KABARBURSA.COM - Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Pegadaian, Ferdian Timur Satyagraha, menyatakan bahwa pihaknya berupaya membantu UMKM memitigasi dampak perubahan iklim dengan menyediakan Pembiayaan Sosial Berkelanjutan (Sustainable Social Loan) sebesar Rp2 triliun pada tahun ini.
“Untuk masyarakat yang terdampak perubahan iklim, terutama UMKM di kalangan bawah, kami memberikan dukungan melalui pinjaman-pinjaman, terutama gadai, karena secara prosedur, mekanisme ini lebih mudah,” kata Ferdian Timur Satyagraha di Jakarta, Rabu, 12 Juni 2024.
Menurutnya, seringkali isu perubahan iklim diasumsikan hanya terkait sektor pertambangan dan perminyakan. Padahal, terdapat korelasi antara isu tersebut dengan industri keuangan dan kegiatan ekonomi masyarakat, misalnya di sektor pertanian.
Ia menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya kapasitas aset produktif pertanian maupun kualitas produksi para pelaku UMKM di bidang tersebut.
“Pegadaian terus memberikan dukungan. Kami memiliki social loan, bantuan sosial, dan membiayai para pelaku UMKM sebagai bagian dari holding ultramikro. Kami membiayai pinjaman ultramikro yang di bawah Rp10 juta,” ujar Ferdian.
Ia menambahkan bahwa mayoritas dari total nasabah Pegadaian, yang mencapai lebih dari 24 juta, mengajukan pinjaman di bawah Rp10 juta dengan rata-rata pembiayaan per nasabah sebesar Rp6 juta hingga Rp7 juta.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa dampak perubahan iklim tidak serta merta membuat tingkat Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet nasabah menjadi tinggi.
“Korelasi dampak perubahan iklim dengan NPL ada, tetapi untuk industri gadai, tingkat NPL akan lebih rendah dibandingkan dengan industri perbankan,” ucap Ferdian.
Tidak hanya menggelontokan dana sebesar Rp2 triliun, PT Pegadaian juga menghadirkan vending machine untuk membantu dan memperluas jangkauan pemasaran serta distribusi produk UMKM binaan secara omnichannel, guna mendukung pertumbuhan dan promosi yang lebih efisien bagi sektor tersebut.
“Peresmian vending machine UMKM PT Pegadaian bertujuan mendukung UMKM dalam memperluas pemasaran, promosi, dan distribusi produk dengan lebih efisien secara omnichannel,” kata Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan, saat peresmian vending machine UMKM PT Pegadaian di Jakarta, kemarin.
Damar menyampaikan bahwa saat ini vending machine yang ditempatkan di Gedung Kenari, Jakarta Pusat, memasarkan produk-produk dari 24 pelaku UMKM binaan.
“Semua produk yang dipasarkan melalui vending machine ini adalah binaan Pegadaian, ada 24 UMKM. Untuk sementara, semua UMKM berasal dari Jakarta,” ucap Damar.
Namun, dia menargetkan 12 Kantor Wilayah Pegadaian di seluruh Indonesia bisa menyediakan vending machine untuk mendukung pemasaran produk UMKM binaan yang ada di berbagai daerah.
“Pegadaian memiliki tiga fungsi utama: pembiayaan, pembinaan secara rutin setelah pembiayaan, dan pemasaran,” jelas Damar.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga akan melakukan evaluasi terhadap produk-produk UMKM binaan yang dipasarkan melalui vending machine.
Selain itu, Damar menegaskan bahwa produk UMKM binaan yang dipasarkan melalui vending machine telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh PT Pegadaian.
“Tentu saja, nanti akan ada giliran, jadi tidak hanya 24 UMKM ini saja. Produk yang laris akan terus dievaluasi, dan yang tidak laku mungkin akan digantikan dengan produk lainnya,” imbuh Damar.
Sementara itu, Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga, mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong agar BUMN-BUMN memiliki vending machine sehingga bisa membantu memasarkan produk-produk UMKM binaan.
“Kami ingin semua kantor BUMN memiliki vending machine seperti ini, supaya karyawan BUMN bisa membeli produk UMKM. Dengan demikian, UMKM binaan BUMN akan memiliki pasar langsung yang pasti dibeli setiap hari oleh karyawan BUMN,” kata Arya.
Selain itu, dengan menggunakan vending machine, UMKM yang dibina akan sesuai dengan standar yang diperlukan, membantu mereka naik kelas dengan menjalani proses yang sesuai dengan persyaratan vending machine sendiri.
Menurut Arya, vending machine memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai lokasi, termasuk kantor-kantor BUMN, bandara, pelabuhan ASDP dan Pelni, serta stasiun pengisian bahan bakar Pertamina.
“Penjualan melalui vending machine memang tidak bisa diprediksi, namun ada evaluasi dari pengelola mengenai produk mana yang laku dan mana yang tidak. Produk yang tidak laku akan dibina lagi untuk meningkatkan daya tariknya. Jadi, penyelenggara juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan produk tersebut laku,” tutur Arya.
Di tempat yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting, mengatakan bahwa melalui pembinaan yang berkelanjutan, diharapkan UMKM tidak hanya meningkatkan kelasnya secara lokal, tetapi juga dapat bersaing secara global.
“Kami juga berupaya memperbaiki kemasan dan mengidentifikasi UMKM yang sudah siap untuk masuk ke pasar ekspor,” kata Loto.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.