Logo
>

Pasar Kripto Memerah, Risiko Besar di Depan Mata

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Kripto Memerah, Risiko Besar di Depan Mata

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar kripto mengalami pelemahan kompak pada hari Senin, 12 Agustus 2024, setelah pernyataan seorang profesor dari Universitas Cornell memperingatkan risiko signifikan bagi investor dan lembaga keuangan. Menurut data dari CoinMarketCap, Bitcoin turun 3,32 persen menjadi USD58.841,69, meskipun secara mingguan masih mencatatkan kenaikan 0,74 persen.

    Ethereum juga mengalami penurunan sebesar 1,76 persen dalam 24 jam terakhir dan anjlok 5,33 persen dalam sepekan. Solana mengalami penurunan harian 8,05 persen, meskipun masih mencatatkan kenaikan 1,9 persen secara mingguan. Dogecoin juga melemah 4,45 persen dalam 24 jam terakhir dan turun 3,49 persen dalam tujuh hari terakhir.

    CoinDesk Market Index (CMI) yang mengukur kinerja pasar aset digital turun 3,41 persen ke angka 2.189,25, dan open interest juga terdepresiasi 3,05 persen menjadi USD48,98 miliar. Fear & Greed Index menunjukkan angka 55, mengindikasikan pasar berada dalam fase netral.

    Eswar Prasad, profesor di Dyson School of Business, Universitas Cornell, menyoroti bahwa pasar kripto membawa risiko lebih besar dibandingkan sebelumnya. Dia mencatat bahwa banyak investor masuk ke pasar tanpa pemahaman yang memadai tentang risikonya, yang meningkatkan volatilitas dan potensi kerugian.

    Prasad juga mengkritisi sentralisasi dalam ekosistem kripto, yang ia anggap melemahkan prinsip dasar keuangan terdesentralisasi (DeFi). Kasus seperti runtuhnya FTX dan masalah hukum Binance menjadi contoh bagaimana sentralisasi dapat menimbulkan risiko besar bagi sistem keuangan.

    Prasad memperingatkan bahwa risiko dari DeFi, yang masih kurang diatur, dapat merambat ke sistem keuangan tradisional dan menciptakan kerentanan yang berpotensi memicu krisis keuangan global. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya regulasi yang lebih ketat untuk mengurangi risiko tersebut dan melindungi kesehatan sistem keuangan secara keseluruhan.

    Tanggal 14 Agustus 2024 diperkirakan akan menjadi momen penting bagi industri kripto karena Amerika Serikat akan merilis laporan terbaru mengenai Indeks Harga Konsumen (CPI). Laporan ini akan menjadi indikator utama untuk menilai tingkat inflasi di negara tersebut.

    Para ekonom memperkirakan bahwa inflasi secara keseluruhan (headline CPI) akan mengalami sedikit penurunan dari 3,0 persen menjadi 2,9 persen untuk bulan Juli, sementara CPI inti yang tidak mencakup harga pangan dan energi diperkirakan akan turun dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen.

    Penurunan inflasi ini diantisipasi sebagai kabar baik bagi Bitcoin dan altcoin, karena inflasi yang lebih rendah dapat mempengaruhi keputusan Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga. Berdasarkan prediksi dari Federal Reserve Bank of Cleveland, inflasi keseluruhan diperkirakan berada pada 0,24 persen untuk Juli, sementara inflasi inti diperkirakan sebesar 0,27 persen.

    Sejumlah bank besar memiliki prediksi berbeda mengenai langkah selanjutnya dari Federal Reserve. ING Bank dan Citi memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 0,50 persen, sementara Goldman Sachs dan Societe Generale memperkirakan penurunan yang lebih kecil sebesar 0,25 persen.

    Cryptocurrency sering kali mengalami kenaikan nilai ketika Federal Reserve menurunkan suku bunga. Sebagai contoh, pada Maret 2020 saat pandemi melanda, The Fed memangkas suku bunga resmi menjadi nol, yang berujung pada kenaikan signifikan harga Bitcoin hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar USD69.000 pada 2021. Jika The Fed kembali melakukan penurunan suku bunga yang signifikan pada kesempatan kali ini, ada spekulasi bahwa harga Bitcoin bisa mencapai USD70.000.

    Selama pertemuan kebijakan moneter pada bulan Juli, The Fed telah menyarankan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September. Saat ini, para analis terbagi mengenai apakah penurunan suku bunga tersebut akan sebesar 0,25 persen atau lebih besar sebesar 0,50 persen. Keputusan ini akan sangat mempengaruhi arah pasar kripto dalam waktu dekat.

    Upbit Buka Layanan Deposit Rupiah

    Upbit Indonesia, platform perdagangan kripto, telah mengumumkan pembukaan kembali layanan deposit rupiah untuk semua penggunanya. Langkah ini diambil untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan transaksi bagi para pengguna, yang sebelumnya sempat terhambat akibat penutupan sementara layanan tersebut.

    Resna Raniadi, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, menyatakan bahwa mereka sangat senang dapat kembali menyediakan layanan ini, yang diharapkan akan meningkatkan jumlah pengguna dan volume transaksi di platform, serta mendukung pertumbuhan ekosistem kripto di Indonesia.

    Pembukaan kembali layanan deposit rupiah dilakukan setelah Upbit Indonesia melakukan berbagai penyesuaian dan peningkatan pada sistem keamanan mereka. Pengguna yang ingin melakukan deposit rupiah kini dapat melakukannya melalui aplikasi Upbit dengan masuk ke halaman Wallet, memilih Rupiah, dan kemudian memilih opsi Deposit. Proses transfer dilakukan melalui layanan virtual account, dan saat ini hanya tersedia melalui Bank Permata.

    Resna juga menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya Upbit untuk terus meningkatkan layanan mereka, serta menunjukkan komitmen perusahaan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar di Indonesia. Pembukaan kembali layanan deposit ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan pengguna dan transaksi di platform Upbit Indonesia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79