Logo
>

MoU Perdagangan Karbon Dongkrak Saham PTBA 70 Poin

Ditulis oleh Yunila Wati
MoU Perdagangan Karbon Dongkrak Saham PTBA 70 Poin

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), melalui anak perusahaannya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dan PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), semakin menegaskan komitmennya dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai target net zero emission (NZE). Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait perdagangan karbon.

    Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, mengungkapkan bahwa MoU ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan tujuan MIND ID dan Kementerian BUMN untuk meningkatkan sinergi antar anak perusahaan. Melalui sinergi ini, PTBA berharap dapat memperkuat pengelolaan karbon di seluruh lini bisnis dan mematuhi regulasi perdagangan karbon yang berlaku.

    Potensi Besar Perdagangan Karbon di Indonesia

    Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menekankan pentingnya percepatan implementasi perdagangan karbon di Indonesia. Ia melihat potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan kekayaan alam seperti hutan tropis, padang rumput, dan sumber daya laut.

    "Sumber daya kita besar, potensi pasarnya juga besar, demand sudah ada. Namun carbon trading dan bursa karbon belum berjalan sesuai harapan," ujar Moeldoko, 19 April 2024.

    Moeldoko juga menyoroti pentingnya penyusunan dan harmonisasi regulasi, khususnya terkait pajak karbon dan penetapan ambang batas emisi karbon. Hal ini perlu segera diselesaikan agar Indonesia dapat menangkap potensi ekonomi pasar yang besar.

    Perdagangan Karbon di Indonesia: Langkah Konkret

    Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong perdagangan karbon. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:

    • Peraturan Presiden No 98 Tahun 2021: Mengatur penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target kontribusi nasional.
    • Peraturan Menteri LHK 21/2022: Mengatur lebih lanjut mengenai perdagangan karbon.
    • Peluncuran Bursa Karbon Indonesia (BKI): Diresmikan pada September 2023 dan menjadi platform untuk perdagangan karbon di Indonesia.
    • Pilot project perdagangan karbon: Saat ini sedang berjalan dan diharapkan dapat menghasilkan Peraturan Menteri LHK terkait perdagangan karbon luar negeri pada Juni 2024.

    Karenanya, perdagangan karbon di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Dengan potensi sumber daya alam yang besar dan dukungan pemerintah yang kuat, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam pasar karbon global.

    Manfaat Perdagangan Karbon

    Ada banyak manfaat dari perdagangan karbon di Indonesia, yaitu:

    • Pengurangan emisi gas rumah kaca: Mendorong perusahaan dan individu untuk mengurangi emisi karbon.
    • Pembiayaan proyek lingkungan: Pendapatan dari perdagangan karbon dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek lingkungan.
    • Peningkatan daya saing: Perusahaan yang berhasil mengurangi emisi karbon dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
    • Pertumbuhan ekonomi: Perdagangan karbon dapat menciptakan peluang bisnis baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Tetapi, tetap saja ada tantangan dari perdagangan karbon ini, di antaranya perlu adanya harmonisasi regulasi yang jelas dan komprehensif, dibutuhkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola perdagangan karbon, dan perlu adanya mekanisme yang transparan untuk memastikan integritas perdagangan karbon.

    Penandatanganan MoU antara PTBA dan anak perusahaannya merupakan langkah penting dalam pengembangan perdagangan karbon di Indonesia. Dengan potensi yang besar dan dukungan pemerintah yang kuat, perdagangan karbon dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Kinerja PTBA

    Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 15.50 WIB, saham PTBA dijual dengan harga Rp2.800, naik 70 poin dari perdagangan sebelumnya atau setara dengan 2,56 persen. Mengutip data Stockbit, Selasa, 17 September 2024, kinerja saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa tantangan, perusahaan tetap memiliki indikator keuangan yang solid.

    PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merupakan salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Kinerja keuangan perusahaan ini menarik perhatian investor karena valuasi yang menarik dan dividen yang tinggi.

    Valuasi Menarik, Dividen Menggiurkan

    • Valuasi Murah: Dengan rasio P/E yang lebih rendah dari rata-rata pasar, PTBA dinilai lebih murah dibandingkan perusahaan sejenis. Ini mengindikasikan potensi kenaikan harga saham di masa depan.
    • Dividen Tinggi: Tingkat dividen PTBA sangat menarik, jauh di atas rata-rata. Ini artinya investor dapat memperoleh pendapatan pasif yang cukup besar dari kepemilikan saham PTBA.

    Kinerja Keuangan yang Solid, Namun Ada Tantangan

    • Pertumbuhan Pendapatan Kuat: PTBA berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cukup baik. Ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap produk perusahaan masih cukup tinggi.
    • Penurunan Laba Bersih: Meskipun pendapatan meningkat, laba bersih PTBA justru mengalami penurunan. Hal ini perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya, apakah karena peningkatan biaya produksi atau faktor lainnya.
    • Posisi Keuangan Sehat: Dengan rasio utang terhadap ekuitas yang rendah dan kemampuan membayar bunga yang baik, PTBA memiliki posisi keuangan yang sehat.

    Performa Saham Fluktuatif

    • Kinerja Satu Tahun: Harga saham PTBA sedikit menurun dalam setahun terakhir.
    • Kinerja Tahun Ini: Namun, tahun ini harga saham PTBA mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

    Bagi investor yang memiliki toleransi risiko yang cukup tinggi dan mencari pendapatan pasif, PTBA bisa menjadi pilihan yang menarik. Namun, disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan faktor-faktor di atas sebelum mengambil keputusan investasi.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79