KABARBURSA.COM - BCA Syariah resmi menjalin kerja sama dengan PT Henan Putihrai Sekuritas (Henan Sekuritas) guna simplifikasi pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah. Kolaborasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum, mengatakan minat masyarakat terhadap transaksi saham syariah semakin meningkat. Karenanya, dibutuhkan sinergi antara pelaku industri.
"Kerja sama dengan Henan Sekuritas merupakan bagian dari pengembangan layanan berbasis digital yang aman dan terpercaya bagi para investor syariah," ujar dia dalam keterangannya yang diterima Kabarbursa.com, Kamis, 24 Oktober 2024.
Sementara itu Director Transaction Desk Division Henan Sekurita Jurgantara Usman, menjelaskan kolaborasi ini menjadi kunci penting dalam pencapaian target keuangan syariah, meningkatkan daya saing di tingkat regional, dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
"Suatu prinsip yang bukan hanya berlaku bagi umat muslim, tapi juga bisa diterapkan nilai-nilainya bagi seluruh anggota masyarakat," ungkap dia.
BCA Syariah menyediakan layanan RDN yang dapat diakses melalui new mobile Banking BSya dan internet banking BCA Syariah untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan.
Dengan fasilitas mobile dan internet banking tersebut, nasabah dapat mengakses rekening RDN seperti informasi saldo dan mutasi rekening RDN.
Yuli menuturkan, kemudahan akses dan layanan RDN turut mendorong peningkatan minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berinvestasi pada saham syariah.
"Data kami menunjukkan, komposisi nasabah RDN terbanyak berasal dari generasi muda, yakni milenial sebesar 65,02 persen dan generasi Z sebesar 19,60 persen," pungkas Yuli.
Perlu diketahui, investasi syariah dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren pertumbuhan yang signifikan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, investor pasar modal per Juni 2024 telah mencapai lebih dari 14 juta.
Berdasarkan data BEI yang dihimpun dari Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading System (AB-SOTS), dalam lima tahun terakhir jumlah investor syariah telah meningkat lebih dari 240 persen dari 44.536 investor di tahun 2018, menjadi 151.560 investor per Juli 2024 dengan tingkat keaktifan mencapai 14,1 persen.
Proses simplifikasi pembukaan rekening RDN diharapkan semakin meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi syariah.
Literasi Ekonomi Syariah Rendah
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI) Rifki Ismail mengungkapkan hasil survei BI tahun 2022, angka literasi ekonomi syariah hanya 28 persen. Artinya, dari 100 orang, hanya 28 yang memahami keuangan syariah.
Berdasarkan hasil survei yang sama, lanjut Rifki, mengungkapkan bahwa profesi yang paling paham dengan keuangan syariah adalah dosen dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Padahal pegawai non PNS itu jutaan jumlahnya. Tapi, dari hasil survei, mereka ternyata tidak begitu paham ekonomi syariah. Sementara jika berdasarkan wilayah, yang paling banyak memahami ekonomi syariah adalah yang mayoriatas pemeluk Islam dan pesantrennya banyak adalah yang paling paham,” jelas Rifki seperti keterangannya di Jakarta, dikutip Minggu, 29 September 2024.
Ia menyayangkan kondisi ini mengingat potensi ekonomi syariah di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia, total potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp2.050 triliun. Dari jumlah tersebut, sebagian besar masih berupa tanahatau aset yang tidak produktif.
“Nilai ini sangat besar, namun masyarakat Indonesia yang paham tentang kuangan syariah belum merata. Masyarakat hanya menganggap wakaf hanya sebatas untuk masjid, kuburan atau rumah yatim. Padahal di dunia internasional, paradigmanya sudah lebih luas,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa Harvard University memiliki dana abadi atau endowment fund yang lebih besar dari cadangan devisa Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat lebih teredukasi untuk bisa memahami ekonomi syariah dan potensinya yang besar.
Agar pemahaman masyarakat terkait ekonomi syariah dan potensinya meningkat, lanjut dia, BI perlu mengambil peran karena merupakan otoritas moneter di Indonesia dan memiliki kepentingan dengan ekonomi syariah. Karena, menurut dia, aktivitas BI tidak lepas dari kebijakan pemerintah seperti halnya kebijakan fiscal dari pemerintah, kebijakan moneter di BI dan kebijakan jasa keuangan di OJK.
“Jadi, kenapa Bank Indonesia terlibat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk keuangan sosial? Karena dalam ekosistem ini, kami mencoba memberikan gambaran yang lengkap tentang ekosistem ekonomi keuangan syariah,” tuturnya.
Sementara peran dalam pembangunan melalui ekonomi syariah adalah tugas bersama. Menurutnya, tidak ada satu pihak atau otoritas yang bisa mengklaim bahwa ekonomi syariah adalah area tertentu.
“Semua terlibat bersama-sama. Bank Indonesia berada di tengah sebagai mitra regulator bersama Badan Wakaf Indonesia, Badan Amir Zakat, dan otoritas lainnya,” jelasnya.
Terkait dengan peran BI, lanjut dia, ada tiga area utama dalam pengambangan ekonomi syariah, yakni industri halal yang mencakup makanan halal, pariwisata ramah muslim dan fesyen Islami. Kedua sektor keuangan syariah, termasuk moneter syariah, pasar uang syariah, dan makroprudensial syariah. Ketiga, literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah.
Terkait dengan industri halal, BI telah memiliki beberapa program seperti halnya Infratani. BI juga melihat banyaknya jumlah pesantren di Indonesia yang mencapai 28 ribu memiliki potensi ekonomi karena di pesantren tersebut punya unit-unit ekonomi.
Menurutnya, di pesantren tersebut pasti ada UMKM, usaha perikanan dan ada kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan agar dapat mendukung kemandirian pesantren dalam hal ekonomi. Oleh karena itu, pihaknya juga mengembangkan platform untuk membantu pesantren berjualan produk halal.
“Kita Bank Indonesia tidak masuk kepada area fikihnya, atau yang diajarkan karena memang bukan keahlian BI di situ, tapi BI mendukung unit ekonominya agar dapat berkontribusi kepada ekonomi syariah secara umum,” ujarnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.