Logo
>

Menuju Swasembada Pangan, Dua Saham ini Justru Melemah

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Menuju Swasembada Pangan, Dua Saham ini Justru Melemah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya usai pelantikan, Minggu, 20 Oktober 2024, mengatakan fokus pemerintahannya adalah swasembada pangan. Hal ini didasarkan pada kondisi geografis Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya.

    Sayang, dua saham yang digadang-gadang akan tersengat program swasembada pangan, yakni Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dan Indofood Sukses Makmur (INDF), justru mengalami pelemahan pada sesi pertama perdagangan Senin, 28 Oktober 2024.

    Mengutip data perdagangan Stockbit, saham JPFA terpantau melemah 35 poin atau turun 2,08 persen ke level Rp1.645 pada penutupan sesi pertama hari ini.

    Hal tersebut tentu cukup mengejutkan, karena JPFA memiliki kinerja positif selama satu pekan terakhir dengan performa 2,17 persen. Terlebih, dalam satu bulan terakhir, emiten ini menunjukan performa 15,03 persen.

    JPFA sendiri memiliki likuiditas yang bagus dengan curent ratio (quarter) 1.49, hal ini menunjukan jika perseroan memenuhi kewajiban jangka pendek.

    Emiten yang melantai di bursa pada 1989 ini juga mencatatkan nilai rasio Return On Equity TTM (Trailing Twelve Months) sebesar 15,91 persen, membuktikan jika perusahaan mampu memanfaatkan modal yang dimiliki dalam mendatangkan laba.

    Di sisi lain, INDF  juga mengalami performa yang kurang apik pada perdagangan sesi I hari ini. Emiten ini melemah 75 poin atau 1,00 persen ke level 7,425.

    INDF sejatinya memiliki performa gemilang dalam satu bulan terakhir dengan mencatatkan kinerja sebesar 2,77 persen.

    Emiten yang bergerak di bidang makanan ini mempunyai curent ratio (quarter) 1.79, membuktikan kalau perusahaan bisa membayar kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar. Adapun dari sisi nilai rasio Return On Equity TTM (Trailing Twelve Months), INDF mencatatkan nilai sebesar 10.56 persen yang menunjukan

    Selain dua emiten itu, menurut NH Korindo Sekuritas Indonesia ada lagi emiten yang terdampak positif di antaranya BISI, HOKI, NASI, PMMP, CPIN, AYAM, BEEF, dan TBLA.

    Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto menyebut telah mencanangkan program untuk membuat Indonesia segera swasembada pangan dalam waktu dekat.

    “Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli,” kata Prabowo dalam sambutannya usai terpilih sebagai Presiden RI di gedung DPR MPR, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024.

    Agar dapat merealisasikan swasembada pangan di Indonesia, Mantan Menteri Pertahanan itu mengaku telah mempelajari masalah pangan bersama dengan sejumlah pakar. Ia pun optimistis jika Indonesia akan mampu mencapai ketahanan pangan dalam waktu 4-5 tahun lagi.

    Mentan Amran Beberkan Cara Capai Swasembada Pangan

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi gagasan besar Presiden Prabowo Subianto yang akan dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) secara intensif sebagai upaya mewujudkan kemandirian.

    Amran mengatakan itu dalam materi Program Swasembada Pangan di acara Retreat Kabinet Merah Putih di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 26 Oktober 2024.

    Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Amran menyebut, Kementan telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan. Salah satunya, kata dia, melakukan refocusing anggaran pada tahun 2024 untuk mencapai target produksi beras sebagai bagian dari upaya percepatan produksi pangan.

    “Pemerintah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,7 triliun. Melalui optimalisasi ini memberikan dampak surplus produksi 1,13 juta ton beras dengan nilai total mencapai Rp13,57 triliun. Kebijakan yang tepat ini berhasil meningkatkan produksi beras di Agustus-Oktober 2024 yang tercatat BPS,” kata Amran dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 Oktober 2024.

    Selain itu, Amran juga menyebut Kementan telah menerapkan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian untuk memastikan keberhasilan swasembada pangan. Adapun intensifikasi dilakukan dengan pemanfaatan benih unggul, distribusi pupuk, dan program pompanisasi di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Cimanuk, dan Brantas. Selain itu, upaya optimalisasi lahan rawa seluas 360.000 hektare juga menjadi fokus utama.

    Di sisi lain, ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian ditargetkan pada cetak sawah baru seluas 3 juta hektar yang tersebar di beberapa daerah, antara lain Merauke dengan target 1 juta hektar, Kalimantan Tengah 500.000 hektar, Kalimantan Selatan 300.000 hektar, Sumatera Selatan 200.000 hektar, serta daerah lainnya seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Aceh, dan Sumatera Utara.

    Selain itu, Amran juga mengaku, Kementan akan melakukan revitalisasi terhadap bendungan baru untuk mendukung pengairan yang efektif dan efisien.

    Di sisi lain, petani milenial dan generasi Z dilibatkan secara aktif dalam transformasi pertanian dengan memanfaatkan potensi geografis, topografi, dan penyesuaian iklim dan budaya lokal.

    “Dengan beralih ke pertanian modern, diharapkan biaya produksi dapat ditekan hingga 50 persen dan produksi meningkat hingga 100 persen,” ujar dia.

    Selain mengusulkan dukungan kebijakan tambahan untuk memperkuat swasembada pangan, Amran juga menyebut Kementan berkomitmen untuk mendorong kesuksesan Program Makan Siang Bergizi (MBG) dan Pekarangan Pangan Bergizi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat.

    Begitu juga dengan program Mandiri Energi untuk Pertanian Berkelanjutan sektor pertanian, Amran mengaku, Kementan turut mengembangkan Program Mandiri Energi dengan penggunaan bahan bakar nabati B-50 menuju B-100.

    “Langkah ini diharapkan dapat mendorong kemandirian energi serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon,” jelasnya.

    “Kementerian Pertanian berkomitmen penuh untuk merealisasikan swasembada pangan sebagai pondasi ketahanan nasional, guna mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tuturnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.