Logo
>

NCKL bakal Buyback Saham Rp1 Triliun dan Bagi Dividen

Ditulis oleh Syahrianto
NCKL bakal Buyback Saham Rp1 Triliun dan Bagi Dividen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten pertambangan nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), atau dikenal sebagai Harita Nickel, telah menyetujui rencana pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp1 triliun.

    Rencana ini mendapat persetujuan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Kamis, 27 Juni 2024, sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 26 Tahun 2023.

    Direktur Utama Harita Nickel, Roy Armand Afandi, menyatakan bahwa aksi korporasi ini akan dilakukan dalam jangka waktu maksimal 12 bulan sejak disetujui.

    "Kami melihat saat ini fundamental perusahaan cukup baik, sehingga manajemen merencanakan pembelian kembali saham dengan jumlah maksimal Rp1 triliun," ujar Roy, dikutip Jumat, 28 Juni 2024.

    Roy juga menegaskan bahwa perusahaan akan terus menjaga posisi keuangan yang sehat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja di masa depan.

    Menurutnya, langkah ini sejalan dengan ambisi perusahaan dan pentingnya ekspansi strategis dalam menghadapi tantangan global.

    "Kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi yang bijaksana dan mengembangkan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan," ujarnya.

    Sepanjang kuartal I 2024, produksi tambang mencapai 5,88 juta wet metric ton (wmt), meningkat 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dari sisi keuangan, NCKL membukukan laba bersih sebesar Rp1 triliun, turun 26,82 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,36 triliun. Namun, total pendapatan tercatat sebesar Rp6,03 triliun, naik 26,07 persen dibandingkan kuartal I 2023 yang sebesar Rp4,78 triliun.

    NCKL Bagikan Dividen

    NCKL akan mendistribusikan dividen sebesar Rp1,6 triliun, yang setara dengan 30 persen dari laba tahun buku 2023. Keputusan ini diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diadakan Kamis, 27 Juni 2024.

    Berdasarkan total modal saham yang disetor dan ditempatkan penuh oleh perusahaan, yang saat ini mencapai 63,09 miliar saham, perkiraan nilai dividen per saham (DPS) adalah Rp26 per saham.

    "Total Rp1,6 triliun akan kami bagikan sebagai dividen," kata Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy.

    Selama tahun 2023, NCKL mencatat laba bersih sebesar Rp5,18 triliun, yang mengalami kenaikan 20,40 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,66 triliun. Ini mencerminkan kinerja yang solid dari perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

    Pendapatan total emiten pertambangan nikel dari kontrak dengan pelanggan juga melonjak signifikan, meningkat 149,35 persen menjadi Rp23,85 triliun dari Rp9,56 triliun pada tahun sebelumnya.

    Tidak hanya itu, RUPST juga memutuskan untuk melakukan perombakan dalam jajaran direksi. Saat ini, susunan direksi termasuk:

    • Direktur Utama: Roy Armand Arfandi
    • Direktur: Suparsin Darmo Liwan
    • Direktur: Tonny Hasudungan Gultom
    • Direktur: Lim Sian Choo
    • Direktur: Younsel Evand Ro

    Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan kepemimpinan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar dan meningkatkan nilai perusahaan untuk para pemegang saham dan stakeholder lainnya.

    Kinerja Keuangan NCKL

    Berdasarkan laporan keuangan, susutnya laba bersih NCKL terjadi di tengah kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan.

    Pada kuartal I 2024, NCKL memperoleh pendapatan sebesar Rp6,03 triliun, atau naik sebesar 26,07 persen dibandingkan periode kuartal I 2023 yang sebesar Rp4,78 triliun.

    Naiknya pendapatan Harita Nickel ditopang oleh keuntungan hasil pengolahan nikel menjadi Rp5,55 triliun dari sebelumnya di Rp3,87 triliun. Sementara itu, penambangan nikel mengalami penurunan menjadi Rp481,1 miliar dari sebelumnya di Rp912,7 miliar.

    Naiknya pendapatan tersebut turut membuat beban pokok penjualan membengkak 37,17 persen menjadi Rp4,41 triliun dari sebelumnya, Rp3,21 triliun.

    Dari situ, laba kotor tercatat masih mengalami kenaikan menjadi Rp1,61 triliun dari sebelumnya di Rp1,56 triliun.

    Perseroan juga berhasil menekan beban penjualan, umum dan administrasi menjadi Rp373,5 miliar dari sebelumnya di Rp394,3 miliar. Itu menyebabkan laba usaha masih tercatat di Rp1,38 triliun, naik dari sebelumnya di Rp1,36 triliun.

    Namun, NCKL belum berhasil menekan biaya keuangan yang naik 151,92 persen menjadi Rp222,7 miliar dari sebelumnya hanya di Rp88,4 miliar. Kemudian, beban pajak penghasilan juga tercatat sebesar Rp192,08 miliar.

    Itu menyebabkan laba periode berjalan susut menjadi Rp1,29 triliun dari sebelumnya di Rp1,49 triliun dan mempengaruhi laba bersih. Laba per saham juga susut menjadi Rp16,46 dari sebelumnya di Rp24,83.

    Sementara itu, NCKL mencatatkan total aset hingga akhir Maret 2024 sebesar Rp48,28 triliun, naik dari periode kuartal I 2023 yang sebesar Rp45,28 triliun. Ekuitas neto juga naik menjadi Rp29,91 triliun dari sebelumnya di Rp28,39 triliun. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.