Logo
>

Penjualan Eceran Tetap Tumbuh pada April 2024

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Penjualan Eceran Tetap Tumbuh pada April 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada April 2024 akan mengalami pertumbuhan. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diprediksi mencapai 243,2, meningkat 0,1 persen year on year (yoy). Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini terutama didorong oleh kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, serta makanan, minuman, dan tembakau.

    Secara bulanan, penjualan eceran diproyeksikan tumbuh positif sebesar 3,3 persen month to month (mtm). Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta makanan, minuman, dan tembakau, seiring dengan kegiatan masyarakat selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.

    Erwin menambahkan bahwa pada Maret 2024, IPR tercatat mencapai 235,4, tumbuh sebesar 9,3 persen yoy. Peningkatan ini terutama didorong oleh subkelompok sandang, kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret tumbuh 9,9 persen mtm, yang didorong oleh subkelompok sandang, peralatan informasi dan komunikasi, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat selama bulan Ramadhan, persiapan HBKN Idul Fitri, dan adanya program potongan harga.

    Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juni dan September 2024 diproyeksikan akan menurun. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Juni dan September 2024, yang masing-masing tercatat sebesar 140,1 dan 134,5, lebih rendah dibandingkan IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 146,1 dan 136,9. Penurunan IEH ini menunjukkan ekspektasi penurunan tekanan inflasi di masa mendatang.

    Angka Bulan April

    Bank Indonesia memproyeksikan bahwa kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 akan tetap kokoh, dengan merujuk pada Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2024 yang mencapai 222,8, menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,5 persen (yoy).

    Dalam pengumumannya pada Rabu 17 April 2024, bank sentral menegaskan bahwa kekuatan yang terus-menerus dari penjualan eceran ini didorong oleh pertumbuhan yang meningkat pada beberapa kelompok, termasuk Subkelompok Sandang, Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

    Secara bulanan, menurut Bank Indonesia, diperkirakan penjualan eceran akan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1 persen (mtm), sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat selama bulan Ramadan dan persiapan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, serta program potongan harga.

    “Seluruh kelompok diperkirakan akan berada dalam zona ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, diikuti oleh Subkelompok Sandang dan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya,” papar BI. Dalam keterangan resmi di Jakarta, 17 April 2024.

    Pada bulan Februari 2024, IPR mencapai 214,1 atau tumbuh 6,4 persen (yoy). Kinerja penjualan eceran ini didorong oleh pertumbuhan pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta perbaikan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi dan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, meskipun masih berada dalam zona kontraksi.

    Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh sebesar 1,7 persen (mtm), terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, seiring dengan meningkatnya kegiatan masyarakat selama HBKN Imlek, Pemilu 2024, dan persiapan menjelang bulan Ramadan.

    Dari segi harga, tekanan inflasi pada bulan Mei dan Agustus 2024 diproyeksikan akan menurun, yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei dan Agustus 2024 masing-masing mencapai 146,1 dan 136,9, lebih rendah dari IEH bulan sebelumnya masing-masing 165,9 dan 146,7. Prakiraan penurunan IEH pada Mei 2024 terutama sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat setelah HBKN Idulfitri.

    Devisa Hasil Ekspor

    Bank Indonesia (BI) melaporkan total devisa hasil ekspor (DHE) yang disimpan dalam instrumen term deposit valas (TD Valas) per 23 April sebesar USD1,95 miliar. Artinya, angka ini masih mencatatkan besaran yang sama jika dibandingkan dengan bulan lalu.

    Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan terdapat kenaikan total eksportir menjadi 163 perusahan, dari bulan sebelumnya 160 perusahaan yang berpartisipasi dan menjadi penyumbang besaran tersebut.

    “Posisi per 23 april 2024 ini adalah USD1,9 miliar dan sebagian besar ditempatkan di 3 bulan dananya, 99 persen ada di 3 bulan,” ujar Destry dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.

    Pada kesempatan itu, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta juga menyampaikan hasil pengawasan yang dilakukan BI terhadap kepatuhan para eksportir menempatkan DHE di dalam negeri.

    Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan BI pada bulan Agustus 2023 – Januari 2024, tingkat kepatuhan eksportir dalam memarkirkan DHE di dalam negeri tercatat pada rentang 93 persen – 95 persen.

    “Dari periode pengawasan kami dari Agustus 2023 – Januari 2024 itu sudah sekitar 93 persen mendekati 95 persen eksportir yang telah memenuhi kewajiban pemasukan dan penempatan sebagaimana diatur dalam PP 36 tahun 2023,” ujar Filianingsih.

    Lebih lanjut, hasil pengawasan tersebut juga telah disampaikan BI kepada Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai untuk selanjutnya menindaklanjuti hasil pemantauan yang dilakukan.

    “Hasil pengawasan yang kami lakukan telah disampaikan kepada Dirjen Bea Cukai, yang ini merupakan kewenangan dari Dirjen Bea Cukai yang terkait tindak lanjut dari kepatuhan ini,” tuturnya.

    Tak hanya itu, terkait perluasan sektor usaha yang wajib menempatkan DHE di dalam, Filianingsih menyampaikan saat ini pemerintah bersama BI memang sedang melakukan evaluasi dari penempatan DHE oleh para eksportir dan terus mengoptimalkan potensi yang ada pada sektor-sektor tersebut.

    Dengan demikian, ia mengatakan pihaknya akan terus memberikan kabar terkait evaluasi dan optimalisasi yang dilakukan dari skema penempatan DHE di dalam negeri.

    “Saat ini memang pemerintah sedang melakukan dengan BI juga untuk mengevaluasi hasil dari penempatan DHE yang ada dan mengoptimalkan potensi yang ada untuk implementasi dari sektor2 ini, jadi mungkin kedepan kita bisa update lagi,” tutupnya.

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.