KABARBURSA.COM - Tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dikabarkan bakal naik setelah tarif moda transportasi ini belum mengalami kenaikan sejak 2016.
Kenaikan tarif KRL Jabodetabek dinilai bakal memberatkan sejumlah masyarakat. Untuk menghindari hal ini, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno memberikan solusi.
Djoko menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI menerapkan cara yang diberlakukan Pemprov Jawa Tengah (Trans Jateng) dan Pemerintah Kota (Pemkot ) Semarang (Trans Semarang) dalam memberikan subsidi penumpang bus.
"Tarif Trans Semarang yang dikelola Pemerintah Kota Semarang Rp4.000, ada tarif khusus Rp1.000 yang diberikan pelajar atau mahasiswa, pemegang kartu identitas anak (KIA), anak usia di bawah lima tahun (balita), disabilitas, isian (usia 60 tahun ke atas) dan veteran," jelasnya kepada Kabar Bursa, Senin 6 Mei 2024.
Sementara Trans Jateng yang dikelola Pemprov Jawa Tengah, lanjut Djoko, bertarif Rp4.000, diberikan tarif separuh (Rp 2 ribu) untuk pelajar, mahasiswa dan buruh.
Di sisi lain Djoko mengatakan, jika memang ada penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, maka anggaran PSO perkeretaapian dapat dialihkan untuk menambah anggaran bus perintis.
"Jika ada penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, maka anggaran PSO perkeretaapian dapat dialihkan untuk menambah anggaran bus perintis yang dioperasikan di seantero Nusantara supaya tidak ada ketimpangan anggaran," ujar dia.
Djoko melanjutkan, pihak Pengelola Transjakarta dan PT KCI juga bisa membuka pendaftaran bagi warga yang mau mendapatkan tarif khusus itu. Jika buruh, selain menunjukkan KTP, mereka juga bisa menunjukkan surat keterangan dari tempat bekerja atau RT setempat
"Jika ketahuan berbohong (mungkin ada yang melapor atau ada petugas yang bisa memverifikasi), bisa dicabut dan bisa juga untuk sementara waktu tidak boleh menggunakan bus Transjakarta," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, tarif KRL Jabodetabek saat ini dibanderol Rp3.000 untuk 25 kilometer pertama dan ditambah Rp1.000 untuk 10 kilometer berikutnya.
Adapun wacana kenaikan tarif KRL Jabodetabek mencuat setelah Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal mengatakan sempat membahas kenaikan tarif tersebut.
Namun begitu, dia menyatakan kenaikan tarif KRL Jabodetabek merupakan kebijakan dari pemerintah.