KABARBURSA.COM - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengkritik lambannya pelaku usaha bawang putih dalam melakukan realisasi impor komoditas tersebut.
Ia menyatakan bahwa kurangnya realisasi oleh importir telah menyebabkan harga bawang putih tidak mengalami penurunan yang diharapkan.
Sebagai informasi, lebih dari 90 persen pasokan bawang putih di dalam negeri dipenuhi melalui impor, dengan China sebagai salah satu sumber impor utama.
“Kenaikan harga bawang putih tidak terjadi karena kenaikan harga di sumbernya, melainkan karena kurangnya efisiensi manajemen di dalam negeri. Importir yang telah mendapatkan izin impor belum melaksanakan realisasi sesuai target yang telah ditetapkan,” ungkap Tito dalam rapat koordinasi inflasi yang dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin, 13 Mei 2024.
Tito menegaskan bahwa harga bawang putih di China sudah relatif stabil, sehingga tidak dapat dijadikan alasan bagi importir untuk tidak melaksanakan impor. Ia meminta agar importir yang telah mendapat persetujuan impor segera merealisasikannya.
“Kami telah menemukan bahwa masalah utama bawang putih bukanlah kenaikan harga di China. Harga sudah diverifikasi, tetap stabil sekitar USD0,89 per kg. Namun, diperkirakan akan naik pada Juni-Juli,” jelasnya.
Tito menekankan agar pelaku usaha tidak memanfaatkan izin impor untuk menimbun barang dan menahan distribusi. Barang yang telah diimpor harus segera didistribusikan dan tidak boleh ditahan untuk spekulasi harga.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Tito menginginkan koordinasi yang erat antara Kantor Staf Presiden, Kemendagri, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan Polri, hingga Kejaksaan Agung. Jika perlu, sanksi harus diberlakukan terhadap pelaku usaha yang tidak memenuhi realisasi impor sesuai dengan izin yang diberikan.
“Sanksi dapat diberikan jika impor tidak dilakukan dalam waktu 3 bulan. Maka, izin tersebut akan dicabut dan diberikan kepada pihak lain,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono menyatakan bahwa harga bawang putih telah mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Harga rata-rata nasional saat ini mencapai Rp46.450 per kg, jauh lebih tinggi dari Rp29.350 per kg pada tahun sebelumnya.
“Di beberapa daerah seperti Maluku Utara, Jakarta, Papua Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Utara, harga bawang putih sangat tinggi. Di Maluku Utara bahkan mencapai Rp67.500 per kg, sementara di daerah lain di atas Rp50.000,” ungkapnya.
Meski demikian, ada beberapa daerah yang masih memiliki harga bawang putih yang relatif rendah, seperti di Bali dengan rata-rata Rp37.400 per kg dan Jawa Timur Rp37.950 per kg.
“Dalam beberapa provinsi, harga masih rendah meskipun naik dibandingkan tahun sebelumnya. Kepulauan Riau, Riau, dan Kalimantan Barat juga termasuk daerah dengan harga relatif rendah,” ujar Edy.