KABARBURSA.COM-Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan daging yang cukup menjelang Ramadan, meskipun menghadapi kendala dalam izin impor daging sapi tahun ini.
Menurut Maino Dwi Hartono, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, izin impor daging sapi mengalami keterlambatan dan baru terbit pada 15 Februari 2024.
Meski begitu, Maino menegaskan bahwa kendala ini tidak akan mengganggu pasokan daging dalam negeri, baik itu daging sapi maupun kerbau, karena pemerintah telah menyediakan carry over untuk kebutuhan awal tahun.
"Kami memiliki carry over dari tahun sebelumnya, terutama yang bersifat beku. Meskipun ada keterlambatan, namun secara nasional tidak ada masalah terkait harga dan pasokan, semuanya terjamin," ujar Maino setelah rapat dengan KPPU di Jakarta, dikutip Kamis 29 Februari 2024.
Berdasarkan data Bapanas, pada akhir tahun 2023, stok daging sapi dan kerbau mencapai 88.780 ton. Namun, Maino mengakui bahwa impor daging sapi dan kerbau, baik dalam bentuk hidup, beku, maupun dalam bentuk bakalan, masih diperlukan tahun ini karena produksi dalam negeri belum mencukupi permintaan pasar secara keseluruhan.
Bapanas memproyeksikan produksi daging sapi nasional pada tahun 2023 mencapai 460.899 ton, sementara impor terealisasi sebesar 251.415 ton. Namun, total kebutuhan daging sapi-kerbau mencapai 680.019 ton.
"Meskipun masih melakukan impor, namun dengan adanya carry over dari tahun sebelumnya, menurut saya masalah pasokan daging tidak menjadi isu," tegas Maino.
Untuk memastikan stabilitas harga daging, Maino menegaskan bahwa permintaan terhadap daging tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan komoditas lain seperti beras.
Menurut Data Panel Harga Bapanas pada Kamis (29/2), harga daging sapi murni mengalami penurunan tipis sebesar 0,15 persen menjadi Rp 133.990 per kg. Meski demikian, harga tersebut masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan harga awal tahun yang hanya sekitar Rp 120.000 per kg.
Indro, seorang pedagang daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, menyatakan bahwa harga daging yang ia jual saat ini telah mencapai Rp 130.000-Rp 140.000 per kilogram (kg).
"Hampir setiap hari terjadi kenaikan harga, meskipun hanya sekitar seribu atau dua ribu rupiah, namun bagi kami yang menjual kembali, hal ini cukup signifikan," ungkap Indro kepada Kontan saat ditemui di kedainya pada Selasa (27/2).
Indro mengakui bahwa salah satu penyebab kenaikan harga adalah terlambatnya pasokan daging sapi. Sementara stok daging sapi di Pasar Kebayoran Lama sebagian besar berasal dari sapi impor asal Australia.
Kepala Pasar Kebayoran Lama, Ayib, menyatakan bahwa proses realisasi daging sapi impor di pasar juga mengalami hambatan.
"Beberapa hari yang lalu, menurut informasi saya, sapi impor dari Australia datang. Namun, daging tidak dapat langsung dipotong dan harus menunggu sekitar 2 bulan," ujar Ayib.