit Hijau: Rp 23.500/kg
Cabai Rawit Merah: Rp 35.800/kg
Daging Ayam Ras Segar: Rp 35.200/kg
Daging Sapi Kualitas 1: Rp 130.300/kg
Daging Sapi Kualitas 2: Rp Rp 121.550/kg
Gula Pasir Kualitas Premium: Rp 18.850/kg
Gula Pasir Lokal: Rp 16.900/kg
Minyak Goreng Curah: Rp 17.000/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1: Rp 18.900/kg
Minyak Goreng Kemasan Bermerk 2: Rp 17.900/kg
Telur Ayam Ras Segar: Rp 27.050/kg
Sebagai catatan, harga sembako di pasaran juga bisa berubah karena disparitas masing-masing sembako berbeda.
Komoditas Pangan Stabil
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim hampir seluruh komoditas pangan berada pada titik stabil di awal Juni 2024. Tidak ada komoditas yang mengalami peningkatan harga secara tiba-tiba atau anomali, menurutnya.
Meski demikian, Jokowi mengakui bahwa pemerintah masih kesulitan menurunkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras, baik premium maupun medium. Pemerintah kembali memperpanjang penetapan HET beras yang tinggi untuk ketiga kalinya, meski banyak panen raya berhasil dilakukan. Jokowi juga menyebut cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya stok bulog nasional itu hanya 900 ribu hingga 1,2 juta ton. Namun, per hari ini, stok di Bulog sudah mencapai 1,8 juta ton. Tersebar di seluruh gudang Bulog,” ujar Jokowi dari laman Sekretariat Presiden, Sabtu 1 Juni 2024 kemarin.
Menurutnya, surplus cadangan beras tidak serta merta memudahkan pemerintah menurunkan HET. Kondisi ekonomi dan biaya produksi beras yang masih tinggi menjadi faktor utama.
“Para petani masih menghadapi biaya produksi yang tinggi karena naiknya harga sewa lahan, pembelian pupuk, pembelian bibit, hingga upah tenaga kerja. Pemerintah tidak bisa menurunkan HET agar petani tetap memiliki margin keuntungan dalam produksi beras,” jelas Jokowi.
Mencari titik keseimbangan antara kepentingan petani dan masyarakat luas memang tidak mudah. “Mencari titik seimbang, petani senang, masyarakat senang, ini yang tak mudah,” kata Jokowi.
Kebijakan HET Beras
Sebelumnya, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, Maino Dwi Hartono, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu proses pengesahan kebijakan HET beras terbaru.
Menurutnya, Bapanas telah merelaksasi ketentuan HET beras dalam Peraturan Badan (Perbadan) No. 7/2023 sejak awal Maret 2024 dan berlaku hingga 31 Mei 2024. “Harapannya, Perbadan soal HET itu bisa terbit hari ini (31 Mei 2024),” ungkap Maino pada Jumat.
Maino menjelaskan bahwa penetapan kebijakan HET beras melalui Perbadan melibatkan proses yang panjang. Proses ini dimulai dari harmonisasi antar kementerian/lembaga di Kemenkumham, persetujuan presiden, hingga pengundangan.
“Karena ini menyangkut kepentingan banyak orang, harus ada izin prinsip dari presiden,” jelasnya.
Maino juga memaparkan beberapa kemungkinan terkait nasib HET beras selanjutnya. Apabila Perbadan terkait HET terbit hari ini, maka kebijakan relaksasi HET beras tidak berlaku mulai besok. Namun, jika Perbadan gagal terbit, maka kemungkinan akan ada kebijakan perpanjangan atau kebijakan lainnya.
“Saat ditanya, Maino enggan menyebutkan besaran HET beras yang telah dirumuskan dalam Perbadan anyar tersebut,” tambahnya.
“Mudah-mudahan bisa terbit hari ini atau malam ini maksimal sebelum tanggal 1 Juni 2024, berarti relaksasi itu berhenti dan digantikan dengan Perbadan baru. Tetapi kalau Perbadan tidak keluar, mungkin ada kebijakan lain seperti perpanjangan atau yang lainnya,” jelasnya. (byu/prm)