Logo
>

Melemah di Area Support, Momentum Mitra Keluarga (MIKA) Mulai Rapuh

Saham MIKA kembali melemah ke area Rp2.590 dengan volume menipis. Struktur harga mulai membentuk lower high dan sinyal buy on support dari RHB mulai diuji di tengah lemahnya momentum beli.

Ditulis oleh Yunila Wati
Melemah di Area Support, Momentum Mitra Keluarga (MIKA) Mulai Rapuh
Gedung Rumah Sakit Mitra Keluarga Cikarang (Foto: Dok. Mitra Keluarga)

KABARBURSA.COM – Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) kembali tertekan pada perdagangan Rabu, 5 November 2025. Sahamnya di sesi pagi anjlok 1,89 persen dan saat ini berada di level Rp2.590. 

Pelemahan tersebut terjadi untuk hari kedua berturut-turut, setelah sempat menguat singkat ke Rp2.640. Sepertinya, area Rp2.600 kini menjadi medan tarik-menarik yang cukup kuat antara pelaku akumulasi dan aksi distribusi jangka pendek.

Volume transaksi MIKA pada sesi terakhir tercatat hanya sebesar 22.070 lot, dengan nilai perdagangan Rp5,7 miliar. Angka ini relatif kecil dibanding rata-rata harian sepekan terakhir yang berkisar di atas 40 ribu lot. 

Sepertinya, pergerakan harga MIKA mulai kehilangan likuiditas intraday, dan ini menjadi sebuah tanda bahwa pasar sedang menunggu arah baru setelah reli pendek pada akhir Oktober. Rata-rata harga perdagangan harian (average price) berada di Rp2.579. Harga ini berada sedikit di bawah harga penutupan, yang menandakan bahwa tekanan jual cukup stabil di sepanjang sesi.

MIKA Buy on Support, tapi Struktur Mulai Lower High

Secara teknikal, posisi harga MIKA kini berada sangat dekat dengan support psikologis di Rp2.550–2.610. Posisi ini menjadi acuan area beli oleh RHB Sekuritas Indonesia. 

Strategi buy on support dengan target Rp2.770–Rp2.850 masih terbuka, tetapi peluangnya semakin tipis karena struktur harga mulai menunjukkan gejala lower high dibanding puncak sebelumnya di Rp2.680. 

RHB memang menilai area Rp2.610 sebagai titik ideal akumulasi dengan stop loss di bawah Rp2.450, namun kondisi pasar terbaru menunjukkan momentum beli mulai melemah dan belum ada katalis baru yang kuat dari sisi fundamental.

Order book MIKA pada sesi Rabu memperlihatkan tekanan jual yang merata di atas Rp2.600. Bid terbanyak tercatat di kisaran Rp2.570–2.580, sementara sisi offer tebal muncul di Rp2.600–2.640. 

Ketimpangan antara lot beli dan jual, yaitu sekitar 10 ribu di sisi bid versus 17 ribu di offer, mencerminkan adanya tekanan distribusi yang menahan harga untuk menembus kembali ke atas Rp2.640. 

Dengan kata lain, permintaan masih ada, tetapi tidak cukup kuat untuk membalikkan tren dalam jangka pendek.

Dari sisi broker summary, terlihat bahwa transaksi masih didominasi oleh broker asing dan institusional besar seperti CC, AK, dan NI, dengan harga rata-rata beli di kisaran Rp2.602–Rp2.630. Namun menariknya, porsi penjualan justru juga dilakukan oleh broker asing yang sama, yang mengindikasikan adanya rotasi posisi jangka pendek atau penyesuaian portofolio menjelang akhir tahun. 

Broker lokal berkapasitas kecil seperti PD, BB, dan BK mencatat nilai transaksi jauh lebih rendah. Artinya, partisipasi investor ritel di sini belum signifikan. Aktivitas semacam ini biasanya menunjukkan fase akumulasi berhati-hati, bukan pembentukan tren naik baru.

MIKA Masih Volatil, Belum Keluar dari Pola Sideways

Dilihat dari historical data, pergerakan MIKA sepanjang dua pekan terakhir bersifat volatil tetapi belum keluar dari pola sideways yang terbentuk antara Rp2.550–Rp2.680. Kenaikan tajam 5,14 persen pada 28 Oktober ke level Rp2.660 terbukti tidak berkelanjutan, karena diikuti pelemahan beruntun tiga hari. 

Pola ini memperlihatkan bahwa MIKA belum memiliki dorongan teknikal yang cukup untuk memulai tren bullish baru, meskipun level fundamental perusahaan tetap kuat.

Secara fundamental, MIKA memang masih berada di posisi defensif dengan model bisnis rumah sakit yang stabil dan margin sehat. Tetapi, stabilitas ini justru membuat sahamnya bergerak lamban, terutama ketika pasar mencari katalis pertumbuhan. 

Dalam jangka pendek, tekanan bisa datang dari ekspektasi investor terhadap kenaikan biaya operasional dan normalisasi tarif layanan kesehatan pasca-pandemi.

Dengan volume yang menipis, tekanan jual yang konsisten di area Rp2.600, dan indikator teknikal yang mendekati batas oversold, saham MIKA kini berada di fase kritis. Apakah saham ini akan bertahan di atas support Rp2.550 untuk membentuk pantulan teknikal baru, atau justru kehilangan momentum dan meluncur ke bawah Rp2.500?

Dalam konteks ini, strategi buy on support dari RHB Sekuritas masih relevan hanya bagi trader agresif dengan disiplin stop loss ketat. Namun bagi investor jangka menengah, posisi saat ini belum memberi sinyal konfirmasi reversal yang kuat. 

MIKA masih butuh dorongan volume yang lebih besar dan sinyal akumulasi asing yang lebih konsisten sebelum reli berikutnya benar-benar bisa dipercaya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79