Logo
>

MDKA Gencar Borong EMAS: Sinyal Ambisi atau Risiko Baru?

MDKA kembali akumulasi saham EMAS hingga kuasai 57,13 persen. Sementara EMAS menguat, MDKA justru tertekan. Apa dampak aksi senyap ini bagi kedua emiten?

Ditulis oleh Yunila Wati
MDKA Gencar Borong EMAS: Sinyal Ambisi atau Risiko Baru?
Tambang Tembaga Wetar milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. Foto: Dok MDKA.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Merdeka Copper Gold (MDKA) kembali menunjukkan ambisinya dengan memborong saham Merdeka Gold Resources (EMAS). Langkah ini bukan pertama kali dilakukan sejak EMAS resmi melantai di bursa’

    Kali ini, aksi MDKA terbilang mengejutkan. Jumlah saham yang dibeli cukup signifikan, sebanyak 101,07 juta lembar saham pada 29 September 2025, dengan perkiraan nilai transaksi mencapai Rp367,92 miliar. 

    Aksi beli senyap yang difasilitasi Indo Premier Sekuritas ini membuat kepemilikan MDKA di EMAS naik menjadi 57,13 persen, dari sebelumnya 56,50 persen. 

    Bila ditarik lebih jauh ke belakang, hanya beberapa hari sebelumnya MDKA juga mengakumulasi 6,89 juta lembar, sehingga konsistensi aksi akumulasi ini menandai strategi jangka panjang yang tidak bisa dianggap remeh.

    Secara teknikal, MDKA sendiri justru sedang dalam tekanan jual yang kuat. Harga stagnan di Rp2.110 dengan indikator harian mayoritas menunjukkan sinyal negatif. Relative Strength Index (RSI) berada di 37,6, menandakan momentum melemah. 

    MACD berada di area negatif, ADX di atas 30 menegaskan tren turun yang masih kuat, sementara hampir seluruh Moving Average dari jangka pendek hingga menengah, baik MA5, MA10, MA20, bahkan MA100, memberi sinyal jual. 

    Satu-satunya sinyal beli datang dari MA200, yang lebih merepresentasikan tren jangka panjang. Dengan konfigurasi ini, MDKA tampak rapuh dalam jangka pendek, meskipun secara strategis perusahaan sedang memperkuat posisinya di EMAS.

    Berbeda dengan induknya, saham EMAS justru menampilkan energi yang seolah tak terbendung. Ditutup di Rp3.640, teknikal harian EMAS mayoritas menyala hijau dengan rangkuman “sangat beli.” 

    Hampir semua Moving Average mendukung tren naik, sementara indikator momentum seperti MACD dan Williams %R mengonfirmasi posisi overbought. RSI bahkan sudah menyentuh 100. Ini menjadi sebuah tanda klasik saham berada di wilayah jenuh beli, namun sekaligus menunjukkan betapa kuatnya daya dorong pasar terhadap emiten anyar ini. 

    Kondisi tersebut mengindikasikan EMAS sedang menjadi primadona spekulatif, meski risiko koreksi teknikal sewaktu-waktu bisa hadir setelah kenaikan cepat.

    Dampak dari aksi MDKA membeli EMAS jelas menimbulkan persepsi pasar bahwa induk berusaha memperkokoh kendali sekaligus menanamkan keyakinan pada prospek anak usahanya. Namun, di satu sisi, investor publik juga membaca sinyal bahwa MDKA tengah berupaya mencari sumber pertumbuhan baru di saat sahamnya sendiri masih tertekan. 

    Strateginya bisa dilihat sebagai bentuk reposisi, di mana MDKA mengorbankan sebagian kestabilan harga jangka pendek demi memperkuat kepemilikan di aset yang dianggap lebih prospektif.

    Untuk strategi, investor perlu berhati-hati. Bagi yang sudah memegang MDKA, fase saat ini lebih cocok untuk bersikap defensif, menjaga posisi sambil menunggu sinyal reversal yang lebih jelas. Potensi pelemahan masih terbuka, sehingga masuk agresif saat ini berisiko tinggi. 

    Sebaliknya, EMAS dalam jangka pendek memang menarik karena tren teknikalnya masih kuat, namun level overbought memberi tanda waspada, peluang take profit bisa lebih rasional dibanding mengejar momentum yang sudah tinggi. 

    Bagi investor menengah-panjang, menyusun strategi bertahap lebih bijak, dengan memanfaatkan koreksi di kemudian hari sebagai pintu masuk yang lebih sehat, baik untuk MDKA maupun EMAS.

    Singkatnya, aksi akumulasi MDKA atas EMAS menegaskan strategi integrasi vertikal dan keyakinan pada prospek anak usaha. Namun, bagi investor, pilihan terbaik adalah menjaga disiplin: bersabar terhadap MDKA yang masih dalam tren lemah, serta berhati-hati dengan EMAS yang sedang terlalu panas.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79