Logo
>

Memproyeksi Saham Perbankan di Tengah Penguatan IHSG

Ditulis oleh Dian Finka
Memproyeksi Saham Perbankan di Tengah Penguatan IHSG

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan potensi untuk menguat. Pergerakan indeks diperkirakan akan berada dalam kisaran 7.000 hingga 7.224.

    Pengamat pasar modal Liza Suryanata yang sekaligus menjabat Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia mengatakan, IHSG Indonesia memberi dorongan positif dari sentimen regional.

    “IHSG kini berpotensi menuju area resistant 7.200 ke atas. Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perlambatan, seperti penurunan klaim pengangguran mingguan dan penurunan penerimaan pegawai sektor swasta, memicu harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve," kata Liza, dalam program Market Corner di KabarBursa, Kamis, 4 Juli 2024.

    Adapun dalam dua minggu terakhir dengan pola bullish yang konsisten. Foreign net buy juga tercatat masuk selama tiga hari berturut-turut di awal bulan Juli.

    Peluang pemotongan suku bunga oleh the Fed pada bulan September meningkat menjadi 68 persen, naik dari 58 persen pekan sebelumnya, mencerminkan antisipasi pasar terhadap kebijakan moneter mendatang.

    "Meskipun IHSG mengalami kenaikan yang cukup signifikan, investor disarankan untuk menetapkan trailing stop, terutama bagi saham-saham yang sudah mendekati atau berada di area resistant," ujar Liza.

    “Dalam menghadapi bulan yang memiliki hari libur Fourth of July di AS, investor diharapkan tetap waspada terhadap pergerakan pasar yang potensial," tambahnya.

    Dengan adanya foreign net buy yang masih masuk, strategi pengelolaan posisi saham di area-area kunci menjadi penting untuk menjaga kestabilan portofolio investasi.

    Rekomendasi Saham Banking

    Para investor mengamati pergerakan saham-saham blue chips sektor perbankan dalam satu minggu terakhir, dengan fokus utama pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Saham-saham ini menunjukkan aktivitas beli yang signifikan, membawa perhatian pasar ke sektor ini.

    "Hari ini, perhatian khusus terhadap BBRI yang menarik perhatian sebagai potensi index mover," jelas Liza.

    Lanjutnya, menurut Liza BBRI baru-baru ini berhasil breakout dari resistance MA10 setelah dua pekan tertekan di bawahnya, menandai pencapaian yang positif bagi bank ini. "Saat ini, target untuk BBRI berada di kisaran harga Rp5.000 hingga Rp5.300 dalam jangka pendek," tambahnya.

    Adapun nilai transaksi dalam waktu sekitar 1,5 jam usai perdagangan saham dibuka sudah mencapai Rp890,36 miliar. Saham BBRI ditransaksikan dengan frekuensi 27.135 kali.

    Dalam sepekan, saham BBRI sudah mengalami penguatan sebanyak 7,85 persen. Sementara market cap saham BRI sendiri sudah mencapai angka Rp729 triliun.

    Sementara itu, Bank Mandiri juga menarik perhatian setelah berhasil breakout dari pola turun berbentuk parallel channel. "Ini memberikan potensi bagi Bank Mandiri untuk melanjutkan ke target harga Rp7.000 hingga Rp7.100," jelasnya.

    "Dengan rata-rata kenaikan, disarankan untuk mempertimbangkan tambahan beli saat harga mencapai level Rp6.350 hingga Rp6.400," tutupnya.

    Sementara pada perdagangan kemarin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp235,62 miliar oleh investor asing. Searah dengan aksi beli, saham BBCA menguat 1,01 persen ke posisi Rp10.000 per saham.

    Pasar terus mengamati perkembangan kedua saham ini sebagai bagian dari strategi investasi dalam menghadapi dinamika pasar modal yang terus berubah.

    Sebelumnya, IHSG dibuka ke zona hijau pada pembukaan perdagangan sesi I Kamis, 4 Juni 2024. IHSG pukul 09.05 WIB menguat 17,90 poin atau 0,22 persen menjadi 7215,8.

    IHSG pada awal sesi bergerak di rentang 7.204,4-7.225,7. Tercatat sebanyak 571,31 juta saham diperdagangkan di menit-menit awal dengan nilai perdagangan sebesar Rp440,74 miliar dari 21.682 kali transaksi. Sebanyak 233 saham tercatat mengalami kenaikan,133 turun, dan 186 stagnan.

    Di awal perdagangan sesi I, lima saham masuk top gainers. Kelima saham tersebut adalah PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang naik 14,6 persen, PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) naik 11,5 persen, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) naik 5,1 persen, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) naik 4,3 persen, dan PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) naik 4,3 persen.

    Sebanyak 254,42 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 14 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp243,74 miliar. Sebanyak 238 saham menguat, 130 saham melemah, dan 191 saham tak bergerak.

    Penguatan IHSG ini disokong oleh sebagian besar indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Barang Baku yang menguat 1,07 persen. Berikutnya, IDX Sektor Teknologi, IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Keuangan dan IDX Sektor Perindustrian.

    Sementara itu ada IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer, IDX Sektor Kesehatan dan IDX Sektor Energi. Kemudian IDX Sektor Transportasi dan Logistik menjadi sektoral dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,27 persen. Ini diikuti, IDX Sektor Infrastruktur dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer. (ian/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.