KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan, pasar modal dalam negeri mengalami pertumbuhan positif. Salah satunya tandanya adalah peningkatan jumlah investor.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, jumlah investor pasar modal per April 2025 mencapai 15.888.836. Adapun di akhir 2024 total investor berjumlah 14.871.639.
Selain itu, Jeffrey menyampaikan bahwa Single Investor Identification (SID) saham per April 2025 turut mengalami pertumbuhan menjadi 15.888.836, sementara per akhir tahun lalu SID mencapai 6.381.444.
"Yang menarik adalah penambahan jumlah SID Saham antara tanggal 28 Maret sampai 8 April. Selama libur Idul Fitri, ada penambahan 38.676 SID Saham baru atau 10,7 persen dari total penambahan SID Saham selama tahun 2025," kata dia di Jakarta, Rabu, 9 April 2025.
Jeffrey kemudian berbicara mengenai Kondisi fundamental perusahaan yang tercatat di BEI. Dari laporan keuangan 703 emiten, kata dia, terjadi pertumbuhan di tahun 2024 dibanding 2023.
Pertumbuhan tersebut meliputi aset +6,31 persen, equity +7,91 persen, revenue +3,24 persen, dan laba bersih +19,32 persen.
Target Dua Juta Investor Baru Akankah Tercapai?
Sebelumnya, BEI memiliki sejumlah target dalam menyambut tahun 2025. Salah satu ambisinya ialah menggaet investor.
BEI, dalam keterangannya menyampaikan, pada tahun 2025 menargetkan pertumbuhan 2 juta investor baru. Adapun target lainnya ialah rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.
"Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," tulis manajemen BEI di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Di sisi lain, BEI juga akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.
Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI di antaranya, Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.
Selain itu, BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.
"Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026" tulis BEI.
Merujuk laporan BEI, Senin, 30 Desember 2024, investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.
Sementara dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.
Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.
Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.
Investor Saham Syariah Capai 200 Ribu pada 2025
Di sisi lain, BEI tengah mencanangkan target investor saham syariah Indonesia pada 2025. Sejumlah langkah sudah direncanakan untuk menggaet investor.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh menyampaikan, pihaknya menargetkan investor saham syariah di tanah air mencapai 200 ribu pada 2025.
"Kami selalu ada target jumlah investor baru dari OJK. Tapi kami pasang lebih tinggi lagi, berharap di 2025 ini bisa mendekati 200 ribu," ujarnya kepada Kabarbursa.com di sela-sela acara "Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa" di VIP Al Malik Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2025.
Irwan menyebut, investor saham syariah di Indonesia hingga akhir 2024 mencapai 196 ribu. Dia bilang, sebanyak 90 persen dari jumlah ini merupakan anak muda di usia 17 sampai 35 tahun.
Akan tetapi dari jumlah yang disebutkan itu, hanya 19 persen investor yang aktif melakukan investasi. Menurut Irwan, ada beberapa faktor yang menyebabkan sedikitnya aktivitas pada pasar modal syariah, salah satunya adalah belum adanya ilmu mengenai cara jual beli saham.
"Yang kedua mungkin mereka sedang mempelajari dulu, karena investasi itu bukan proses cepat. Atau yang ketiga mungkin mereka belum punya uang untuk beli sahamnya," jelasnya.
Irwan menuturkan, BEI secara rutin menggelar edukasi kepada masyarakat guna memperkenalkan lebih jauh mengenai investasi saham syariah.
Salah satu aktivitas yang selalu dijalani BEI adalah program literasi, inklusi, dan transaksi. Khusus yang inklusi, kata Irwan, berguna mendorong seseorang membuka rekening.
Selain itu, BEI juga memiliki program bernama IDX Islamic Challenge. Di sini, lanjut Irwan, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan transaksi dengan metode yang benar.
"Kemudian kami juga ada program kerja yang namanya Dare to Invest. Jadi kami dorong di galeri-galeri investasi syariah untuk orang bertransaksi," tuturnya.
Irwan juga mengatakan, Indonesia memiliki instrumen investasi saham. Seperti, saham syariah, reksadana syariah, sukuk, dan ETF syariah.
"Sebenarnya sudah banyak banget pilihan (instrumen). Jadi tinggal kemauan saja," pungkas dia.(*)