Logo
>

Penjualan Ritel Tinggi Ditopang Ramadan-Lebaran

Ditulis oleh Syahrianto
Penjualan Ritel Tinggi Ditopang Ramadan-Lebaran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Penjualan ritel di Indonesia mencapai puncaknya pada Maret karena masyarakat berbelanja secara aktif selama Ramadan dan menjelang lebaran Idulfitri. Namun, setelah mencatat pertumbuhan yang tinggi pada bulan tersebut, diperkirakan penjualan eceran akan melambat dalam enam bulan mendatang.

    Setelah momen perayaan Hari Raya berakhir, penurunan aktivitas konsumsi masyarakat memberikan tantangan baru bagi pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini.

    Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu menyusun stimulus untuk mendorong konsumsi masyarakat sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, serta mendorong investasi setelah hasil Pemilu 2024 dipastikan.

    Selain itu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 37 provinsi di akhir November diharapkan dapat meningkatkan belanja pemerintah dan masyarakat.

    Pada bulan Maret, Indeks Penjualan Eceran Riil (IPR) meningkat 9,9 persen dibandingkan Februari dan naik 9,3 persen secara tahunan. Penjualan terbesar terjadi di sektor pakaian dengan kenaikan hingga 26,6 persen, diikuti oleh alat informasi dan telekomunikasi 15,9 persen, suku cadang dan aksesori 10,8 persen, serta makanan dan minuman 9,7 persen.

    Bank Indonesia mencatat bahwa kenaikan penjualan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat selama Ramadan, persiapan Idulfitri, dan program diskon ritel. Meskipun pertumbuhan kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,6 persen year-on-year, diperkirakan penjualan ritel akan melambat dari April hingga September.

    Survei menunjukkan bahwa penjualan eceran pada April diperkirakan hanya akan tumbuh 3,3 persen month-to-month, dengan pertumbuhan tahunan yang lebih rendah, hanya 0,1 persen dibandingkan dengan bulan Maret.

    Meskipun begitu, sektor alat informasi dan komunikasi serta sektor makanan dan minuman tetap mendukung penjualan ritel pada bulan tersebut.

    Menurut hasil survei, prospek penjualan eceran di Indonesia diperkirakan akan melambat dalam tiga hingga enam bulan ke depan, khususnya pada Juni dan September 2024. Hal ini tercermin dari penurunan dalam Indeks Ekspektasi Penjualan untuk kedua bulan tersebut, dengan angka masing-masing mencapai 127,5 dan 140,4, yang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu 147,8 dan 164,9.

    Menurut penjelasan dari Bank Indonesia, penurunan ekspektasi penjualan pada bulan Juni disebabkan oleh musim ujian sekolah serta berakhirnya program diskon dari para ritel.

    Sementara itu, prediksi penurunan pada bulan September disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung dan hambatan dalam distribusi barang.

    Para pelaku usaha ritel juga memperkirakan tekanan inflasi akan berkurang pada bulan Juni dan September. Indeks Ekspektasi Harga Umum untuk kedua bulan tersebut mencatat angka 140,1 dan 134,5, yang lebih rendah dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya, yakni 146,1 dan 136,1.

    Potensi untuk mendorong pertumbuhan penjualan ritel dalam sisa tahun ini memang terbatas. Meskipun banyaknya liburan panjang mungkin memicu belanja liburan masyarakat dan dapat sedikit mendukung penjualan ritel, dampaknya tidak sebesar saat Ramadan dan Idulfitri.

    Sementara masih ada musim perayaan yang tersisa di akhir tahun, seperti Natal dan Tahun Baru. Namun, pengalaman tahun sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan ritel pada bulan Desember 2023 hanya mencapai 0,2 persen year-on-year, mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen. Meski terjadi kenaikan bulanan sebesar 4,9 persen pada Desember.

    Selain itu, momen Pilkada serentak yang diadakan pada akhir November mungkin dapat memberikan dorongan tambahan untuk penjualan ritel.

    Alokasi belanja pemerintah daerah di 37 provinsi yang menggelar Pilkada serentak diproyeksikan mencapai sekitar Rp27 triliun. Kebutuhan terkait kampanye kemungkinan akan memberikan kontribusi pada penjualan ritel dalam sisa tahun ini.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.