KABARBURSA.COM - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan pencapaian lifting minyak perdana dari Lapangan Migas Forel di wilayah kerja South Natuna Sea Block B. Produksi awal dari lapangan ini telah mencapai angka signifikan sebesar 10.000 barel minyak per hari (BOPD).
Minyak hasil produksi Forel ini ditampung menggunakan fasilitas Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Marlin Natuna sebelum proses pengapalan dilakukan. FPSO tersebut merupakan proyek konversi kapal tanker pertama yang dikerjakan secara penuh di dalam negeri oleh tenaga kerja anak bangsa.
Lapangan Forel sebelumnya telah diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam sebuah acara hybrid pada tanggal 16 Mei 2025. Keterlibatan Presiden menunjukkan dukungan negara terhadap pengembangan energi nasional berbasis teknologi dan sumber daya manusia domestik.
"Keberhasilan Lifting Minyak Perdana ini mencerminkan sinergi yang kuat antara Pemerintah, SKK Migas, dan tim MedcoEnergi," ujar Ronald Gunawan, Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi, dalam pernyataan resminya, Senin, 16 Juni 2025.
Menurut Ronald, keberhasilan proyek ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui pencapaian operasional yang berkelanjutan dan efisien.
Proyek Forel dijalankan dengan penerapan standar Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan (K3LL) yang ketat. Hal ini sejalan dengan komitmen MedcoEnergi dalam mempertahankan kinerja unggul dari sisi operasional maupun tanggung jawab lingkungan.
Langkah Besar MedcoEnergi
Ekspansi MedcoEnergi (MEDC) pada tahun 2025 tidak hanya ditandai oleh peresmian proyek migas baru, tetapi juga oleh langkah strategis dalam pengelolaan keuangan global. Pada 9 Mei 2025, MedcoEnergi mengumumkan keberhasilan penerbitan Surat Utang Senior senilai USD400 juta dalam format 144A/Reg S, dengan tenor lima tahun dan kupon 8,625 persen.
Dana dari penerbitan ini akan digunakan untuk membeli kembali obligasi jatuh tempo pada tahun 2026 dan 2027 melalui tender offer. Langkah ini bertujuan memperpanjang profil jatuh tempo utang perusahaan hingga 2030 dan memperkuat struktur keuangan perusahaan dalam jangka menengah.
CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, menyampaikan bahwa tingginya minat dari investor internasional mencerminkan keyakinan pasar terhadap stabilitas dan kinerja perusahaan. Ia menegaskan:
“Dukungan kuat dari investor global mencerminkan keyakinan terhadap kinerja dan konsistensi MedcoEnergi dalam memenuhi komitmen operasional dan keuangan,” ujar Lorato dalam siaran pers resmi, dikutip Senin, 19 Mei 2025.
“Di tengah tantangan dinamika pasar global saat ini, investor mengapresiasi pendekatan Perseroan yang disiplin dalam pengelolaan modal, pengendalian biaya, inisiatif pertumbuhan, serta manajemen kewajiban secara proaktif,” sambung dia.
Sementara itu, proyek Forel dan Terubuk yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto juga menjadi titik penting dalam perluasan produksi energi nasional. Dengan total investasi sekitar USD600 juta, proyek ini dikelola oleh Medco E&P Natuna Ltd., dan memperkuat posisi Medco sebagai produsen utama migas di wilayah perairan Indonesia. Proyek ini diproyeksikan menghasilkan 30.000 BOEPD, sebuah angka yang signifikan untuk menambah pasokan energi nasional.
Presiden Prabowo dalam pidatonya menegaskan pentingnya proyek ini bagi ketahanan energi nasional, “Saya atas nama pemerintah dan rakyat Republik Indonesia menyampaikan ucapan selamat atas berhasilnya saudara-saudara mencapai prestasi ini. Saya juga menyampaikan betapa bangganya kami pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia atas prestasi yang membanggakan ini,” ujar Presiden Prabowo.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, juga menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata keseriusan Indonesia dalam membangun ekosistem investasi energi nasional:
“Proyek ini mempunyai nilai strategis karena yang punya adalah anak kandung daripada Republik Indonesia, karena pekerjanya juga semua anak-anak negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Ekspansi besar yang dilakukan Medco Energi Internasional pada 2025 menunjukkan potensi penguatan fundamental yang signifikan, baik dari sisi operasional maupun struktur keuangan.
Produksi perdana dua lapangan migas strategis, Forel dan Terubuk, yang diproyeksikan menambah total output sebesar 30.000 barel ekuivalen per hari (BOEPD), akan secara langsung meningkatkan kapasitas produksi harian MedcoEnergi. Lonjakan output ini terdiri dari sekitar 20.000 barel minyak per hari (BOPD) dan 60 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD), yang bila dimonetisasi secara efisien berpotensi menaikkan pendapatan dan EBITDA perusahaan secara signifikan.
Di sisi keuangan, Medco juga menunjukkan langkah strategis dengan penerbitan obligasi senilai USD400 juta, yang digunakan untuk melakukan tender offer atas surat utang yang jatuh tempo pada 2026 dan 2027. Strategi ini memperpanjang profil utang hingga tahun 2030 dan memberikan fleksibilitas arus kas dalam beberapa tahun ke depan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.