KABARBURSA.COM - PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) berencana melunasi dua surat utang yang akan jatuh tempo pada 30 September 2024.
Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri B sebesar Rp1,05 triliun dengan peringkat idA+.
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 Seri B sebesar Rp449,25 miliar dengan peringkat idA+(sy). Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 19 September 2024.
Untuk melunasi utang ini, INKP akan menggunakan dana internal. Pada akhir Juni 2024, perusahaan memiliki kas dan setara kas senilai USD1,5 miliar, yang cukup kuat untuk memenuhi kewajiban tersebut.
INKP adalah salah satu produsen bubur kertas dan kertas terkemuka, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, dan telah beroperasi sejak tahun 1976. Pabrik-pabriknya tersebar di beberapa lokasi, yaitu di Tangerang dan Serang, Banten, serta di Perawang, Riau.
Mayoritas saham INKP dimiliki oleh PT APP Purinusa Ekapersada dengan kepemilikan 56,57 persen, sedangkan sisanya 43,43 persen dimiliki oleh publik.
Segmen Pulp Tak Sesuai Ekspetasi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ini dengan cemerlang, tetap berada di zona hijau sepanjang perdagangan.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun melalui RTI Business, IHSG melonjak 22,58 poin atau sekitar 0,30 persen hingga mencapai level 7.432,09 pada penutupan perdagangan hari Jumat 16 Agustus 2024 lalu.
Terpantau PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Rp 253,39 miliar terbanyak dibeli asing dalam perdagangan saham akhir pekan Jumat 16 Agustus 2024.
Harga saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), entitas di bawah naungan Grup Sinar Mas, sempat terjun bebas sebesar 16,6 persen dalam tiga bulan terakhir di tahun 2023. Kemerosotan ini sejalan dengan hasil mengecewakan perseroan di kuartal III-2023, di mana laba bersih mereka merosot tajam sebesar 61,3 persen (qoq) menjadi hanya USD 52,3 juta.
Secara umum, anjloknya kinerja Indah Kiat pada periode tersebut disebabkan oleh pemulihan segmen pulp yang tak sesuai ekspektasi. Harga jual rata-rata pulp di pasar global masih stagnan di level rendah, sementara margin segmen kertas perusahaan mengalami penurunan signifikan.
Kendati demikian, ada harapan bagi INKP untuk bangkit pada kuartal IV-2023. Investment Analyst dari Stockbit, Theodorus Melvin, memperkirakan margin laba kotor (GPM) INKP bisa kembali ke kisaran 30-35 persen, setelah sebelumnya anjlok ke level 26,6 persen di kuartal III. Pemulihan ini akan didorong oleh ekspansi margin.
Kenaikan harga pulp yang mencapai lebih dari 10 persen (qoq), dengan harga jual rata-rata kini di level USD600 per ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal II dan III-2023. Langkah strategis APP Indonesia, induk usaha INKP, yang berencana menaikkan harga jual kertas sebesar USD 80 per ton pada 18 Oktober dan 23 November 2023.
Di tahun ini, INKP juga diprediksi akan mencatatkan peningkatan volume penjualan kertas industri sebesar 16 persen (yoy), seiring rampungnya pembangunan pabrik baru, sesuai rencana manajemen.
Selain itu, harga pulp pada 2024 diperkirakan akan berada di kisaran USD 540-660 per ton, didorong oleh aksi wait and see para pelaku pasar serta kecenderungan harga pulp yang sulit bertahan di bawah level USD 500 per ton.
Dari sudut pandang valuasi, koreksi harga saham dalam tiga bulan terakhir membuat valuasi INKP pada 4 Januari 2024 berada di titik menarik. Saat ini, INKP diperdagangkan dengan rasio P/E sebesar 5,43 kali, sedikit di atas -1 standar deviasi (SD) dari rata-rata historis lima tahunnya.
Pasokan Dari Produsen Global
Sejumlah risiko mengintai INKP, termasuk lonjakan pasokan dari produsen global yang berpotensi menekan harga pulp, serta kenaikan harga kayu sebagai bahan baku utama yang dapat memangkas margin laba perseroan.
“Meski laba bersih merosot pada kuartal III-2023, kami optimis INKP mampu memenuhi target laba bersihnya sepanjang 2023,” ungkap Melvin.
Hingga kuartal III-2023, INKP berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 41,6 triliun atau setara dengan USD2,7 miliar. Angka ini mewakili 76 persen dari estimasi konsensus untuk 2023, yakni sebesar Rp 55,1 triliun atau USD3,5 miliar. Laba bersih mencapai Rp 4,97 triliun atau USD321 juta, yang setara dengan 78 persen dari proyeksi laba bersih tahun ini sebesar Rp 6,4 triliun atau USD412 juta.
Pemulihan harga pulp di kuartal IV-2023 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2023, yang menjadi alasan utama pihaknya yakin kinerja INKP di kuartal IV dapat sebanding dengan kinerja kuartal II-2023, bahkan melampaui ekspektasi konsensus.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.