Logo
>

Pemkot Semarang, BRIN dan Gojek Luncurkan Si Puber

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pemkot Semarang, BRIN dan Gojek Luncurkan Si Puber

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sinergi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, BRIN, serta Gojek guna terapkan alat pemantau kualitas udara mobile Si Puber (Sistem dan Instrumen Pemantauan Kualitas Udara Bergerak).

    Alat pendeteksi tersebut dipasang pada kendaraan driver Gojek dan armada Trans Semarang guna memantau secara langsung kualitas udara di sekitar lokasi yang mereka lalui.

    Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan kolaborasi ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan nantinya inovasi tersebut juga akan digunakan dalam membuat kebijakan.

    Di kesempatan itu, ia juga mengapresiasi hasil riset yang dihasilkan para periset dan peneliti BRIN.

    "Kebetulan 20 Mei yang lalu telah diresmikan Co-Working Space (CWS) untuk BRIN dan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Semarang. Tak hanya peresmian, tapi bagi saya juga harus ada keberlanjutan," kata Wali Kota Semarang, Hevearita.

    Ia mengatakan penerapan riset tentang pemantauan kualitas udara bergerak ini merupakan yang pertama di Indonesia dan diimplementasi di Si Puber.

    "Ini sangat luar biasa, karena kita tahu kota-kota besar tingkat polusinya sangat tinggi. Sehingga dengan implementasi di armada Trans Semarang dan Gojek atau ojek online, sembari jalan bisa mendeteksi emisi dengan smartphone," tuturnya.

    Sementara itu, Koordinator Tim Peneliti DAS BRIN, Hunggul Yudono mengatakan alat pendeteksi tersebut terpasang di bagian depan kendaraan sepeda motor Gojek dan armada Trans Semarang.

    "Ini kami berkolaborasi dengan Gojek dan Trans Semarang yang mobile berkeliling. Jadi kami mendeteksi lima partikel. Sehingga kita bisa mendapatkan gambaran kualitas udara di Kota Semarang, sampai malam di semua titik," ujarnya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sistem kerja alat ini adanya intregasi motor ojek online yang terpasang alat pendeteksi, saat bergerak akan terpantau melalui smartphone maupun website yang dikelola Pemkot Semarang dan BRIN.

    "Di titik lokasi driver berasal, maka bisa dipantau kualitas udaranya, seperti oksigen, karbon dioksida, dan sebagainya. Dengan aplikasi ini kami harap pemerintah bisa membuat kebijakan dengan mempertimbangkan analisis polusi udara," jelasnya.

    Ia mengungkapkan bahwa inovasi tersebut pertama kali diterapkan di Kota Semarang.

    "Ini persembahan dari BRIN untuk Wali Kota Semarang, dan ini pertama kalinya kami implementasi. Sekaligus melibatkan dari Gojek," ujarnya.

    Ia berharap dengan aplikasi ini bisa mengatasi kelemahan pemantau udara yang selama ini ada di satu titik.

    "Dengan aplikasi ini kami harap pemerintah bisa membuat kebijakan dengan mempertimbangkan analisis polusi udara," jelasnya.

    Sebelumnya, Pemkot Semarang telah meresmikan Co-working Space (CWS) BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) yang nantinya menjadi tempat bagi para peneliti dan periset.

    Gedung Co-Working Space BRIDA merupakan tempat yang digunakan sebagai kantor Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

    “Alhamdulillah bersama Sekretaris Utama BRIN, Ibu Nur Tri Aries Sustiningtyas hari ini meresmikan Co-working Space BRIN untuk di wilayah Jawa Tengah yang ada di Kota Semarang,” ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu, Selasa, 21 Mei 2024.

    Menurutnya, dengan adanya co-working space ini diharapkan bisa memfasilitasi para peneliti dan periset untuk bisa memberi dukungan kepada pemerintah daerah.

    “Tadi ada beberapa penemuan-penemuan yang sangat luar biasa dan itu sangat dibutuhkan bagi masyarakat Kota Semarang. Ada pendeteksi banjir dan longsor serta untuk Daerah Aliran Sungai atau DAS, kemudian ada controlling emisi udara,” kata dia. 

    Selama ini, lanjut Hevearita, kontrol emisi udara hanya statis berada di satu titik, penemuan kali ini kontrol emisi udaranya bisa digunakan di sepeda motor atau untuk ojek online.

    “Kita bisa kerja sama kan dengan perusahaan-perusahaan ojek online untuk uji coba,” jelasnya.

    Selain itu, ada pula hasil riset polibag yang mudah terurai karena terbuat dari ketela dan limbahnya.

    "Selama ini polibag setelah dipakai tidak bisa terurai sehingga menimbulkan limbah atau sampah plastik yang semakin menumpuk. Kami akan pakai untuk pilot projectnya program Perdu Semerbak kota Semarang begitu dipakai dibuang sudah akan terurai," ucapnya.

    Ia menambahkan, bahwa ada pula limbah-limbah plastik yang diubah menjadi bahan minyak yang bisa digunakan oleh para nelayan.

    "Jadi tidak perlu mengubah mesinnya tapi bisa langsung dipakai. Ini kan penting juga untuk kota Semarang," katanya.

    Lanjutnya, ada pula program mina padi apung, di mana petani bisa memanfaatkan embung atau kolam retensi. “Jadi atasnya ada padi yang ditanam mengapung, sedangkan bawahnya dikasih ikan-ikan. Ini manfaat yang luar bisa sehingga ini yang menjadi semangat kami untuk memfasilitasi para periset,” ucapnya.

    Sementara, kata dia, Launching Co-working space BRIDA ini sekaligus sebagai upaya optimalisasi gedung P3DN. "Kami bersinergi menyediakan tempat bagi periset. Fasilitas berupa tempat untuk meeting, kami menambah meja dengan stop kontak karena mereka senjatanya laptop dan gadget. Ada free wifi dan ada juga dilengkapi cafe. Tak hanya itu, ada area outdoor serta pojok baca untuk hasil riset BRIN,” jelasnya. 

    Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries Suestiningtyas mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas penyediaan Co-working Space (CWS) untuk BRIN. 

    "Apalagi sistem kerjanya BRIN memang Co-working Space ya. Ini menjadi satu model yang baik, bagaimana responsif dan inovatifnya Pemkot Semarang yang secara cepatnya menyediakan CWS untuk menunjang para peneliti," jelas Tri. 

    Ia menyambut baik langkah pemkot semarang dan menantikan kolaborasi-kolaborasi pengembangan riset di Ibu kota Jawa Tengah. 

    Menurut dia, Co-working Space ini merupakan CWS ketiga yang dimiliki BRIN selain di Jakarta, Bali dan kali ini hadir di Kota Semarang. "Lokasinya sangat strategis, ada di pusat kota dan pusat pemerintahan. Harapannya dengan ini kami bisa lebih dekat dengan masyarakat," terangnya 

    "Kami sudah lihat sarana prasarana di sini yang sangat memadai. Di sini akan ada 21 pusat riset yang mengakomodir hampir 150 periset. SDM inilah yang harus dimanfaatkan untuk menghasilkan karya-karya baru," jelas Hevearita.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi