KABARBURSA.COM - Industri telekomunikasi sedang beralih dari persaingan berbasis harga menuju fokus pada kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional.
Perusahaan sektor tersebut seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), yang dikabarkan segera melakukan penggabungan (merger) memang bertujuan antara lain mengonsolidasikan pasar dan mengurangi persaingan, menurut riset oleh analis KB Valbury Sekuritas Steven Gunawan, Rabu, 11 September 2024.
Aksi tersebut diharapkan dapat meningkatkan ARPU (average revenue per user) atau pendapatan rata-rata per pengguna dan menjaga stabilitas imbal hasil (yield) data bagi operator telekomunikasi (MNO). Penggabungan ini diperkirakan akan memberikan manfaat bagi seluruh sektor dengan menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif dan meningkatkan profitabilitas. Sumber mengungkapkan, menurut riset KB Valbury Sekuritas, nilai penggabungan sebesar USD3,45 miliar.
Adapun
"Analisis DCF kami menunjukkan bahwa entitas hasil merger (MergeCo) dapat mencapai nilai ekuitas sebesar Rp52,4 triliun (USD3,4 miliar), sejalan dengan perkiraan nilai pasar dari penggabungan tersebut dan melebihi nilai gabungan EXCL dan FREN secara individual sebesar 20,2 persen, yang memperkuat keyakinan kami akan manfaat penggabungan ini. Dengan asumsi EXCL menjadi entitas yang bertahan, nilai penggabungan yang diimplikasikan untuk sahamnya adalah Rp2.750," tulis Steven dalam risetnya.
Potensi Meningkatkan Nilai
Penggabungan yang diusulkan antara EXCL dan FREN saat ini sedang dalam proses, dengan pemegang saham pengendali masing-masing, Axiata Group dan Sinarmas Group, melakukan uji tuntas untuk mengevaluasi manfaat potensialnya.
Meskipun belum ada pihak yang mengungkapkan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sumber yang mengetahui masalah ini menyebutkan bahwa kedua perusahaan telah menunjuk penjamin emisi untuk kesepakatan ini, serta menunjukkan nilai penggabungan sekitar USD3,45 miliar.
"Kami meyakini bahwa penggabungan ini dapat membuka sinergi yang signifikan dan secara substansial meningkatkan nilai MergeCo. Analisis DCF lima tahun kami menunjukkan bahwa MergeCo dapat mencapai nilai perusahaan sebesar Rp114,5 triliun, dengan nilai ekuitasRp52,4 triliun (USD3,4 miliar)," ujar Steven.
"Valuasi kami ini sejalan dengan perkiraan nilai pasar dari penggabungan tersebut, dan 20,2 persen lebih tinggi dari nilai gabungan EXCL dan FREN secara individu," sambung risetnya.
Lebih jauh, KB Valbury Sekuritas menuturkan, dengan asumsi EXCL menjadi entitas yang bertahan dan berdasarkan jumlah saham beredar pasca-merger dengan proporsi kapitalisasi pasar 68,9 persen EXCL dan 31,1 persen FREN (menghasilkan 19,0 juta saham), nilai penggabungan yang diimplikasikan untuk EXCL adalah IDR2.750 per saham, mencerminkan potensi kenaikan sebesar 23,3 persen dari harga saat ini.
Prospek MergeCo
Berdasarkan kasus merger Indosat-Hutchison (IOH), kami melakukan analisis konservatif terhadap kinerja MergeCo. Pada tahun pertama pasca-merger, IOH mencatatkan peningkatan margin EBIT sebesar 50 bps yoy, diikuti oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 9,6 persen yoy di tahun kedua. Selain itu, ARPU IOH naik sebesar 6,0 persen pada tahun pertama dan 13,6 persen pada tahun kedua.
"Untuk MergeCo, analisis kami memperkirakan peningkatan bertahap dalam margin EBIT, dimulai dengan kenaikan 50,3 bps pada tahun pertama dan mencapai 184,2 bps pada tahun kelima. Kami memproyeksikan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 4,2 persen pada tahun pertama, 9,6 persen pada tahun kedua, dan 6,6 persen pada tahun ketiga," jelas Steven.
Adapun, dalam risetnya, Steven menerangkan bahwa ARPU diperkirakan akan meningkat sebesar 3,8 persen pada tahun pertama dan 9,1 persen pada tahun kedua. Pada kuartal II tahun 2024, ARPU FREN sebesar Rp25,4k/subs, 42,2 persen lebih rendah dibandingkan ARPU EXCL sebesar Rp44,0k/subs, memberikan potensi pertumbuhan di masa depan.
Rekomendasi Saham
Merujuk riset yang telah dipaparkan sebelumnya di atas, maka KB Valbury Sekuritas menyimpulkan bahwa rekomendasi harga saham EXCL masih dipertahankan.
"Kami tetap mempertahankan rekomendasi BELI dengan target harga Rp2.600, berdasarkan EV/EBITDA 2024F sebesar 2,6x, yang berada di -1SD dari rata-rata EV/EBITDA 7 tahun terakhir, karena potensi nilai penggabungan belum sepenuhnya tercermin," papar Steven.
Lebih jauh, perbaikan saluran penjualan digital EXCL dan perluasan infrastruktur serat optiknya mendorong pertumbuhan segmen FBB serta laba operasional pada semester pertama tahun 2024. Kinerja yang positif sepanjang paruh pertama 2024, dengan peningkatan pada beberapa aspek kunci yang mendukung pertumbuhan perusahaan.
Ini menunjukkan adanya kenaikan dalam pendapatan, laba bersih, dan arus kas, meski terdapat beberapa aspek yang perlu dicermati lebih lanjut. "Namun, persaingan FBB yang semakin ketat dan ketidakpastian waktu penggabungan dengan FREN menjadi risiko terhadap pandangan kami," pungkas dia. (*)