Logo
>

Penyesuaian Harga BBM Disambut Positif Oleh Ekonom

Ditulis oleh KabarBursa.com
Penyesuaian Harga BBM Disambut Positif Oleh Ekonom

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Keputusan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi oleh Pertamina dalam 2 bulan terakhir dinilai sudah tepat dan wajar.

    Ini menegaskan Pertamina tundunk terhadap aturan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 mengenai formulasi harga Jenis Bahan Bakar Umum (JBU) atau BBM nonsubsidi.

    Pelaku usaha, sesuai regulasi tersebut, akan menyesuaikan harga mereka dengan fluktuasi tren harga minyak dunia MOPS atau Argus dan merujuk pada formulasi harga sesuai Kepmen ESDM. Dengan demikian, perubahan periodik dalam harga BBM nonsubsidi akan terus terjadi.

    Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menilai penurunan harga BBM nonsubsidi sebagai hasil dari kebijakan diskresi PT Pertamina (Persero) sebagai pelaku usaha. Ini terjadi karena produk BBM nonsubsidi tidak menerima subsidi langsung dari pemerintah.

    Menurut Pardede, penetapan harga untuk BBM nonsubsidi tidak lagi menjadi ranah pemerintah, dan badan usaha harus tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk evaluasi harga BBM nonsubsidi.

    Pertamina, dengan demikian, kemungkinan hanya mempertimbangkan biaya produksi dari harga BBM dan bersaing dengan penyalur BBM nonsubsidi lainnya. Pernyataan Pardede ini disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Pardede menambahkan bahwa biaya produksi BBM nonsubsidi sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Artinya, semakin tinggi harga minyak mentah dan semakin lemah nilai tukar rupiah, biaya produksi BBM akan meningkat, dan sebaliknya.

    Dengan mengacu pada tren terakhir, Pardede menjelaskan bahwa harga minyak mentah dunia, khususnya jenis Brent, mengalami penurunan dari 87,4 dolar AS pada akhir Oktober menjadi 80,86 dolar AS per barel pada akhir November. Sementara itu, nilai tukar rupiah cenderung menguat, dari Rp15.880 pada akhir Oktober menjadi Rp15.505 per dolar AS pada akhir November.

    Peningkatan nilai tukar rupiah dan penurunan harga minyak mentah mengakibatkan biaya produksi BBM menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, pelaku usaha dapat menurunkan harga BBM nonsubsidi, ungkap Pardede.

    Pertamina baru-baru ini melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi, khususnya untuk jenis Pertamax Series dan Solar nonsubsidinya, mulai 1 Desember 2023.

    Harga Pertamax di DKI Jakarta turun menjadi Rp13.350 per liter dari Rp13.400 per liter pada November 2023. Sementara itu, Pertamax Green 95 menjadi Rp14.900 dari sebelumnya Rp15.000 per liter, dan Pertamax Turbo menjadi Rp15.350 dari Rp15.500 per liter.

    Selain itu, harga Dexlite di Desember 2023 menjadi Rp15.550 dari sebelumnya Rp16.950 per liter, dan Pertamina Dex menjadi Rp16.200 dari Rp17.750 per liter pada November 2023.

    Irto Ginting, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina, menyatakan bahwa perubahan harga sesuai dengan fluktuasi adalah hal yang wajar dan dapat dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.

    Pertamina Patra Niaga, sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berkomitmen untuk menjaga harga BBM yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat, bukan hanya di kota besar.

    Perubahan harga ini adalah implementasi dari prinsip availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability. Tujuannya adalah menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sambil memastikan distribusi BBM nonsubsidi dapat dilakukan secara optimal ke seluruh pelosok negeri, demikian dijelaskan Irto.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi