KABARBURSA.COM-Presiden Jokowi menyoroti fakta bahwa biaya logistik di Indonesia masih sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Beliau mengingatkan bahwa sepuluh tahun yang lalu, biaya logistik Indonesia mencapai 24 persen dari PDB, sementara negara lain sudah berada di kisaran 9 persen-12 persen.
"Saat ini, biaya logistik kita sudah turun sekitar 14 persen. Meskipun ada penurunan, namun tetap sedikit lebih tinggi dari negara lain. Hal ini merupakan tantangan bersama yang harus kita selesaikan," kata Jokowi saat meresmikan Makassar New Port, dikutip dari Youtube Kompas TV Jumat 23 Februari 2024.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto, menekankan bahwa reformasi logistik harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai sektor.
"Peningkatan efisiensi logistik membutuhkan pemerataan ekonomi dan peningkatan perdagangan di daerah, termasuk peningkatan performa pelabuhan, bandara, efisiensi jasa kepelabuhanan, dan hal lainnya," ungkap Carmelita.
Dia menambahkan bahwa Indeks Kinerja Logistik (LPI) Indonesia pada tahun 2023 menempati peringkat 63, menunjukkan penurunan dari peringkat 45 pada tahun 2018. Hal ini menandakan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintahan yang baru dapat memberikan perhatian khusus pada sektor transportasi dan logistik. "Kita berharap pemerintah yang baru dapat mengatasi gangguan operasional dalam transportasi, serta memastikan keselamatan dan keamanan di laut," tambahnya.
Carmelita juga mengakui bahwa sektor logistik di Indonesia memiliki keunikan yang berbeda dengan negara lain. Konektivitas multimoda menjadi penting, di mana barang harus diangkut menggunakan minimal dua moda transportasi yang berbeda berdasarkan satu kontrak.
Data LPI tahun 2023 menunjukkan bahwa Indonesia meraih skor total 3,0 atau berada di peringkat 63. Angka ini menurun dibandingkan dengan LPI tahun 2018 yang mencapai skor 3,15 atau berada di peringkat 46. Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI tahun 2023 tertinggi adalah Singapura (peringkat 7), diikuti oleh Malaysia (31), Thailand (37), Filipina (47), Vietnam (50), Indonesia (63), dan Kamboja (116).
Sementara itu, berdasarkan riset Kontan, Indonesia menjadi negara dengan biaya logistik tertinggi di Asia pada tahun 2019, mencapai 24 persen dari PDB. Diikuti oleh Vietnam (20 persen), Thailand (15 persen), Cina (14 persen), Malaysia (13 persen), Filipina (13 persen), India (13 persen), Taiwan (9 persen), Korea Selatan (9 persen), Singapura (8 persen), dan Jepang (8 persen).