Logo
>

MYOR Berencana Likuidasi Anak Usaha di Belanda, Ada Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
MYOR Berencana Likuidasi Anak Usaha di Belanda, Ada Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Mayora Indah Tbk (MYOR), perusahaan yang dikenal luas melalui merek dagang seperti Kopiko, Astor, dan Beng-Beng, memberikan penjelasan resmi mengenai rencana likuidasi salah satu anak usahanya, Mayora Nederland B.V., yang berbasis di Belanda.

    Menurut Yuni Gunawan, Corporate Secretary MYOR Yuni Gunawan menjelaskan, keputusan ini diambil karena keberadaan Mayora Nederland B.V. tidak lagi relevan dengan kebutuhan operasional perusahaan saat ini.

    Mayora Nederland B.V. awalnya didirikan pada tahun 1996 untuk mendukung penerbitan program Global Medium Term Note (GMTN), di mana PT Mayora Indah Tbk bertindak sebagai penjamin. Langkah ini memungkinkan perusahaan memperoleh pendanaan melalui penerbitan global bonds dalam mata uang asing, khususnya dolar AS.

    Namun, perubahan kondisi ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar, khususnya antara dolar AS dan Rupiah, telah menciptakan tantangan yang signifikan dalam pengelolaan risiko keuangan perusahaan.

    Seiring berjalannya waktu, MYOR memutuskan untuk tidak lagi menarik pinjaman dalam mata uang asing dan sepenuhnya beralih fokus pada pinjaman dalam mata uang Rupiah. Langkah strategis ini diambil untuk meminimalkan risiko nilai tukar dan mendukung stabilitas keuangan perusahaan. Menurut Yuni Gunawan, kebijakan ini selaras dengan upaya perusahaan dalam mengelola keuangan secara lebih efisien dan berkelanjutan.

    Kepemilikan Mayora Nederland B.V. sepenuhnya berada di bawah PT Mayora Indah Tbk, yang memiliki 100 persen saham anak perusahaan tersebut. Dalam proses likuidasi, entitas ini memiliki kewajiban senilai kurang lebih Rp35 miliar. Meski begitu, jumlah tersebut sudah terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaan, sehingga tidak dianggap sebagai transaksi material menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Selain itu, likuidasi ini juga dipastikan tidak menimbulkan konflik kepentingan.

    MYOR menegaskan bahwa likuidasi Mayora Nederland B.V. tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha maupun posisi keuangan perusahaan. Sebaliknya, keputusan ini diharapkan mampu memberikan efisiensi biaya operasional yang sebelumnya timbul akibat keberadaan entitas tersebut.

    Dengan langkah ini, MYOR kembali menunjukkan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan dinamika ekonomi global sekaligus mempertahankan posisi perusahaan sebagai salah satu pemain utama dalam industri makanan dan minuman ringan di Indonesia maupun dunia.

    Mayora Mulai Menghijau

    Saham MYOR mencatatkan kinerja positif pada perdagangan Jumat, 24 Januari 2025, dengan kenaikan sebesar 20 poin atau 0,80 persen. Saham ditutup pada level Rp2.520.

    Saham MYOR dibuka di level Rp2.510 dan sempat menyentuh titik tertinggi hariannya di Rp2.550 sebelum akhirnya bergerak ke level terendah di Rp2.470,00. Kenaikan ini menunjukkan sentimen pasar yang cukup optimis terhadap emiten makanan dan minuman ringan tersebut.

    Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp56,34 triliun, MYOR tetap menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor di sektor konsumer. Price-to-earnings (P/E) ratio sebesar 17,70 menunjukkan valuasi saham yang relatif wajar, sementara dividend yield di kisaran 2,18 persen mencerminkan potensi keuntungan bagi investor yang mengincar pendapatan dari dividen.

    Melihat rentang pergerakan setahun terakhir, saham MYOR memiliki volatilitas yang cukup besar dengan harga tertinggi mencapai Rp3.010 dan terendah di Rp2.200. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan, kondisi ekonomi global, dan sentimen terhadap sektor konsumer di Indonesia.

    Keberhasilan Mayora Indah dalam mempertahankan pertumbuhan bisnis dan efisiensi keuangan, seperti yang baru-baru ini ditunjukkan dengan rencana likuidasi Mayora Nederland B.V., menjadi salah satu alasan kepercayaan pasar terhadap emiten ini. Ditambah lagi, perusahaan ini dikenal memiliki portofolio produk yang kuat dan pangsa pasar luas, baik domestik maupun internasional. Hal ini menjadi katalis utama yang mendukung stabilitas saham MYOR di tengah tantangan ekonomi global.

    Para analis memperkirakan saham MYOR memiliki ruang untuk terus tumbuh, terutama dengan strategi manajemen risiko nilai tukar dan fokus pada diversifikasi bisnis. Namun, investor tetap disarankan untuk mencermati fluktuasi harga saham dan memastikan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansial masing-masing.

    Cukai MBDK Jadi Sentimen Negatif?

    Rencana pemerintah menerapkan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di paruh kedua tahun 2025 diprediksi akan memberikan tekanan pada sejumlah emiten di sektor konsumer, termasuk PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

    Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren, menyebutkan bahwa kebijakan ini dapat menjadi sentimen negatif. Berdasarkan analisisnya, Mayora Indah berpotensi terdampak lebih besar, dengan paparan sekitar 25–30 persen dari total pendapatan.

    Sebenarnya, dampak penerapan cukai ini dapat diminimalkan apabila perusahaan-perusahaan terkait mampu berinovasi, misalnya dengan mengembangkan produk berkandungan gula rendah (less sugar) atau dengan meneruskan beban cukai kepada konsumen melalui penyesuaian harga jual produk.

    Sementara, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Nirwala Dwi Heryanto, menjelaskan bahwa penerapan cukai MBDK bertujuan untuk mengatasi konsumsi gula berlebihan di masyarakat. Konsumsi gula yang tidak terkendali telah menjadi perhatian serius karena berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, seperti diabetes dan obesitas.

    Pemerintah menargetkan penerimaan negara dari cukai MBDK sebesar Rp3,5 triliun pada tahun 2025. Dalam diskusi di DPR, tarif cukai awal diusulkan sebesar 2,5 persen pada 2025, dengan rencana peningkatan bertahap hingga mencapai 20 persen. Cukai ini direncanakan dikenakan pada produk dengan kadar gula lebih dari 6 gram per 100 ml, baik yang menggunakan pemanis alami maupun buatan.

    Sebelum kebijakan ini diberlakukan, pemerintah akan merumuskan aturan teknis melalui Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Regulasi tersebut akan mencakup aspek-aspek penting seperti ambang batas kadar gula, jenis produk yang dikenakan cukai, serta besaran tarif yang ditetapkan.

    Tidak semua produk dalam kategori MBDK akan dikenakan cukai secara merata. Produk yang memenuhi kriteria tertentu, sebagaimana diatur dalam peraturan teknis mendatang, akan menjadi subjek kebijakan ini. Dengan demikian, potensi dampak terhadap perusahaan masih akan bergantung pada rincian regulasi yang dirumuskan.

    Bagi perusahaan seperti Mayora Indah dan Sido Muncul, kesiapan untuk beradaptasi terhadap kebijakan ini akan sangat menentukan kinerja keuangan mereka ke depan. Inovasi dalam pengembangan produk rendah gula serta strategi penyesuaian harga dapat menjadi solusi mitigasi terhadap tekanan yang muncul akibat penerapan cukai ini.

    Sementara itu, kebijakan cukai MBDK ini juga diperkirakan akan membawa perubahan signifikan di pasar. Konsumen mungkin menghadapi kenaikan harga, sementara pemerintah berpotensi meningkatkan penerimaan negara dari kebijakan fiskal ini. Dalam jangka panjang, implementasi kebijakan cukai MBDK akan turut memengaruhi dinamika sektor konsumer serta memberikan dampak terhadap perekonomian nasional di tahun 2025.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79