Logo
>

Pasar Kripto Lemas, Kapitalisasi Anjlok Hampir 4 Persen

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Pasar Kripto Lemas, Kapitalisasi Anjlok Hampir 4 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali mengalami tekanan. Kapitalisasi pasar global hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, terjun 3,85 persen menjadi USD3,22 triliun (sekitar Rp51,52 kuadriliun). Berdasarkan data Coinmarketcap yang dilihat pukul 08.53 WIB, volume perdagangan dalam 24 jam terakhir ambruk 41,75 persen atau hanya mencapai USD194 miliar (sekitar Rp3,1 kuadriliun). Pasar kripto benar-benar lagi tak bergairah.

    CoinMarketCap 100 Index (CMC100), yang mengukur pergerakan 100 aset kripto terbesar, turun 4,13 persen ke USD198,42 (sekitar Rp3,17 juta). Sementara itu, Bitcoin (BTC) tak bisa menghindari tren negatif. Raja kripto ini melemah 3,36 persen ke USD98.000,60 (sekitar Rp1,56 miliar). Sinyal bearish mulai terlihat di pasar dengan para trader masih wait and see apakah BTC bakal bertahan di level psikologis ini atau lanjut longsor.

    Tak cuma Bitcoin, Ethereum (ETH) juga terjebak di tren penurunan. Kripto ini ambles 3,88 persen ke USD2.735,12 (sekitar Rp43,76 juta). Sementara itu, XRP, yang biasanya cukup stabil, kali ini malah jadi korban terbesar, turun 8,05 persen ke USD2,52 (sekitar Rp40.320).

    Solana (SOL) juga terkena imbas, turun 5,23 persen ke USD206,94 (sekitar Rp3,31 juta). Sedangkan Binance Coin (BNB) jatuh 6,50 persen ke USD571,24 (sekitar Rp9,14 juta).

    Di tengah koreksi tajam, USDT (Tether) dan USDC masih bertahan stabil di kisaran USD1. Sementara itu, Dogecoin (DOGE) yang biasanya jadi koin favorit saat market gonjang-ganjing justru terkoreksi 7,70 persen, kini dihargai USD0,2644 (sekitar Rp4.230). Nasib yang sama juga dialami Cardano (ADA) yang longsor 7,75 persen, kini diperdagangkan di harga USD0,7497 (sekitar Rp11.995).

    Dengan Indeks Fear & Greed berada di level 45, artinya sentimen pasar masih di zona netral cenderung takut. Investor masih wait and see, apakah market akan rebound atau malah makin terperosok. Untuk saat ini, market kripto lagi kurang bersahabat. Aset-aset besar bertumbangan, volume perdagangan jeblok, dan tekanan jual masih mendominasi. Pasar tampaknya masih mencari katalis baru untuk bisa kembali pulih.

    Tren Merosot Bitcoin

    Senin kemarin, Bitcoin mencapai level terendah dalam tiga minggu karena risiko perang dagang membuat investor cemas dan memicu aksi jual di pasar keuangan. Seperti dilansir dari Reuters, penurunan Bitcoin telah mencapai di angka USD95.730,35, turun 6,2 persen dari hari sebelumnya. Mata uang kripto yang lebih kecil, Ether, juga kehilangan hampir 25 persen nilainya sejak Jumat, 31 Januari 2025 dan menandai penurunan tiga hari terbesar sejak November 2022. Ether terakhir diperdagangkan di USD2.592,14.

    Berdasarkan data CoinGecko, saham Coinbase—bursa kripto AS—turun 5,5 persen dalam perdagangan pra-pasar. Kripto milik Trump, $TRUMP, juga anjlok di bawah USD20. Diluncurkan tak lama sebelum pelantikannya, cryptocurrency tersebut awalnya melonjak, mencapai puncak di atas USD73 pada 19 Januari.

    Per hari ini, $TRUMP mengalami tekanan signifikan dengan harganya yang turun 10,79 persen ke USD17,52 (sekitar Rp280.320). Dalam sesi perdagangan terakhir, token ini sempat menyentuh level tertinggi USD19,59 (sekitar Rp313.440) sebelum akhirnya terjun ke bawah USD17. Meski sempat mengalami pemantulan, harga masih berada di zona merah.

    Pasar kripto belakangan ini sangat sensitif terhadap sentimen pasar. Investor khawatir tarif Donald Trump dapat merugikan pertumbuhan ekonomi, pendapatan perusahaan, serta meningkatkan inflasi. “Kripto benar-benar satu-satunya cara untuk mengekspresikan risiko selama akhir pekan, dan dalam berita seperti ini, kripto menjadi proksi risiko,” kata kepala riset di Pepperstone, Chris Weston.

    Menurut Kepala Riset di Enigma Securities, Joseph Edwards, Bitcoin mengalami penurunan yang lebih kecil dibandingkan Ethereum karena beberapa pembeli menganggapnya sebagai aset aman seperti emas.

    “Apa yang kita lihat bukanlah Ether yang terkena dampak lebih besar secara unik, tetapi lebih pada Bitcoin yang bertahan dengan lebih baik,” kata Edwards.

    Penurunan harga kripto kali ini juga dipengaruhi oleh reaksi investor setelah reli kuat yang terjadi pasca pemilu AS. Sejumlah pelaku pasar merasa kecewa karena pemerintahan Donald Trump belum menunjukkan langkah konkret dalam mendukung industri kripto atau melonggarkan regulasi sejak ia resmi menjabat.

    Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi di USD107.071,86 (sekitar Rp1,71 miliar) pada 20 Januari, bertepatan dengan pelantikan Trump sebagai Presiden AS ke-47. Sejak awal November, BTC telah melonjak 40 persen karena ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan lebih ramah terhadap aset digital.

    Trump, yang di masa lalu pernah menyebut kripto sebagai penipuan, justru berubah haluan selama kampanye dengan mendekati komunitas kripto. Ia bahkan berjanji menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat industri kripto global. Beberapa hari setelah dilantik, Trump memang menginstruksikan pembentukan kelompok kerja kripto yang bertugas menyusun regulasi baru untuk aset digital serta mengeksplorasi kemungkinan penciptaan cadangan nasional mata uang kripto.

    Namun, langkah ini dinilai belum cukup oleh sebagian investor kripto. Direktur Senior di pembuat pasar kripto Wincent, Paul Howard, mengatakan sejauh ini kebijakan Trump masih belum memenuhi ekspektasi banyak pihak. Langkah yang diharapkan misalnya pemerintah AS membeli Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan nasional.

    Meski demikian, Howard tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang industri kripto. “Pertumbuhan organik yang kami perkirakan dalam beberapa tahun mendatang, sebagian karena pemerintahan AS yang lebih ramah terhadap kripto, kemungkinan akan lebih besar dibandingkan volatilitas jangka pendek dan berita makroekonomi (seperti tarif) dalam beberapa minggu ke depan,” katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).