KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia berhasil menyerap dana sebesar Rp23 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) yang diadakan pada 25 Juni 2024.
Dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, kemarin, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa total penawaran yang masuk dalam lelang kali ini mencapai Rp56,39 triliun.
Ketujuh SUN yang dilelang adalah seri SPN03240925 (penerbitan baru), SPN12250612 (pembukaan kembali), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Seri FR0100 menyumbang serapan terbesar dengan total Rp9,8 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp22,63 triliun, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,09090 persen.
Seri FR0101 menyusul dengan nominal Rp6,7 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp15,51 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,99992 persen.
Dari seri FR0097, pemerintah berhasil menyerap Rp3,5 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp5,36 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang sebesar 7,15996 persen.
Seri FR0098 menghasilkan dana sebesar Rp2,55 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp6,19 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,13991 persen.
Seri SPN03240925 memberikan serapan sebesar Rp350 miliar dari penawaran masuk sebesar Rp2,19 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,58571 persen.
Serapan terakhir berasal dari seri FR0102 yang menyumbang Rp100 miliar dari penawaran masuk sebesar Rp1,35 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,16857 persen.
Adapun seri SPN12250612 tidak menyerap dana meskipun menerima penawaran masuk sebesar Rp3,15 triliun.
Sebelumnya pada 11 Juni 2024, pemerintah juga menyerap dana sebesar Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN).
Dalam keterangan resmi, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa total penawaran masuk pada lelang kali ini mencapai Rp42,96 triliun.
Seri yang dilelang antara lain SPN03240911 (penerbitan baru), SPN12250612 (penerbitan baru), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Penyerapan terbesar berasal dari seri FR0100 dengan total nominal dimenangkan sebesar Rp7,8 triliun. Seri ini menerima penawaran masuk sebesar Rp12,45 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,01993 persen.
Serapan berikutnya berasal dari seri FR0101 yang dimenangkan sebesar Rp7,7 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp13,25 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri ini adalah 6,94998 persen.
Selanjutnya, seri FR0098 dimenangkan senilai Rp2,15 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp4,35 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,03964 persen.
Pemerintah kemudian memenangkan dana sebesar Rp1,9 triliun dari seri FR0102 yang menerima penawaran masuk sebesar Rp2,48 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri ini adalah 7,05959 persen.
Sementara dari seri FR0097, pemerintah memutuskan untuk menyerap dana sebesar Rp1,25 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp3,92 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,05986 persen.
Dari seri SPN12250612, pemerintah memenangkan nominal sebesar Rp1 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp4,08 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,81914 persen.
Terakhir, pemerintah menyerap dana sebesar Rp200 miliar dari seri SPN03240911 yang menerima penawaran masuk sebesar Rp2,39 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,59000 persen.
SUN, Instrumen Penting Pembiayaan Negara
Surat Utang Negara (SUN) adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai defisit anggaran dan memenuhi kebutuhan pembiayaan lainnya. SUN merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat, institusi keuangan, dan investor asing. Instrumen ini memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pembangunan negara.
SUN terdiri dari dua jenis utama, yaitu:
- Surat Perbendaharaan Negara (SPN): SPN adalah surat utang yang berjangka waktu pendek, biasanya kurang dari satu tahun. SPN sering digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi kekurangan kas jangka pendek.
- Obligasi Negara (ON): Obligasi Negara memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun dan biasanya digunakan untuk pembiayaan jangka panjang, seperti proyek infrastruktur atau pengembangan sektor-sektor strategis.
Penerbitan SUN dilakukan melalui lelang yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) atas nama pemerintah. Lelang ini terbuka bagi semua pihak, baik individu maupun institusi, yang berminat untuk berinvestasi dalam SUN. Proses lelang dilakukan secara transparan dan kompetitif, di mana penawaran dari peserta lelang menentukan tingkat imbal hasil (yield) yang akan diberikan.
Investasi dalam SUN menawarkan beberapa keuntungan, di antaranya:
- Keamanan: Karena diterbitkan oleh pemerintah, SUN dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang paling aman. Risiko gagal bayar sangat rendah dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
- Imbal Hasil yang Kompetitif: SUN memberikan imbal hasil yang kompetitif dan bervariasi tergantung pada jangka waktu dan jenis SUN yang diterbitkan.
- Likuiditas: SUN mudah diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga investor dapat dengan mudah menjualnya sebelum jatuh tempo jika membutuhkan dana tunai.
- Diversifikasi: Investasi dalam SUN dapat menjadi bagian dari strategi diversifikasi portofolio investasi, membantu mengurangi risiko total portofolio.
SUN memainkan peran krusial dalam perekonomian, antara lain membantu pemerintah menutup kekurangan anggaran tanpa harus mencetak uang baru, yang dapat menyebabkan inflasi. Dana yang diperoleh dari penerbitan SUN sering digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. SUN membantu menjaga stabilitas ekonomi dengan menyediakan sumber pembiayaan yang stabil dan dapat diandalkan.
Dengan berbagai manfaat dan peran pentingnya, Surat Utang Negara (SUN) menjadi instrumen yang vital dalam mendukung pembiayaan dan pembangunan nasional. Investasi dalam SUN tidak hanya memberikan keuntungan bagi investor, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi negara.(*)