KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 mencapai Rp23,1 triliun atau 60,3 persen dari total pagu anggaran Rp38,3 triliun. Ini berarti ada sisa Rp15,2 triliun dari anggaran Pemilu 2024.
Mantan Direktur Bank Dunia (World Bank) ini memaparkan, bahwa anggaran sebesar Rp23,1 triliun itu digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) sebesar Rp21,2 triliun.
“Digunakan untuk membayar honorarium, pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan tahapan pemungutan dan perhitungan suara, serta kebutuhan IT pemilu,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 25 Maret 2024.
Selain itu, anggaran juga dialokasikan melalui 14 Kementerian/Lembaga lain sebesar Rp1,9 triliun untuk keperluan pengamanan pemilu oleh TNI/POLRI, operasi keamanan siber, pengawasan pemungutan dan penghitungan suara, pelaksanaan keterbukaan informasi publik, serta layanan penanganan pengaduan dugaan pelanggaran Kode Etik penyelenggara pemilu.
“Secara keseluruhan, anggaran Pemilu 2024 terhitung sejak tahun 2022 hingga tahun 2024 mencapai Rp71,3 triliun,” ucap Sri Mulyani.
Dia menekankan, alokasi tersebut mencakup seluruh penyelenggaraan pemilu dari persiapan hingga pelaksanaan tahun 2024.
APBN Surplus Rp22,8 Triliun
Di kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani juga memaparkan soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang surplus Rp22,8 triliun pada 15 Maret 2024.
“APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Sri Mulyani.
Menurut dia, nominal tersebut didapat dari Pendapatan Negara sebesar Rp493,2 triliun atau 17,6 persen dari target yakni Rp2.802,3 triliun.
Menurut Sri Mulyani, pada 2021 dan 2022 angka pendapatan negara cukup tinggi dan masih terjaga pada 2023. Kata dia, kini pertumbuhan pendapatan negara negatif 5,4 persen.
Adapun penerimaan perpajakan kini sebesar Rp399,4 triliun serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp93,5 triliun.
Sementara itu Belanja Negara terpantau mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 18,1 persen year on year (yoy) senilai Rp470,3 triliun. (yog/adi)