Logo
>

Melemah ke Level 6.400, Tujuh Sektor Jadi Pemberat IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan sore ini ditutup memerah, ada tujuh sektor menjadi penyumbang utama anjloknya indeks sore ini.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Melemah ke Level 6.400, Tujuh Sektor Jadi Pemberat IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 16 April 2025, turun 41,63 poin atau 0,65 persen ke level 6.400,05. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 16 April 2025, turun 41,63 poin atau 0,65 persen ke level 6.400,05. 

    Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.469,60 sebelum terkoreksi hingga level terendah di 6.373,79. 

    Total volume transaksi mencapai 288,02 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp20,94 triliun dari 1,15 juta transaksi. Di pasar reguler, tercatat volume transaksi sebesar 143,30 juta lot dengan nilai Rp9,56 triliun.

    Pada perdagangan hari ini, sejumlah saham masuk dalam jajaran top gainers. Saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi di antaranya adalah PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) dari sektor infrastruktur yang melonjak 34,85 persen ke harga Rp89.

    PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) dari sektor teknologi naik 34,75 persen ke Rp159, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) dari sektor energi yang menguat 34,34 persen ke Rp266, PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) dari sektor infrastruktur yang melesat 34,15 persen ke Rp110, dan PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) dari sektor transportasi yang naik 29,90 persen ke Rp126.

    Sementara itu, ada pula sejumlah saham yang anjlok. Mereka adalah saham-saham yang mengalami penurunan terdalam antara lain PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) dari sektor keuangan yang merosot 11,49 persen ke Rp416, PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) dari sektor barang konsumsi non-siklikal yang turun 11,30 persen ke Rp204.

    PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) dari sektor properti melemah 9,64 persen ke Rp300, PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) dari sektor kesehatan yang turun 8,82 persen ke Rp31, dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dari sektor energi yang melemah 8,33 persen ke Rp77.

    Dari sisi sektoral fluktuasi IHSG hari ini dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagian besar mencatatkan pelemahan dengan sektor keuangan turun 1,27 persen, sektor infrastruktur turun 0,75 persen, sektor transportasi turun 0,79 persen.

    Sedangkan untuk sektor industri turun 0,32 persen, sektor properti turun 0,33 persen, sektor barang konsumsi siklikal turun 0,15 persen, dan sektor barang konsumsi non-siklikal turun 0,39 persen. 

    Adapun sektor energi naik 0,17 persen, sektor barang baku naik 0,28 persen, dan sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 0,61 persen, sementara sektor teknologi tercatat stagnan pada perdagangan hari ini.

    Ada sebanyak 250 saham mengalami penguatan, 331 saham melemah dan 220 saham stagnan dalam penutupan perdagangan sore ini.

    Dibuka Menguat 0,33 Persen

    Sebelumnya, IHSG dibuka menguat tipis sebesar 0,33 persen atau naik 21 poin ke level 6.462 pada perdagangan sesi I, Rabu, 16 April 2025.

    Merujuk data RTI Business, volume perdagangan pagi ini menyentuh angka 501,984 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp278,458 miliar. 

    Adapun sebanyak 208 saham berada di zona hijau, 69 saham terpantau menurun, dan 239 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu mengutip Stockbit, puncak daftar top gainer pagi ini ditempati oleh PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) yang melesat sebesar 22,93 persen atau naik 72 poin menjadi Rp386 per lembar saham.

    Mengikuti FORE, saham PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) juga mencatatkan kenaikan sebesar 11,11 persen, menambah 1 poin ke level Rp10. Di posisi ketiga terdapat saham PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) yang mengalami lonjakan sebesar 10,61 persen menjadi Rp146.

    PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), emiten produk kosmetik dan kebutuhan rumah tangga, juga menguat 9,89 persen ke level Rp2.000. Sedangkan PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) naik 9,5 persen ke harga Rp530. 

    Di sisi lain, tekanan signifikan terjadi pada saham PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) yang anjlok 14,04 persen atau turun 66 poin ke harga Rp404. 

    Saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) turut mengalami pelemahan sebesar 7,41 persen, turun ke harga Rp25. Penurunan serupa dialami oleh PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang turun 7,14 persen menjadi Rp78. 

    Saham PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) turut mengalami penurunan sebesar 6,67 persen, sementara PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE) juga melemah 5,56 persen. 

    Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa, 15 April 2025, IHSG ditutup menguat dengan kenaikan 73,17 poin atau setara 1,15 persen ke level 6.441,68. 

    Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.497,53 dan terendah di 6.368,52. Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 233,95 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp13,16 triliun dari 1,18 juta transaksi.

    Rencana Danantara ini Bawa Angin Segar untuk IHSG

    Langkah Rencana Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk hadir sebagai penyedia likuiditas di pasar modal dinilai membawa angin segar bagi stabilitas finansial Indonesia.

    Menurut Hendra Wardana, pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id, inisiatif Danantara berpotensi membuka lembaran baru dalam penguatan fondasi keuangan nasional, khususnya bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    "Kehadiran Danantara tidak hanya dipandang sebagai sumber likuiditas baru, tetapi juga sebagai jangkar stabilitas bagi IHSG, khususnya saat pasar menghadapi gejolak," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 15 April 2025.

    Ia menambahkan, Danantara memiliki potensi besar untuk menekan volatilitas pasar, membangun kepercayaan investor, dan mendukung pertumbuhan indeks melalui pendekatan investasi jangka panjang yang terencana. Hal ini dimungkinkan karena Danantara ditopang oleh kekuatan dana yang besar serta dukungan politik yang solid.

    Lebih jauh, Hendra menyebut kehadiran Danantara bisa menjadi kekuatan penyeimbang atas dominasi investor asing yang selama ini sangat berpengaruh terhadap arah pasar, terutama pada saham-saham unggulan.

    "Walau belum dapat sepenuhnya menggantikan peran asing, Danantara mampu berperan sebagai penyangga pasar di saat aksi jual asing membanjir, sehingga pasar tak mudah terguncang," jelasnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".