KABARBURSA.COM - PT Asuransi Umum Mega atau Mega Insurance, sedang naik pamor. Perusahaan asuransi milik Chairul Tanjung ini mencatatkan premi asuransi properti sebesar Rp150 miliar di semester pertama 2024. Angka tersebut meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Compliance Director Mega Insurance, Diang Edelina, mengungkapkan bahwa peningkatan premi asuransi properti perusahaan didorong oleh kerjasama yang solid dengan mitra usaha serta penetrasi pasar yang lebih besar.
“Peningkatan premi asuransi properti didorong oleh kerjasama dengan mitra usaha serta penetrasi yang lebih besar dari mitra usaha dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Diang, Senin, 29 Juli 2024.
Mega Insurance menargetkan pertumbuhan premi asuransi properti hingga akhir 2024 di atas 18 persen, dengan fokus pada bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Hingga akhir Juni, klaim asuransi properti yang telah dibayarkan berada di bawah Rp50 miliar, turun 15 persen dibandingkan dengan klaim tahun 2023.
Laporan keuangan konvensional Mega Insurance per Juni 2024 menunjukkan hasil yang positif. Pendapatan premi perusahaan mencapai Rp809 miliar, meningkat 19,18 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp679 miliar pada Juni 2023. Hasil underwriting perusahaan juga mengalami peningkatan 18,18 persen yoy menjadi Rp94,4 miliar dari Rp79,88 miliar pada tahun sebelumnya.
Selain itu, hasil investasi naik 16,63 persen menjadi Rp26,4 miliar dari sebelumnya Rp22,7 miliar. Mega Insurance berhasil memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp50,5 miliar, meningkat 23,75 persen yoy dari Rp40,8 miliar pada Juni 2023.
Hingga akhir Juni 2024, ekuitas perusahaan tercatat mencapai Rp666 miliar, naik 12,09 persen yoy dari Rp594 miliar pada Juni 2023. Liabilitas perusahaan mencapai Rp1,13 triliun, meningkat 9,39 persen yoy dari Rp1,03 triliun pada Juni 2023. Jumlah aset yang dimiliki perseroan mencapai Rp1,79 triliun, naik 10,3 persen yoy dari Rp1,62 triliun pada Juni 2023.
Kesehatan keuangan perusahaan juga terjaga dengan Risk Based Capital (RBC) mencapai 233,35 persen, naik dari 225,77 persen pada Juni 2023. Angka ini berada di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen.
Dengan kerjasama yang kuat dan penetrasi pasar yang semakin luas, Mega Insurance berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid, menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilitas yang kokoh.
Potensi Cuan Saham Properti di Kuartal II
Penjualan residensial menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 31,2 persen year-on-year (yoy) pada kuartal I-2024, sementara harga jual rata-rata (average selling price/ASP) tetap stabil dengan pertumbuhan sebesar 1,9 persen yoy. Lantas, bagaimana prospek saham-saham properti seperti BSDE, CTRA, dan SMRA?
Menurut analis MNC Sekuritas, Muhamad Rudy Setiawan, lonjakan biaya sewa memicu peningkatan kepemilikan rumah, yang naik menjadi 84,5 persen pada 2023. Hal ini menandakan pergeseran minat konsumen yang semakin tertarik pada produk properti.
Di sisi lain, sektor properti mengalami pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) rata-rata sebesar 11,5 persen yoy pada kuartal I-2024.
“Absennya mal baru dalam dua tahun terakhir berdampak positif pada pemulihan tingkat okupansi, khususnya di Jakarta, dengan rata-rata tingkat okupansi di wilayah Jabodetabek mencapai 70,3 persen pada kuartal I-2024,” ujar Rudy dalam risetnya.
MNC Sekuritas mempertahankan peringkat overweight untuk sektor properti, didorong oleh rata-rata diskon NAV (net asset value) sebesar 55-70 persen. Saham utama yang direkomendasikan adalah Bumi Serpong Damai (BSDE), Ciputra Development (CTRA), dan Summarecon Agung (SMRA).
Potensi Saham:
- BSDE: Rekomendasi beli dengan target harga Rp1.400. Saat ini, saham BSDE diperdagangkan di harga Rp1.030, menawarkan potensi keuntungan (cuan) sebesar 36 persen.
- CTRA: Rekomendasi beli dengan target harga Rp1.300. Saat ini, saham CTRA berada di harga Rp1.270, dengan potensi keuntungan sebesar 2,3 persen.
- SMRA: Rekomendasi beli dengan target harga Rp750. Saat ini, saham SMRA diperdagangkan di harga Rp595, memberikan potensi keuntungan sebesar 26 persen.
- PWON: Rekomendasi beli dengan target harga Rp585. Saham Pakuwon Jati (PWON) saat ini diperdagangkan di harga Rp420, menawarkan potensi keuntungan sebesar 39 persen.
Meskipun sektor properti mendapatkan keuntungan dari program insentif pajak pertambahan nilai (PPN) dan bauran produk dengan harga rumah di bawah Rp5 miliar per unit, beberapa faktor penghambat seperti narasi hawkish dan pengaruh tahun pemilu harus diperhatikan. Dengan potensi cuan yang menjanjikan, saham-saham ini bisa menjadi pilihan menarik bagi para investor.
Pendapatan BSDE Naik 31 Persen
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengalami lonjakan pendapatan usaha yang mengesankan pada kuartal pertama 2024, tumbuh dua digit sebesar 31,25 persen menjadi Rp3,77 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai Rp2,88 triliun.
Dominasi segmen penjualan tanah, bangunan, dan strata title menjadi pendorong utama, menyumbang 88,98 persen dari total pendapatan usaha konsolidasi BSDE, setara Rp3,36 triliun. Ini menjadikannya sebagai segmen terbesar dalam portofolio perusahaan.
Tidak hanya itu, segmen sewa juga menunjukkan performa yang solid dengan kontribusi Rp234,66 miliar, atau 6,22 persen dari pendapatan usaha konsolidasi, menempatkannya di posisi kedua.
Sementara itu, segmen pengelola gedung menyumbang Rp92,00 miliar, atau 2,44 persen dari total pendapatan usaha konsolidasi selama tiga bulan pertama 2024, menempati posisi ketiga dalam kontribusi.(*)