KABARBURSA.COM - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), melalui anak usahanya PT Saratoga Sentra Business, baru-baru ini melakukan dua langkah strategis penting di pasar modal Indonesia. Perusahaan melepas sebagian kepemilikannya di PT Provident Agro Tbk (PALM) dan, secara bersamaan, meningkatkan investasi pada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Mengutip keterbukaan informasi SRTG di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, yang diterbitkan Kamis, 19 Desember 2024, pada 12 dan 16 Desember 2024, Saratoga menjual sebanyak 707,51 juta saham PALM dengan harga Rp350 per saham. Aksi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu 33,76 juta saham pada 12 Desember dan 373,76 juta saham pada 16 Desember 2024.
Dari penjualan tersebut, Saratoga berhasil meraup dana segar senilai Rp247,62 miliar. Setelah transaksi ini, kepemilikan Saratoga di PALM berkurang dari sebelumnya 1,41 miliar saham (8,971 persen) menjadi 707,51 juta saham (4,485 persen). Manajemen Saratoga menyatakan bahwa aksi divestasi ini dilakukan sebagai bagian dari strategi portofolio perusahaan.
Di tengah divestasi tersebut, Saratoga mengambil langkah ekspansif dengan membeli 53,36 juta saham MDKA pada 13 Desember 2024. Transaksi ini dilakukan dengan harga Rp2.273 per saham, atau lebih tinggi dibandingkan harga pasar reguler MDKA saat itu yang berada di level Rp1.925 per saham.
Untuk akuisisi ini, Saratoga menggelontorkan dana sebesar Rp121,3 miliar. Langkah tersebut meningkatkan kepemilikan Saratoga di MDKA dari sebelumnya 4,64 miliar saham (18,96 persen) menjadi 4,69 miliar saham (19,18 persen).
Kebijakan ini mencerminkan strategi Saratoga dalam mengoptimalkan portofolionya. Dengan menjual sebagian kepemilikan di PALM, Saratoga memperoleh dana yang kemudian digunakan untuk memperkuat posisinya di MDKA. Perusahaan tampaknya memanfaatkan momentum untuk meningkatkan investasi di MDKA, yang memiliki prospek menjanjikan di sektor pertambangan, terutama emas dan tembaga.
Langkah ini sekaligus menunjukkan pendekatan Saratoga dalam pengelolaan asetnya, yakni mengalokasikan sumber daya pada sektor-sektor yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Pilihan untuk membeli saham MDKA dengan harga di atas pasar menegaskan keyakinan Saratoga terhadap prospek perusahaan tambang tersebut.
Kedua transaksi ini mencerminkan dinamika pasar modal yang senantiasa memberikan peluang, di mana Saratoga menunjukkan fleksibilitas dan ketepatan dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan pertumbuhan nilai portofolionya. Dengan pengelolaan strategi yang matang, perusahaan tampaknya terus memperkuat posisinya sebagai salah satu entitas investasi terdepan di Indonesia.
Rekomendasi Saham
Sementara itu, mengutip analisis teknikal yang disampaikan Lim Owen Nathaniel, seorang technical stocs specialist, yang dipublikasikan Sabtu, 21 Desember 2024, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sedang berada pada posisi penting yang memberikan potensi technical rebound.
Saham SRTG saat ini berada di kisaran harga Rp2.050, mendekati area support kuatnya di kisaran Rp2.000–Rp2.100. Dukungan ini diperkuat oleh keberadaan indikator teknikal Exponential Moving Average (EMA)-200 yang berada di sekitar level Rp2.020. Ini menjadikannya sebagai titik support signifikan. Kondisi tersebut menciptakan peluang besar untuk rebound dalam jangka pendek, mengingat pola teknikal yang mendukung potensi kenaikan harga.
Apabila skenario rebound terjadi, target terdekat yang mungkin dicapai adalah kisaran Rp2.230–Rp2.320. Namun, jika momentum kenaikan terus berlanjut dan saham mampu menembus level resistance di atas target tersebut, maka ada potensi saham bergerak lebih tinggi menuju kisaran Rp2.400–Rp2.460 sebagai target selanjutnya.
Kesimpulannya, bagi investor, area support ini menjadi level yang menarik untuk mempertimbangkan aksi beli, dengan catatan tetap memperhatikan perkembangan teknikal dan fundamental saham SRTG. Momentum rebound ini dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang keuntungan di jangka pendek hingga menengah, dengan tetap mewaspadai potensi pergerakan yang berlawanan.
Potensi Penurunan Saham
Namun, jika saham SRTG terus mengalami tekanan jual dan menembus area support kuat di level Rp2.000–Rp2.100, maka ada risiko pergerakan harga akan mengkonfirmasi tren penurunan (downtrend). Situasi ini dapat menjadi sinyal negatif untuk prospek saham SRTG ke depan. Dalam skenario terburuk ini, target penurunan berikutnya berada di kisaran Rp1.710–Rp1.780, yang menjadi area support lebih rendah.
Berdasarkan kondisi tersebut, langkah terbaik saat ini adalah menunggu dan mengamati (wait and see) pergerakan berikutnya. Penting untuk memperhatikan apakah SRTG mampu mempertahankan posisinya di atas area support utama atau malah menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut.
Jika saham mampu bertahan di atas level support dan membentuk pola candlestick bullish, maka ini dapat menjadi indikasi potensi rebound. Pada kondisi ini, SRTG akan kembali menarik untuk dipantau lebih lanjut karena peluang teknikal rebound akan kembali terbuka.
Jadi, SRTG saat ini berada dalam fase kritis, sehingga diperlukan konfirmasi pergerakan sebelum mengambil keputusan investasi. Untuk trader atau investor, penting memperhatikan level support di Rp2.000–Rp2.100. Jika level ini ditembus ke bawah, potensi pelemahan lebih lanjut ke area Rp1.710–Rp1.780 patut diantisipasi. Sebaliknya, jika saham mampu bertahan, peluang kenaikan jangka pendek tetap ada.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.