KABARBURSA.COM - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai penurunan volume pengguna LRT Jabodebek yang terjadi selama sepekan puasa menurun 28 persen bersifat temporer karena masa awal puasa dan juga karena rute layanannya lebih cenderung rute untuk pekerja ketimbang rute untuk belanja dan rekreasi .
"Berbeda dengan KRL yang melintasi kawasan perbelanjaan seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Asemka. Kalau LRT rutenya di lintas Rasuna Said dan Gatot Subroto, " kata Aditya kepada Kabar Bursa, Rabu, 20 Maret 2024.
Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi volume penumpang LRT Jabodebek lebih sedikit dibandingkan mode tarnsportasi lainnya di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia seperti MRT dan KRL.
Faktor utama yaitu keterjangkauan tarif menjadi pertimbangan, karena tarif LRT Jabodebek relatif jauh lebih tinggi dibandingkan tarif KRL yang sangat terjangkau, sehingga tarif LRT lebih adaptif dengan masyarakat pekerja dibandingkan dengan sektor informal dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Faktor lainya yaitu tingginya frekuensi perjalanan, singkatnya waktu tunggu antarperjalanan kereta dan waktu tempuh, kemudahan berpindah moda, dan tarif yang terjangkau (termasuk juga tarif parkir kendaraan di kantong parkir) .
" Hal tersebut menjadi pertimbangan utama dari pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi publik termasuk pula LRT Jabodebek, " tuturnya
Aditya berpendapat, bahwa PT KAI harus bisa menerapkan tarif dinamis dan tarif diskon untuk tetap memeratakan volume penumpang dan sekaligus meningkatkan okupansi serta menarik minat masyarakat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke LRT Jabodebek.
Perlu juga ditingkatkan integrasi antarmoda angkutan umum yang memudahkan dan terjangkau di stasiun-stasiun di kota penyangga seperti Harjamukti, Cikunir, Jatibening, Ciracas, Jatimulya, Bekasi Barat, Kampung Rambutan.
Adapun termasuk pula ketersediaan kantong parkir dengan tarif terjangkau, agar angkutan first mile-list mile (angkutan dari titik awal dan ke titik tujuan) masyarakat lebih dimudahkan sehingga pengguna kendaraan pribadi mau beralih ke LRT Jabodebek.
Sebelumnya, PT LRT Jakarta mencatatkan selama kurang lebih tujuh hari puasa berjalan , volume penumpang mengalami penurunan sebesar 28 persen.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono menerangkan untuk pengguna LRT pada bulan Ramadan selama tujuh hari ini tercatat bahwa jumlah pengguna harian pada saat hari kerja sama dengan hari puasa, tidak mengalami kenaikan. (nia/adi)