Logo
>

Pendapatan Saham MTLA Melejit Meski Kurang Likuid di 2024

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Pendapatan Saham MTLA Melejit Meski Kurang Likuid di 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) terus menunjukkan performa yang kuat di tengah dinamika pasar properti Indonesia. Dengan pencapaian kinerja keuangan yang impresif dan struktur pemegang saham yang solid, perusahaan ini berhasil menjaga pertumbuhan yang positif.

    Bagaimana strategi investasi dan manajemen mereka berperan dalam keberhasilan ini? Simak selengkapnya dalam artikel berikut untuk mengetahui detail laporan keuangan terbaru serta profil manajemen yang membentuk fondasi kesuksesan MTLA.

    Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta, memberi tanggapan kritis terhadap kinerja keuangan dan saham MTLA. Menurut Naufan, saham MTLA menunjukkan tanda-tanda kurang likuid. "MTLA kurang likuid. Not rated," ujarnya singkat kepada KabarBursa, Jumat, 2 Agustus 2024.

    Menurut Naufan, meski MTLA memiliki kinerja keuangan yang kuat, likuiditas sahamnya di pasar masih menjadi perhatian. Hal ini bisa mempengaruhi keputusan investor dalam menilai prospek jangka pendek dan panjang dari saham perusahaan tersebut.

    Naufan pun menambahkan penilaian ini didasarkan sepenuhnya pada analisis teknikal. "It is all based on technical analysis," katanya.

    Profil MTLA

    PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perumahan dan pembangunan gedung, serta menyediakan berbagai layanan terkait lainnya. Perusahaan ini melakukan akuisisi lahan, pengembangan real estat, penyewaan, pembangunan hotel dan operasi, serta penjualan tanah dan bangunan termasuk rumah tinggal dan ruko.

    Selain itu, MTLA juga berinvestasi pada anak perusahaan yang mendukung bisnis utamanya. Perusahaan ini mulai beroperasi secara komersial pada bulan Desember 1994, menunjukkan pengalaman yang cukup panjang dalam industri properti di Indonesia.

    Struktur pemegang saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menunjukkan diversifikasi kepemilikan yang signifikan. PT Metropolitan Persada Internasional memiliki 2,87 miliar saham atau sekitar 37,52 persen dari total saham. Afiliasi Pengendali memegang 1,26 miliar saham atau 16,48 persen, sementara PT Ciputra Nusantara memiliki 1,15 miliar saham atau 15 persen. Masyarakat Non Warkat memegang 1,12 miliar saham atau 14,57 persen, dan PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk memiliki 539,48 juta saham atau 7,05 persen. Magnus Jaya menguasai 471,61 juta saham atau 6,16 persen dari total kepemilikan.

    MTLA terdiri dari individu-individu yang berpengalaman di bidangnya masing-masing. Iwan Putra Brasali menjabat sebagai komisaris dengan kepemilikan 156,25 juta saham atau 2,04 persen. Nanda Widya, yang juga menjabat sebagai komisaris, memiliki 81,07 juta saham atau 1,06 persen.

    Direksi perusahaan terdiri dari Anhar Sudradjat dengan kepemilikan 6 juta saham atau 0,08 persen, Olivia Surodjo yang memiliki 2,99 juta saham atau 0,04 persen, Wahyu Sulistio dengan 119,90 ribu saham, dan Santoso yang memiliki 45,59 ribu saham, masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 0,0001 persen.

    Pada kuartal pertama 2024, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp70 miliar, naik dari Rp68 miliar pada kuartal yang sama tahun 2023. Pertumbuhan ini terus berlanjut pada kuartal kedua 2024, di mana pendapatan bersih mencapai Rp115 miliar, hampir dua kali lipat dari Rp67 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan kinerja yang positif dan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Secara tahunan, pendapatan bersih MTLA untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp370 miliar, meskipun sedikit menurun dari Rp418 miliar pada tahun 2023. Namun, pada basis trailing twelve months (TTM) hingga kuartal kedua 2024, pendapatan bersih tercatat sebesar Rp468 miliar, meningkat dibandingkan Rp418 miliar pada tahun 2023 dan Rp395 miliar pada tahun 2022. Ini menandakan tren pertumbuhan yang positif dalam jangka panjang.

    Rasio PE (price-to-earnings) saat ini untuk MTLA adalah 8,85 secara tahunan dan 7,00 untuk TTM. Rasio PE ini menunjukkan bahwa saham MTLA relatif undervalued (dihargai rendah) dibandingkan dengan laba yang dihasilkan, menjadikannya peluang menarik bagi investor. Rasio harga terhadap penjualan (price-to-sales) sebesar 1,70 dan rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book) sebesar 0,67 juga mendukung penilaian ini.

    Rasio harga terhadap arus kas (price-to-cashflow) sebesar 7,80 dan rasio harga terhadap arus kas bebas (price-to-free-cashflow) sebesar 10,09 menunjukkan bahwa MTLA memiliki aliran kas yang sehat. Rasio EV terhadap EBITDA (enterprise value to EBITDA) sebesar 6,00 mengindikasikan valuasi yang wajar.

    Earnings per share (EPS) untuk TTM adalah 61,12, sementara EPS tahunan adalah 48,38. Pendapatan per saham (revenue per share) tercatat sebesar 251,79. Dengan nilai buku per saham (book value per share) sebesar 636,88, menunjukkan bahwa MTLA memiliki fundamental yang kuat.

    Rasio lancar (current ratio) MTLA adalah 2,80, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (quick ratio) sebesar 0,68 menunjukkan likuiditas yang cukup. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) yang rendah sebesar 0,17 menandakan posisi keuangan yang kuat dan minim risiko utang.

    Margin Laba Kotor

    Return on assets (ROA) MTLA tercatat sebesar 6,38 persen, sementara return on equity (ROE) adalah 9,60 persen. Margin laba kotor (gross profit margin) pada kuartal ini adalah 44,66 persen, dengan margin laba operasional (operating profit margin) sebesar 28,14 persen dan margin laba bersih (net profit margin) sebesar 24,61 persen. Ini menunjukkan bahwa MTLA mampu menghasilkan keuntungan yang solid dari penjualannya.

    Dividen MTLA untuk TTM adalah 10,91, dengan rasio pembayaran dividen (payout ratio) sebesar 22,55 persen dan hasil dividen (dividend yield) sebesar 2,57 persen. Tanggal ex-dividen terakhir adalah 25 Juni 2024, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan pengembalian kepada pemegang sahamnya.

    Pendapatan MTLA untuk TTM adalah Rp1.927 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp976 miliar dan EBITDA sebesar Rp643 miliar. Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp468 miliar, menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dan stabil.

    Posisi kas MTLA pada kuartal ini adalah Rp618 miliar, dengan total aset sebesar Rp7.335 miliar dan total kewajiban sebesar Rp2.057 miliar. Utang jangka pendek tercatat sebesar Rp345 miliar, sementara utang jangka panjang adalah Rp476 miliar, sehingga total utang perusahaan mencapai Rp820 miliar. Ekuitas total perusahaan adalah Rp4.875 miliar, menandakan keseimbangan yang sehat antara aset dan kewajiban.

    Arus kas dari operasi untuk TTM adalah Rp420 miliar, sementara arus kas dari investasi adalah negatif Rp342 miliar, menunjukkan bahwa perusahaan aktif dalam investasi untuk pertumbuhan masa depan. Arus kas dari pendanaan adalah negatif Rp82 miliar, dengan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp95 miliar. Arus kas bebas (free cash flow) untuk TTM adalah Rp325 miliar, menunjukkan likuiditas yang cukup untuk mendukung operasi dan investasi.

    Pendapatan kuartal tahunan tumbuh sebesar 61,44 persen, dengan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 36,30 persen. Pertumbuhan laba bersih kuartal tahunan mencapai 73,01 persen, dengan pertumbuhan laba bersih tahunan sebesar 37,30 persen. EPS kuartal tahunan tumbuh sebesar 73,13 persen, menunjukkan peningkatan signifikan dalam profitabilitas.

    Kinerja Harga Saham

    Pengembalian harga satu minggu terakhir adalah 2,39 persen, sementara pengembalian harga satu bulan terakhir adalah negatif 0,47 persen. Pengembalian harga tiga bulan terakhir adalah 11,46 persen, menunjukkan tren positif.

    Pengembalian harga enam bulan terakhir adalah 8,08 persen, dengan pengembalian harga satu tahun sebesar 11,46 persen. Pengembalian harga tiga tahun dan lima tahun masing-masing adalah 11,46 persen dan 7,27 persen. Pengembalian harga sepuluh tahun terakhir adalah 5,94 persen. Harga tertinggi selama 52 minggu terakhir adalah Rp460 dan harga terendah adalah Rp354.

    Pengembalian harga dalam satu tahun terakhir adalah 11,46 persen, menunjukkan tren kenaikan yang stabil. Dalam periode tiga tahun dan lima tahun, pengembalian harga masing-masing adalah 11,46 persen dan 7,27 persen. Pengembalian harga dalam sepuluh tahun terakhir adalah 5,94 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp460, sementara harga terendah adalah Rp354. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).