KABARBURSA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek resmi menjadi pemerintah daerah pertama di Jawa Timur (Jatim) yang menggunakan energi bersih melalui Renewable Energy Certificate (REC).
Hal ini setelah Pemkab Trenggalek menandatangani nota kesepahaman dengan PT PLN (Persero) terkait layanan Green Energy as a Service (GEAS) untuk menggunakan REC sebanyak 200 unit atau setara dengan 200 megawatt hour (MWh).
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ponorogo Suzana Zein pada rangkaian Grand Final Putri Otonomi Indonesia (POI) 2024, di Tebing Kapuh, Trenggalek belum lama ini.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menilai kerja sama Pemkab Trenggalek dengan PLN penting dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung penggunaan energi terbarukan (EBT). Kerja sama ini, kata dia, merupakan wujud komitmen Pemkab Trenggalek mendukung langkah transisi energi Pemerintah guna mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. REC tersebut digunakan untuk listrik di kawasan kantor Bupati Trenggalek.
”Kami sangat bangga dan berterima kasih atas kerja sama ini. Dengan adanya sertifikat ini, kami berharap dapat mendorong penggunaan energi baru terbarukan di Trenggalek pada khususnya dan pada kesempatan ini saya mengajak kepala daerah yang hadir untuk ikut juga berpartisipasi,” ujar Mochamad seperti dikutip, Kamis 13 Juni 2024.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT.
”Kami sangat mengapresiasi langkah Pemkab Trenggalek yang menginisiasi penggunaan REC di lingkungan Pemerintah Daerah di Indonesia. Ini adalah langkah dan kolaborasi penting dalam perjalanan kita mencapai NZE di tahun 2060. PLN sebagai sumber energinya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi Pemkab Trenggalek dalam menyediakan listrik hijau melalui REC,” jelasnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Agus Kuswardoyo mengungkapkan di Provinsi Jawa Timur sudah terdapat 48 pelanggan REC. Dirinya berharap inisiasi penggunaan REC oleh Pemkab Trenggalek mampu menjadi motivasi bagi pemerintah daerah lainnya dalam menggunakan energi bersih yang lebih ramah lingkungan.
“Di Jawa Timur saat ini terdapat 48 pelanggan REC yang didominasi oleh pelanggan industri dengan total REC yang telah dikeluarkan hingga 1.060.896 unit setara dengan 1.060 GWh. Kami berharap ke depan makin banyak pemerintah maupun masyarakat yang menggunakan energi bersih melalui REC PLN,” tutur Agus.
Menurut Agus, kerja sama antara PLN dengan Pemkab Trenggalek menjadi salah satu contoh kolaborasi dalam agenda transisi energi yang dijalankan Pemerintah RI.
“Sertifikat REC ini merupakan bukti nyata bahwa penggunaan energi terbarukan dapat menjadi solusi untuk masa depan yang lebih hijau,” pungkasnya.
Punya Target Ambisius
Indonesia memiliki target ambisius untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dengan beralih ke energi hijau.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Haris, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen kuat dalam upaya ini.
Haris menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan lebih dari satu megaton emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, atau setara dengan 358 juta ton dari sektor energi.
“Indonesia sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih dari satu megaton atau kalau di sektor energinya 358 juta ton yang harus diturunkan pada tahun 2030,” ujarnya dalam seminar “Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2050” di Jakarta, Senin, 10 Juli 2024.
Menurut Haris, saat ini Indonesia masih memproduksi emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar, dan pemerintah telah berkomitmen untuk beralih ke energi hijau untuk mengatasi masalah ini.
“Dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, kita masih sangat tergantung pada energi fosil sekitar 87 persen, dan fosil kita yaitu batubara, minyak, dan gas jumlahnya juga tidak banyak,” ungkaonya.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk melanjutkan transisi energi secara bertahap dengan fokus pada pengembangan energi hijau.
Instruksi ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada Upacara Peringatan Hari Pancasila di Lapangan Blok Rokan, Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.
“Transisi energi harus dilanjutkan secara bertahap. Kita harus mempercepat transisi energi menuju energi hijau. Pertamina dan PLN harus terus mengembangkan energi hijau yang meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, mensejahterakan masyarakat, dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,” kats Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan oleh YouTube Sekretariat Presiden. (byu/prm)