Logo
>

Pabrik Sel Baterai Indonesia Kalah Jauh dengan China

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Pabrik Sel Baterai Indonesia Kalah Jauh dengan China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Hyundai Motor Group dan LG Energi Solution baru saja meresmikan fasilitas produksi baterai lokal melalui sistem joint venture bersama PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power. Fasilitas produksi sel baterai ini adalah yang pertama di Indonesia untuk membangun ekosistem mobil listrik atau EV.

    Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai pembangunan pabrik sel baterai EV LG di Karawang adalah langkah monumental bagi industri EV di Indonesia. Menurutnya, pembangunan ini adalah bukti nyata dan komitmen pemerintah serta investor untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

    “Kehadiran pabrik sel baterai EV di Karawang akan memperkuat rantai pasok industri EV di Indonesia. Dengan produksi baterai lokal, ketergantungan pada impor baterai akan berkurang, sehingga mengurangi risiko fluktuasi harga dan memastikan pasokan yang stabil,” kata Yannes saat dihubungi Kabar Bursa, Jumat, 5 Juli 2024.

    Yannes menilai, hadirnya pabrik sel baterai mobil listrik dapat meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) kendaraan listrik dari segi kemandirian menghadirkan baterai yang diproduksi secara lokal.

    Peningkatan TKDN, kata dia, dapat memberi dampak positif dalam hal menekan harga mobil listrik agar terjangkau masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Karena, selama ini rendahnya populasi mobil listrik di Indonesia adalah karena harga mobil listrik belum terjangkau masyarakat.

    Sambutan hadirnya mobil listrik di Indonesia tidak sebaik ketika mobil low cost green car (LCGC) masuk ke Indonesia. Pada saat itu, mobil LCGC langsung terjual melebihi satu juta unit. Karena mobil LCGC yang dijual di Indonesia dapat dibeli dengan harga mulai Rp120 jutaan.

    Ketika TKDN meningkat, Yannes optimistis jika populasi kendaraan listrik di Indonesia akan meningkat dalam waktu dekat. Jika mengacu dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada kuartal pertama 2024, penjualan mobil listrik mulai meningkat hingga lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada periode sebelumnya.

    “Peningkatan TKDN ini akan memberikan dampak positif pada harga mobil listrik, sehingga menjadikannya lebih terjangkau bagi konsumen. Terakhir, dengan memiliki pabrik sel baterai sendiri, Indonesia akan memiliki daya saing yang lebih kuat dalam industri EV global. Hal ini akan menarik lebih banyak investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Yannes.

    Kalah dengan China

    Pada momen peresmian pabrik sel baterai mobil listrik, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengklaim bahwa melalui pabrik sel baterai PT HLI Green Power, Indonesia dapat memenangkan kompetisi dengan negara lain terkait dengan industri kendaraan listrik.

    Dasar klaim Jokowi tersebut didasarkan pada kepemilikan Indonesia pada tambang yang dibutuhkan untuk bahan baku sel baterai mobil listrik, yakni nikel, tembaga, dan bauksit. Jokowi juga mengungkapkan bahwa smelter, baterai EV dan pabrik mobil juga tersedia di Indonesia sehingga dapat terintegrasi dalam sebuah ekosistem mobil listrik.

    “Saya sangat menghargai investasi mobil Hyundai dan grand package ekosistem baterai listrik yang terintegrasi antara Hyundai dan LG. Semoga ini menandai semakin baiknya hubungan antara Republik Korea dan Indonesia,” kata Jokowi, Kamis 4 Juli 2024.

    Di sisi lain, klaim Jokowi tersebut tidak terbukti karena dari segi kapasitas produksi pabrik sel baterai yang baru diresmikan ini masih jauh di bawah Tiongkok. Tanpa sumber daya sebanyak Indonesia, kapasitas produksi sel baterai dari Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) mencapai 107 GWh pada tahun ini.

    Pabrik sel baterai BYD menempati urutan kedua terbesar di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 47 GWh. Indonesia melalui HLI Green Power berada di posisi ketiga dengan kapasitas produksi mencapai 10 GWh per tahun.

    “Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar di dunia memiliki peluang emas untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alamnya melalui kolaborasi dan pembentukan berbagai strategi partnership untuk membangun pabrik baterai bersama-sama dengan pemain-pemain raksasa dunia dalam membangun pabrik baterainya di Indonesia,” kata Yannes.

    Menurutnya, industri baterai EV Indonesia masih punya peluang untuk meningkatkan daya saing di tingkat global karena ketersediaan sumber daya alam. Untuk memenangkan persaingan, kata Yannes, diperlukan kolaborasi dengan pemain global untuk mendorong transfer teknologi dan pengetahuan ke Indonesia.

    “Hal ini akan memperkuat industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk baterai Indonesia di pasar global. Perlu diingat bahwa demand baterai EV akan bergerak dengan percepatan deret ukur kedepannya,” tuturnya.

    Terkait dengan keputusan menjalin kerja sama dengan Korea, akademisi dari Institut Teknologi Bandung itu meminta pemerintah menjalin kemitraan strategis dengan sebanyak mungkin investor yang ingin berinvestasi untuk meningkatkan nilai tambah bahan tambang dan mineral Indonesia.

    “Keputusan terbaik bagi Indonesia haruslah mempertimbangkan kepentingan nasional secara menyeluruh, termasuk aspek ekonomi, teknologi, lingkungan, dan geopolitik,” ujarnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.