Logo
>

Pemerintah Targetkan Investasi Rp1.750 T di 2025

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pemerintah Targetkan Investasi Rp1.750 T di 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah telah menetapkan target investasi tahun depan sebesar Rp1.750 triliun, namun pelemahan ekonomi global menjadi tantangan utama dalam upaya meningkatkan investasi, terutama dari penanaman modal asing (PMA).

    Target investasi untuk tahun 2025 mengalami peningkatan dibandingkan dengan estimasi tahun 2024 yang sebesar Rp1.650 triliun. Target ini telah disusun dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) yang telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

    Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, peningkatan target investasi 2025 disebabkan oleh peningkatan realisasi setiap tahunnya. Meskipun kenaikan pada tahun 2025 hanya sebesar Rp 100 triliun, tidak sebesar kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pada tahun 2023, realisasi investasi mencapai Rp1.418,9 triliun, naik sebesar Rp211,7 triliun atau 17,5persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Susiwijono menjelaskan bahwa target investasi tersebut telah mempertimbangkan kondisi perekonomian global.

    "Sebenarnya (ekonomi) global itu juga mengalami perlambatan. Tetapi kondisi kita sudah sangat bagus di 2024 dan 2025, kita hanya hitung proyeksi global saja," ucap Susiwijono, belum lama ini.

    Adapun untuk tahun ini dan tahun depan, pemerintah akan mendorong investasi dari sektor industri manufaktur utamanya pada industrialisasi dan hilirisasi. Menurut dia, sektor-sektor tersebut yang paling tinggi penyumbangnya terhadap produk domestik bruto (PDB).

    "Sehingga kita secara pragmatis kalau ingin mendorong ekonomi kita secara signifikan di situ," jelas Susiwijono.

    Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di bidang hilirisasi tahun lalu mencapai Rp375,4 triliun. Angka tersebut setara 26,5persen dari total investasi 2023.

    Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memandang target tersebut masih terlalu tinggi. Sebab, perekonomian tahun depan masih diliputi sejumlah tantangan.

    "Pelemahan ekonomi di negara asal investasi terutama China dan Jepang berimbas ke realisasi investasi asing," ungkapnya, Minggu 3 Maret 2024.

    Hal tersebut juga berimbas pada penurunan harga komoditas, yang membuat investasi di sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan lebih lambat. Belum lagi, tingginya suku bunga dalam beberapa waktu ke depan.

    Namun menurut Bhima, jika pemerintah bisa mendorong relokasi investasi dari China, Jepang dan Eropa ke Indonesia, tentu potensinya masih besar. Misalnya, pabrikan kendaraan listrik, komponen energi terbarukan, hingga industri daur ulang baterai.

    "Di sinilah perlunya formulasi strategi untuk mencari potensi perusahaan yang berminat melakukan relokasi investasi, khususnya sektor manufaktur, ke Indonesia," tambah Bhima.

    Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita juga mengingatkan pemerintah bahwa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan masih banyak. Utamanya, memangkas biaya investasi RI yang masih tinggi.

    "Kita harus membenahi ICOR kita," tandas dia. Selain itu, pemerintah juga harus menjamin stabilitas politik usai pemilu.

    Sementara Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai, target tersebut masih cukup realistis mengingat realisasi investasi pada tahun sebelumnya selalu terlampaui.

    Adapun sektor yang masih bisa diandalkan, yakni industri makanan dan minuman, farmasi, juga hilirisasi.

    Yang jelas, pemerintah masih harus memperbaiki governance, infrastruktur, kapasitas kebijakan dan tingkatkan kualitas tenaga kerja, tambah Faisal.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi