KABARBURSA.COM - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan Desember 2024 dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat global maupun domestik.
Beberapa faktor penting yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pada periode ini meliputi data inflasi, sentimen pasar menjelang libur Natal dan Tahun Baru, serta perkembangan global seperti data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China.
Selain itu, sektor-sektor tertentu, seperti batu bara dan ritel, diperkirakan akan mengalami momentum positif yang dapat memberikan peluang bagi investor di pasar saham Indonesia.
Pada penutupan perdagangan akhir November 2024, IHSG tercatat melemah sebesar 1,19 persen, berada pada level 7.114,26. Ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selama bulan November 2024, IHSG mengalami penurunan sekitar 6,07 persen, sementara secara year to date (YtD), IHSG turun 2,18 persen hingga akhir November 2024. Penurunan ini banyak dipengaruhi oleh arus keluar dana asing yang cukup besar dari pasar saham Indonesia, yang tercatat mencapai Rp15,26 triliun sepanjang bulan tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Menurut Imam Gunadi dari Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), penurunan IHSG pada bulan November 2024 mencerminkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan kondisi global dan domestik yang mempengaruhi pergerakan indeks.
Dalam konteks global, beberapa data ekonomi penting yang menjadi perhatian adalah Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) di Amerika Serikat dan kebijakan tarif yang diajukan oleh Presiden terpilih Donald Trump.
PCE merupakan indikator inflasi yang penting bagi bank sentral AS, dan kenaikannya menjadi perhatian pasar karena dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed.
Secara tahunan, PCE Price Index menunjukkan kenaikan 2,3 persen pada Oktober 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka sebelumnya yang tercatat 2,1 persen. Hal ini menunjukkan adanya tekanan inflasi yang dapat memicu arus keluar dana dari pasar saham Indonesia, karena investor global cenderung mencari aset berbasis dolar AS yang memberikan imbal hasil lebih menarik.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga dapat tertekan, yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya impor dan mempengaruhi stabilitas harga domestik.
Selain itu, sentimen domestik juga berperan dalam pergerakan IHSG. Beberapa isu domestik yang turut memengaruhi pasar saham adalah Pilkada Serentak 2024 dan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen. Kedua faktor ini dapat memengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, yang pada gilirannya memengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi di pasar saham.
Proyeksi Sektor yang Menonjol
Imam Gunadi juga memberikan proyeksi mengenai sektor-sektor yang diperkirakan akan moncer pada perdagangan pekan pertama Desember 2024, yaitu sektor batu bara dan ritel. Sektor batu bara diperkirakan akan diuntungkan oleh peningkatan permintaan dari China, yang memasuki musim dingin.
Permintaan energi di China cenderung meningkat pada periode ini, yang akan menguntungkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, termasuk yang berfokus pada batu bara. Sektor ritel juga diprediksi akan mengalami momentum positif menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, dengan meningkatnya belanja konsumen untuk persiapan perayaan tersebut.
Saham yang Diprediksi Menguntungkan
Untuk sektor batu bara, saham-saham seperti PT Petrosea Tbk. (PTRO) dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) diprediksi akan mendapatkan keuntungan.
PTRO, yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan batu bara, diharapkan mendapat dampak positif dari peningkatan permintaan batu bara, terutama dari China.
Sebagai rekomendasi perdagangan, PTRO disarankan untuk dibeli jika harga sahamnya menembus level 20.025, dengan target harga 22.000 dan stop loss di bawah 19.300.
Sementara itu, BUMI, yang bergerak di sektor batu bara dan minyak bumi, juga diperkirakan akan mengalami lonjakan permintaan menjelang akhir tahun.
Kenaikan permintaan batu bara dan minyak bumi terkait dengan persiapan musim dingin dapat memberikan dampak positif pada saham BUMI. Rekomendasi perdagangan untuk BUMI adalah membeli di level 147, dengan target harga 160 dan stop loss di bawah 140.
Di sektor ritel, PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) diproyeksikan akan mendapat manfaat dari lonjakan belanja konsumen menjelang Natal dan Tahun Baru.
Sektor ritel sering kali mendapatkan dorongan positif pada akhir tahun, seiring dengan meningkatnya pengeluaran konsumen untuk hadiah dan kebutuhan perayaan.
Saham MAPA disarankan untuk dibeli pada harga 1.100, dengan target harga 1.175 dan stop loss di bawah 1.060.
Di sisi global, pasar saham juga akan memantau beberapa data ekonomi penting pada awal Desember 2024. Salah satunya adalah data PMI (Purchasing Managers’ Index) dari China dan Amerika Serikat.
PMI sektor manufaktur China untuk November 2024 diperkirakan akan mencatatkan angka 50,5, sedikit lebih tinggi dari bulan Oktober yang tercatat 50,3. Angka ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur China lebih kuat dari perkiraan pasar. Selain itu, AS juga akan merilis data PMI untuk November, dengan konsensus pasar memperkirakan angka 47,5, sedikit lebih baik dibandingkan hasil bulan Oktober yang tercatat 46,5.
Selain itu, pasar juga akan menunggu data tingkat pengangguran di AS yang diperkirakan tetap berada di level 4,1 persen. Jika angka ini tetap stabil atau bahkan sedikit meningkat, hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan The Fed untuk memangkas suku bunga, yang dapat berdampak pada arus modal global dan memengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia.
Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia untuk November 2024 diperkirakan akan menunjukkan penurunan menjadi 1,5 persen year on year (YoY), dari sebelumnya 1,72 persen YoY.
Meskipun masih dalam target Bank Indonesia (BI) yang berada di kisaran 2,5 persen ±1 persen, angka ini menunjukkan adanya penurunan daya beli konsumen, yang dapat memengaruhi kinerja sektor-sektor tertentu, terutama sektor ritel dan manufaktur.
Namun, di sisi positif, sektor-sektor seperti ritel, pariwisata, dan perhotelan diperkirakan akan mendapat keuntungan menjelang akhir tahun. Peningkatan permintaan barang-barang konsumsi, seperti pakaian, elektronik, dan makanan, akan mendorong sektor manufaktur dan distribusi. Oleh karena itu, sektor-sektor ini dapat menjadi pilihan bagi investor yang mencari peluang di pasar saham Indonesia pada akhir tahun 2024.
Pergerakan IHSG pada awal Desember 2024 dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun IHSG mengalami penurunan yang signifikan pada November 2024, beberapa sektor, seperti batu bara dan ritel, diperkirakan akan mencatatkan kinerja positif menjelang akhir tahun. Investor disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor global dan domestik yang memengaruhi pasar, serta memilih saham yang berpotensi mendapat keuntungan dari sentimen pasar yang berkembang.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabar Bursa tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.