Logo
>

Permintaan Mobil Listrik Wuling Meroket Selama Ramadan

Wuling Motors ungkap ada peningkatan penjualan selama Ramadan. Mobil listrik diproyeksikan menjadi kontributor utama penjualan.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Permintaan Mobil Listrik Wuling Meroket Selama Ramadan
Permintaan mobil Wuling selama Ramadan ada peningkatan. Foto: Abbas Sandji/KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Permintaan mobil listrik Wuling selama bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini diyakini cukup positif. Marketing Operation Director Wuling Motors Ricky Christian mengatakan, respons positif pasar terhadap mobil listrik Wuling seperti Air ev, Binguo EV dan Cloud EV sudah terlihat dari penjualan di periode Februari 2025.

    Wuling berhasil meraup penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) terhadap produk kendaraannya sebanyak 1.935 unit. Secara pangsa pasar, Wuling memiliki market share 2,7 persen di Indonesia, naik 1,1 persen dari Januari 2025. 

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), sepanjang Februari lalu mobil listrik Wuling Air ev berhasil terjual 546 unit, sedangkan Wuling Cloud EV mampu terjual 460 unit. Sementara Wuling Binguo EV harus puas dengan raihan penjualan 175 unit. 

    Ricky menjelaskan, pihaknya masih memantau penjualan Wuling untuk Maret 2025 meskipun beberapa pekan ini terlihat ada kenaikan permintaan.

    "Memang itu tren yang terjadi setiap tahunnya, kebetulan tadi baru data yang kita sudah closing itu bulan Februari, dan juga buat bulan Maret kita masih memantau karena ini masih berjalan," ujarnya usai acara Wuling Media Breakfasting di Jakarta, belum lama ini. 

    "Tapi pada minggu kesatu sampai minggu ketiga ada cukup peningkatan, tapi minggu keempat ini kita masih pantau, karena mayoritas mungkin banyak juga konsumen yang sudah liburan. Jadi masih kita kumpulkan datanya karena minggu keempat Maret ini masih berjalan," lanjut Ricky.

    Penurunan Minat Konsumen Terhadap Mobil Bermesin Konvensional 

    Perkembangan pasar mobil listrik di Indonesia berimbas pada penurunan pembelian mobil bermesin bakar atau Internal Combustion Engine (ICE) oleh konsumen.

    Perkembangan minat mobil listrik ini juga didorong oleh insentif yang diberikan pemerintah yakni Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10 persen untuk mobil listrik rakitan lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.

    Untuk Wuling sendiri, lini mobil listriknya telah menjadi ujung tombak dalam penjualan selama Januari dan Februari 2025. Wuling Air ev berkontribusi paling besar dengan 23,1 persen, kedua ada Cloud EV dengan kontribusi 17,6 persen.

    "Memang bisa dilihat dari tahun sebelumnya, perkembangan mobil listrik ini cukup signifikan setiap tahunnya. Itu kayaknya yang masih terjadi juga di Januari dan Februari ini, jadi kondisinya memang mobil listrik cukup signifikan, peningkatannya secara pasar total juga, dan juga termasuk di Wuling sendiri," tutup Ricky.

    Wuling Masih Andalkan Almaz Hybrid

    Wuling Motors masih cukup percaya diri dengan Almaz Hybrid sebagai satu-satunya model yang mengusung teknologi hibrida.

    Keyakinan Wuling Motors terhadap Almaz Hybrid dirasa cukup meskipun ia belum mendapatkan insentif mobil hybrid dari pemerintah, yang berupa Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen.

    Wuling Almaz Hybrid masih berpeluang mendapat insentif PPnBM DTP 3 persen. Foto: dok. Wuling
    Agen pemegang merek (APM) Wuling di Indonesia ini menyatakan, Almaz Hybrid saat ini sedang dalam proses untuk mendapatkan insentif PPnBM DTP tersebut.

    "Secara produk kami sudah punya,  kami memiliki Almaz Hybrid, tapi memang untuk insentif ini kita masih jajaki, dan kami lihat juga sepertinya produk kita Almaz Hybrid harganya juga cukup kompetitif. Tapi kita terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, untuk bisa mengetahui lebih detail tentang insentif tersebut," ujar Ricky.

    Wuling Motors juga masih terus mempelajari persyaratan dalam proses mendapatkan insentif tersebut. "Ini masih kita pelajari secara internal juga, dan kita masih melihat juga persyaratan-persyaratannya," kata Ricky.

    Meski bukan sebagai syarat insentif mobil hybrid, Wuling Motors sementara ini belum bisa menginformasikan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam Almaz Hybrid yang dipasarkannya. 

    "Untuk TKDN memang saat ini saya kurang tahu pasti detailnya. Jadi sebenarnya proses untuk perhitungan TKDN itu kan dilakukan oleh pihak ketiga," ucap Ricky.

    "Tapi kita informasikan bahwa dengan kondisi sekarang, Almaz Hybrid punya harga kompetitif untuk kelas Hybrid. Jadi saat ini kami masih percaya diri sama Almaz Hybrid," sambungnya.

    Selain itu Wuling Motors juga belum berencana merilis mobil baru untuk menambah lini produk hybrid miliknya. Sebab brand berlogo berlian asal China ini tengah fokus meningkatkan pasar produk-produk kendaraan yang dimilikinya saat ini.

    "Untuk produk selanjutnya nanti kita informasikan. Sampai saat ini mungkin belum ada yang kita bisa informasikan, kita masih fokus dengan investasi yang sudah dilakukan, dan kita masih fokus juga untuk meningkatkan pasar juga" pungkas Ricky.

    Soal syarat insentif mobil hybrid di indonesia,  mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) 36 Tahun 2021. 
    Syarat suatu mobil hybrid agar mendapat insentif PPnBM DTP sebesar 3 persen yaitu kendaraan diproduksi di dalam negeri, dengan jenis Full Hybrid hingga Mild Hybrid berdasarkan kategori Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).

    Meski begitu, Wuling Almaz Hybrid tentu berpeluang menerima insentif PPnBM DTP 3 persen dari pemerintah. Sebab insentif ini berlaku sejak Januari sampai Desember 2025. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.