KABARBURSA.COM - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mencatatkan kinerja keuangan yang solid dan disiplin dalam pengelolaan utang pada kuartal I 2025.
Di tengah ekspansi layanan dan pertumbuhan aset yang konsisten, emiten rumah sakit ini berhasil mempertahankan posisi sebagai yang paling rendah beban utangnya di antara lima pemain besar sektor rumah sakit di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, total liabilitas atau utang MIKA tercatat sebesar Rp890 miliar. Nilai ini jauh lebih kecil dibanding emiten lain di sektor yang sama seperti SILO (Rp5,11 triliun), HEAL (Rp4,05 triliun), BMHS (Rp2,41 triliun), dan SRAJ (Rp2,15 triliun).
Dengan total aset sebesar Rp8,73 triliun, rasio utang terhadap aset (debt-to-asset ratio) MIKA berada di bawah 11 persen. Ini mencerminkan struktur modal yang sangat sehat dan konservatif untuk ukuran perusahaan layanan kesehatan skala nasional.
Selain rasio utang rendah, MIKA juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp1,74 triliun pada akhir kuartal I 2025. Ini berarti kas perusahaan lebih besar daripada total liabilitasnya, menandakan posisi likuiditas yang sangat kuat.
Posisi ini memberikan keleluasaan bagi perseroan dalam melakukan ekspansi maupun mengelola risiko operasional tanpa tekanan pinjaman berbunga.
Dengan minimnya utang berbunga, beban keuangan MIKA tercatat sangat kecil. Dalam laporan keuangannya, beban bunga dan biaya keuangan lainnya tidak menjadi kontributor signifikan terhadap pengurangan laba. Sebaliknya, perusahaan fokus menekan biaya administrasi dan meningkatkan efisiensi dari sisi operasional rumah sakit.
Beban umum dan administrasi MIKA tercatat sebesar Rp188 miliar, sementara margin laba kotor tetap tinggi di atas 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kendati perusahaan mengalokasikan dana besar untuk operasional rumah sakit, efisiensi tetap dijaga dengan baik.
Jika dibandingkan dengan pesaingnya, Mitra Keluarga memiliki struktur keuangan yang jauh lebih konservatif. Misalnya:
Siloam Hospitals (SILO) mencatat total utang Rp5,11 triliun.
Medikaloka Hermina (HEAL) sebesar Rp4,05 triliun.
Bunda Medik (BMHS) Rp2,41 triliun.
Mayapada Hospital (SRAJ) Rp2,15 triliun.
Dengan perbandingan ini, MIKA menjadi satu-satunya emiten rumah sakit besar yang membiayai ekspansinya nyaris tanpa ketergantungan pada pinjaman eksternal.
Ekspansi Mitra Keluarga Tetap Berjalan
Meski tidak mengandalkan utang, MIKA tetap melakukan ekspansi melalui internal cash flow dan aset lancar. Jumlah aset tetap per Maret 2025 mencapai Rp4,39 triliun, meningkat dari Rp4,24 triliun pada akhir tahun lalu.
Selain itu, nilai investasi jangka pendek perusahaan juga cukup besar, mencapai Rp874 miliar, memperkuat strategi diversifikasi likuiditas.
Manajemen MIKA menyampaikan bahwa ekspansi rumah sakit akan terus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Penambahan fasilitas baru tetap difokuskan pada wilayah padat penduduk dengan permintaan layanan kesehatan menengah-atas. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.