Logo
>

Pembukaan Perdagangan, IHSG Melemah 15,9 Poin

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pembukaan Perdagangan, IHSG Melemah 15,9 Poin

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan di awal sesi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 2 Agustus 2024. Selain itu, nilai tukar rupiah juga terdepresiasi dalam transaksi pasar spot.

    Menurut data RTI, pada pukul 9.0 WIB, IHSG berada di level 7.310,03, mengalami penurunan sebesar 15,9 poin (0,22 persen) dari penutupan sebelumnya di level 7.325,98.

    Sebanyak 154 saham mengalami kenaikan, sementara 197 saham mengalami penurunan. Sementara itu, 206 saham lainnya tidak mengalami perubahan. Nilai transaksi saat ini mencapai Rp827,7 miliar dengan volume 1,76 miliar saham.

    Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyatakan bahwa IHSG berpotensi mengalami penurunan terbatas hari ini. Menurut dia, investor merasa kebijakan penurunan suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) terlambat, sehingga dapat berpotensi memicu resesi.

    "Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.300-7.360. Bagi kami, tidak perlu khawatir The Fed terlambat memangkas tingkat suku bunga karena kami percaya bahwa The Fed memiliki ukuran tersendiri untuk melihat waktu yang tepat untuk memangkas tingkat suku bunga,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

    Sementara, Bursa Asia memerah, dengan penurunan Nikkei 4,4 persen (1.688,19 poin) ke level 36.438,1, Hang Seng Hong Kong melemah 1,7 persen (306,7 poin) ke posisi 16.998,21, Strait Times turun 0,7 persen (26,2 poin) ke level 3.393,55, dan Shanghai Komposit terkoreksi 0,28 persen (8,2 poin) ke posisi 2.924,17.

    Sementara itu, analis Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra, memprediksi pada Jumat, 2 Agustus, IHSG memiliki peluang melemah jika bearish ke kisaran support 7.255–7.275. Namun, jika IHSG berhasil bergerak bullish, ada kemungkinan untuk menembus resistance 7.374–7.396.

    Wahyu memperkirakan arah IHSG pada sesi perdagangan Jumat 2 Agustus 2024 akan dipengaruhi oleh keputusan Bank of England yang menurunkan suku bunga acuan pada Kamis 1 Agustus 2024 malam sebesar 25 bps menjadi 5 persen dari sebelumnya 5,25 persen, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

    Selain itu, IHSG juga akan dipengaruhi oleh data PMI manufaktur Amerika pada Juli. PMI manufaktur secara tak terduga turun menjadi 48,5 pada Juni 2024 dari 48,7 pada Mei, di bawah perkiraan 49,1. Angka tersebut menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur selama tiga bulan berturut-turut dan merupakan yang terendah sejak Februari, karena permintaan kembali lemah, output menurun, dan input tetap akomodatif.

    Pasar memiliki ekspektasi tinggi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan ini. Pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, telah memberikan indikasi kuat bahwa pemangkasan suku bunga mungkin akan terjadi jika inflasi terus menurun sesuai ekspektasi.

    Penurunan suku bunga ini dipandang positif karena diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dan mendukung pasar tenaga kerja yang kuat.

    Data inflasi yang menunjukkan perlambatan memberikan keyakinan bahwa langkah penurunan suku bunga tepat waktu dan diperlukan. Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi harus tetap stabil dan pasar tenaga kerja perlu terus menunjukkan performa yang kuat.

    Ada perhatian terhadap kemungkinan bahwa penurunan suku bunga yang terlalu agresif bisa memicu inflasi kembali naik.

    Analis Riset Ekuitas Alrich Paskalis Tambolang mencatat, IHSG bergerak menguat sepanjang perdagangan Kamis 1 Agustus 2024 Secara teknikal, Stochastic RSI bergerak naik dari area oversold menuju pivot, sementara MACD cenderung menyempit pada positive slope.

    Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan menguji resistance pada area 7.450-7.500 di Jumat, 2 Agustus, kata Alrich dikutip Jumat 2 Agustus 2024.

    Menurut Alrich, penguatan IHSG kemarin didorong oleh euforia pernyataan positif dari Federal Reserve terkait pemangkasan suku bunga serta data domestik yang dirilis pada Kamis (1/8). Data inflasi menunjukkan perlambatan laju inflasi menjadi 2,13 persen YoY pada Juli, turun dari 2,51 persen YoY. Di sisi lain, inflasi inti relatif stabil di kisaran 1,95 persen YoY dari level sebelumnya 1,90 persen.

    Nilai Tukar Rupiah Melemah

    Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini melemah.

    Pada pukul 9.04 WIB rupiah berada pada level Rp16.276 per dolar AS atau turun 40 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp16.236 per dollar AS.

    Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat indeks dolar AS menguat lagi ke level 104.40. Kondisi ini disebabkan oleh sentimen pasar terhadap aset berisiko yang negatif. Indeks saham AS ditutup melemah semalam dan pagi ini indeks saham Asia bergerak menurun.

    "Pelaku pasar terlihat mengantisipasi potensi pelambatan ekonomi global ke depan karena melihat data AS semalam seperti data klaim tunjangan pengangguran yang meningkat, data PMI manufaktur yang masuk ke fase kontraksi," kata Ariston.

    Selain itu sikap Bank Sentral Jepang (BoJ) yang akan menaikkan suku bunga juga bisa melambatkan ekonomi Jepang.

    Sementara, di Eropa data PMI manufaktur Jerman juga masih dalam fase kontraksi. Kondisi konflik tensi tinggi di Timur Tengah juga menambah kekhawatiran pasar.

    "Potensi pelemahan rupiah kembali ke area Rp16.300 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.200 per dolar AS hari ini," jelas Ariston. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi