KABARBURSA.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, melakukan pertemuan krusial dengan pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Sabtu (6/1) sebagai langkah awal dalam perjalanan selama seminggu ke depan. Tujuannya adalah meredakan ketegangan yang meruncing di Timur Tengah sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Dalam kunjungannya ke Istanbul, diplomat paling senior dalam pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, memulai perjalanan dengan pertemuan bersama Presiden Turki, Tayyip Erdogan. Erdogan, sebagai pemimpin yang mengkritik keras tindakan militer Israel di Gaza, menyebutnya sebagai genosida.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menjelaskan bahwa dalam pembicaraan tersebut, Menlu Blinken menekankan perlunya mencegah penyebaran konflik, menjamin pembebasan sandera, memperluas bantuan kemanusiaan, dan mengurangi korban sipil.
Blinken juga menyoroti kebutuhan akan upaya menuju perdamaian regional yang lebih luas dan abadi. Ia menekankan pentingnya menjamin keamanan Israel sambil mendorong pembentukan negara Palestina. Bersama Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mereka telah membahas perang dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan bahwa pertemuan juga membahas proses ratifikasi persetujuan keanggotaan Swedia dalam aliansi militer NATO. Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, yang turut serta dalam pertemuan, menyatakan frustrasi terhadap proses yang panjang ini, namun yakin Ankara akan segera menyetujui aksesi Swedia setelah mendapat dukungan parlemen Turki bulan lalu.
Anggota parlemen AS sebelumnya menunda penjualan jet tempur F-16 ke Turki hingga Turki menandatangani persetujuan penambahan Swedia ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Swedia, bersama Finlandia, mengajukan permohonan keanggotaan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022, dan akan menjadi anggota aliansi ke-32 setelah Finlandia bergabung tahun lalu.
Selanjutnya, Blinken dijadwalkan melakukan perjalanan ke Pulau Kreta untuk bertemu dengan Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis. Yunani, anggota NATO yang sedang menunggu persetujuan Kongres AS untuk penjualan jet tempur F-35, menyambut kunjungan ini dengan harapan akan adanya perkembangan positif.
Kunjungan Blinken juga akan mencakup negara-negara Arab, Israel, dan Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ia akan menyampaikan pesan bahwa Amerika Serikat tidak menginginkan eskalasi konflik Gaza secara regional.
Pejabat AS menyatakan bahwa Turki memiliki hubungan dengan berbagai pihak dalam konflik tersebut, termasuk hubungannya dengan Iran, musuh AS, dan kelompok militan Palestina, Hamas. Berbeda dengan AS, Turki tidak menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, melainkan sebagai tuan rumah bagi beberapa anggotanya atau sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Perang dimulai ketika pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, dengan klaim tewasnya 1.200 orang dan penyanderaan 240 orang. Israel merespons dengan serangan balasan yang menewaskan 22.700 warga Palestina. Konflik telah meluas ke jalur pelayaran Tepi Barat, Lebanon, dan Laut Merah.
Blinken berharap mencapai kemajuan dalam pembicaraan mengenai bagaimana Gaza dapat diatur ketika Israel mencapai tujuannya untuk memberantas Hamas. Washington menginginkan negara-negara regional, termasuk Turki, memainkan peran penting dalam rekonstruksi, pemerintahan, dan potensi keamanan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak 2007.