KABARBURSA.COM - Peta saham big cap berubah lagi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan setelah mencatatkan kenaikan selama empat hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sepanjang masa (all time high). Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Kamis, 22 Agustus 2024, IHSG turun sebesar 0,87 persen atau 65,92 poin, berakhir di 7.488,68.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tidak bisa mempertahankan posisinya di uruta keempat. BBRI tercatat turun sebesar 0,98 persen, menyebabkan saham ini terjatuh ke peringkat lima dalam daftar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar (big cap), disusul oleh penguatan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebesar 2,89 persen yang kembali mengambil alih posisi ketiga dalam kategori big cap.
Investor asing mencatat net buy sebesar Rp1,26 triliun di seluruh pasar, dengan net buy di pasar reguler mencapai Rp1,59 triliun. Namun, di pasar negosiasi, terjadi net sell asing sebesar Rp328,03 miliar. Saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing adalah BBRI, ASII, BBCA, UNTR, BMRI, dan ADRO. Sementara itu, saham-saham yang paling banyak dijual oleh asing adalah ADMR, MDKA, dan BBNI.
Beberapa saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi di LQ45 antara lain:
- PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 4,27 persen
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) naik 3,07 persen
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) naik 2,89 persen
Sedangkan saham-saham yang mencatatkan penurunan terbesar di LQ45 adalah:
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 3,72 persen
- PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 3,49 persen
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 3,28 persen
Seluruh indeks sektoral melemah seiring dengan penurunan IHSG. Sektor infrastruktur dan teknologi mengalami penurunan terbesar, masing-masing sebesar 1,50 persen dan 1,40 persen. Sektor-sektor lainnya juga mengalami penurunan, dengan sektor perindustrian mencatat penurunan terkecil sebesar 0,19 persen.
Total volume transaksi di bursa mencapai 18,43 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp39,59 triliun, di mana transaksi pada saham AMMN menjadi penyumbang terbesar dengan nilai transaksi mencapai Rp26,5 triliun dan volume 2,65 miliar saham.
Dari total saham yang diperdagangkan, 389 saham melemah, 194 saham menguat, dan 202 saham tidak mengalami perubahan. Meskipun IHSG mengalami penurunan hari ini, secara mingguan, IHSG masih mencatat kenaikan sebesar 1,07 persen, dan sejak awal tahun, IHSG masih tumbuh sebesar 2,97 persen.
ASII Mulai Bangkit
Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) mengalami tekanan pada semester I-2024, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan di sektor otomotif dan alat berat. Pendapatan ASII tercatat sebesar Rp159,96 triliun, turun 1,5 persen YoY dari Rp162,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih ASII, tanpa penyesuaian nilai wajar investasi di GoTo dan Hermina, turun 3,7 persen YoY menjadi Rp16,67 triliun. Namun, jika termasuk penyesuaian tersebut, laba bersih turun 9,1 persen YoY menjadi Rp15,86 triliun.
Segmen alat berat dan pertambangan mencatat penurunan laba bersih sebesar 15,1 persen YoY menjadi Rp5,85 triliun, terutama karena penurunan harga batubara yang mengakibatkan lemahnya penjualan. Sementara itu, laba bersih segmen otomotif turun tipis 2,8 persen YoY menjadi Rp5,53 triliun akibat menurunnya volume penjualan di pasar otomotif yang sedang lesu.
Meskipun demikian, segmen lain seperti jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur, logistik, teknologi informasi, dan properti masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Segmen jasa keuangan menjadi kontributor terbesar ketiga dengan pertumbuhan 7,6 persen YoY, mencapai Rp4,12 triliun.
Penjualan kendaraan roda empat (4W) Astra turun 16,6 persen YoY menjadi 231.792 unit, sementara penjualan kendaraan roda dua (2W) turun 4 persen YoY menjadi 2,4 juta unit. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti daya beli yang lemah, sikap wait and see di tahun pemilu, depresiasi Rupiah, Non-Performing Financing (NPF) yang lebih tinggi, dan tingkat suku bunga yang tinggi.
OCBC Sekuritas memperkirakan penjualan mobil domestik akan turun menjadi 900 ribu unit di tahun 2024, tetapi diharapkan ada perbaikan musiman di semester kedua. Astra juga berupaya mempertahankan pangsa pasarnya di atas 50 persen dengan peluncuran model baru, termasuk kendaraan listrik (BEV) dan hybrid (HEV).
Manajemen ASII melihat prospek positif untuk penjualan kendaraan roda dua (2W) di luar pulau Jawa dan berencana meluncurkan model EV di masa mendatang. OCBC Sekuritas mempertahankan proyeksi penjualan 2W domestik sebesar 6,5 juta unit untuk tahun 2024, didukung oleh peningkatan daya beli dan pelonggaran kebijakan moneter.
Analis juga mencatat bahwa pemangkasan suku bunga yang diharapkan pada semester II 2024 akan menjadi katalis positif bagi pemulihan segmen otomotif dan properti ASII, serta meningkatkan pengajuan kredit kendaraan bermotor dan kredit perumahan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.