Logo
>

Pesan Hawkish The Fed Melemahkan Rupiah dan Mata Uang Asia

Ditulis oleh Syahrianto
Pesan Hawkish The Fed Melemahkan Rupiah dan Mata Uang Asia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Rupiah dan sejumlah mata uang Asia melemah usai pernyataan bernada agak hawkish dari Gubernur Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari, dalam Konferensi Global Milken Institute pada Selasa, 7 Mei 2024.

    “Jika terjadi penurunan kembali dalam tingkat inflasi atau terjadi penurunan yang signifikan di pasar tenaga kerja, mungkin akan menjadi alasan bagi kami untuk menurunkan suku bunga. Atau jika pada akhirnya kami yakin bahwa tingkat inflasi telah menjadi stabil, mungkin pada angka 3 persen dan kami percaya bahwa diperlukan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, kami akan melakukannya jika diperlukan,” kata Kashkari.

    Oleh sebab itu, pada perdagangan Rabu, 8 Mei, rupiah di pasar spot melemah lagi ke kisaran Rp16.089 per dolar AS. Pelemahannya terjadi sebesar 0,26 persen dibandingkan pada level penutupan kemarin.

    Nilai rupiah mengalami tekanan bersama dengan mata uang Asia lainnya, di mana won Korea Selatan menjadi yang paling terdepresiasi, mengalami penurunan sebesar 0,33 persen. Selanjutnya, dolar Taiwan, baht Thailand, dan rupiah semuanya mengalami penurunan sebesar 0,26 persen. Peso Filipina dan ringgit Malaysia juga mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,18 persen. Sementara indeks dolar AS masih bergerak lebih tinggi di kisaran 105,54.

    Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, 7 Mei melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.046 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.026 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin (6/5) turun ke level Rp16.054 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.025 per dolar AS.

    Sementara itu dari segi teknis, target koreksi berada di sekitar level Rp16.060 per dolar AS, yang merupakan level dukungan terdekat sebelum terjadinya penembusan dukungan psikologis. Target pelemahan selanjutnya diperkirakan akan bertahan di kisaran Rp16.100 per dolar AS-Rp16.150 per dolar AS.

    Jika terjadi penembusan kembali, ada kemungkinan bahwa rupiah akan terus melemah lebih rendah, mencapai level sekitar Rp16.200 per dolar AS. Sebaliknya, jika rupiah menguat, perhatian akan tertuju pada level resistance di sekitar Rp16.020 per dolar AS dan selanjutnya Rp16.000 per dolar AS. Secara keseluruhan, dalam jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi untuk menguat lebih lanjut, mencapai level sekitar Rp15.950 per dolar AS.

    Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah masih dapat mengalami tekanan setelah pengumuman rapat moneter The Fed. Dia menyatakan bahwa ada kemungkinan pelemahan hari ini menuju Rp16.100 dengan kemungkinan dukungan di sekitar Rp16.000.

    Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan akan mengumumkan posisi cadangan devisa April pada hari ini. Melihat tekanan yang dihadapi oleh rupiah selama April hingga tergerus 2,55 persen, menjebol level terlemah 4 tahun terakhir di Rp16.260 per dolar AS, nilai cadangan devisa Indonesia bulan lalu berpotensi terkuras cukup dalam setelah pada Maret telah anjlok sampai USD3,6 miliar.

    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga dijadwalkan menggelar konferensi pers untuk memberikan review atas perkembangan ekonomi saat ini pada siang nanti pukul 14.00 WIB. 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.