Logo
>

Minyak Menguat saat Dunia Menanti Terobosan Diplomatik Ukraina–Rusia

Pasar masih terombang-ambing dalam ruang antara optimisme dan keraguan terkait inisiatif perdamaian terbaru di Ukraina

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Minyak Menguat saat Dunia Menanti Terobosan Diplomatik Ukraina–Rusia
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak kembali merayap naik pada Kamis, di tengah tipisnya aktivitas pasar akibat libur Thanksgiving di Amerika Serikat, sementara pelaku industri menimbang peluang tercapainya kesepakatan damai dalam perang Rusia–Ukraina.

    Minyak mentah berjangka Brent—patokan global—menutup sesi dengan kenaikan 21 sen atau 0,2 persen ke angka USD63,34 per barel, menurut laporan Reuters dari New York, Kamis 27 November atau Jumat 28 November dini hari WIB.

    Di sisi lain, West Texas Intermediate (WTI), acuan Amerika Serikat, terdorong naik 45 sen atau 0,8 persen menuju USD59,10 per barel pada pukul 01.46 WIB.

    Analis SEB, Ole Hvalbye, menuturkan bahwa pasar masih terombang-ambing dalam ruang antara optimisme dan keraguan terkait inisiatif perdamaian terbaru di Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyampaikan bahwa delegasi Washington dan Kyiv akan berkumpul pekan ini untuk merumuskan formula yang sempat dibahas dalam pertemuan di Jenewa—sebuah langkah menyusun jalur damai sekaligus memastikan keamanan jangka panjang bagi negaranya.

    Namun, proses perundingan tetap menghadapi hambatan besar, terutama terkait gagasan Presiden AS Donald Trump dalam mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Pemerintah Ukraina masih berhitung cermat, khawatir pada potensi kesepakatan yang menguntungkan Rusia, termasuk permintaan konsesi wilayah yang sensitif.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menilai rancangan peta jalan perdamaian yang dibahas AS dan Ukraina dapat menjadi fondasi menuju penutupan perang. Ia menambahkan, pertempuran bisa berhenti jika pasukan Ukraina mundur dari titik-titik strategis—seraya menegaskan bahwa Moskow tak ragu menggunakan kekuatan militer bila syarat itu tak dipenuhi.

    Di pasar energi, meningkatnya ekspektasi gencatan senjata ikut menekan kecemasan terkait pasokan yang sempat meningkat akibat sanksi baru AS terhadap produsen minyak utama Rusia. Volatilitas geopolitik tetap tinggi, meski peluang meredanya konflik dianggap mampu menyeimbangkan kembali risiko pasokan, demikian catatan Barclays.

    Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama sekutunya diperkirakan mempertahankan tingkat produksi saat ini dalam pertemuan Minggu mendatang. Mereka juga disebut akan menyepakati mekanisme evaluasi kapasitas produksi maksimum tiap anggota, menurut dua delegasi dan satu sumber yang mengetahui pembahasan.
    Delapan anggota OPEC+ yang telah meningkatkan produksi secara bertahap sepanjang 2025 diproyeksikan tetap menahan kenaikan output pada kuartal pertama 2026.

    Harga minyak turut mendapat dorongan dari meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember. Suku bunga yang lebih rendah lazimnya mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperbesar permintaan energi.

    “Kita mendekati akhir tahun dengan likuiditas yang makin menipis dan tanpa katalis baru—kecuali The Fed menghadirkan kejutan bernada hawkish pada pertemuan FOMC 10 Desember,” ujar analis OANDA, Kelvin Wong.

    Ia memperkirakan WTI akan bergerak dalam rentang USD56,80–60,40 hingga tutup tahun.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.