Logo
>

PGAS Integrasikan Infrastruktur-Rancang Proyek Strategis

Ditulis oleh Syahrianto
PGAS Integrasikan Infrastruktur-Rancang Proyek Strategis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menegaskan komitmennya untuk membantu pemerintah mencapai target pemenuhan kebutuhan gas bumi nasional. Hal ini dilakukan melalui penyediaan layanan gas bumi yang andal dan terintegrasi.

    Untuk memastikan kelancaran pasokan, PGAS mengintegrasikan infrastruktur gas bumi dan merancang proyek strategis. Fokus utama proyek ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya logistik penyaluran gas bumi.

    Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS, Rosa Permata Sari, menjelaskan bahwa pengembangan bisnis inti perusahaan, khususnya di sektor transmisi dan distribusi gas bumi, terus digalakkan.

    "Prioritas utama kami adalah proyek pipanisasi dan pengembangan infrastruktur pendukung. Dengan infrastruktur yang semakin maju, diharapkan akses masyarakat terhadap gas bumi akan semakin mudah dan terjangkau," ujar Rosa.

    Rosa bilang PGAS akan terlibat dalam proyek strategis seperti pipa gas WNTS-Pemping yang menyalurkan gas dari Lapangan Natuna ke pasar domestik dan proyek jaringan gas Cirebon–Semarang tahap II. Mereka juga akan membangun Pipa Distribusi Tegal–Cilacap sepanjang ±130 km menuju Refinery Unit IV Cilacap.

    “Pengembangan lainnya meliputi proyek infrastruktur gas di kilang Tuban dan pembangunan pipa untuk mendukung pabrik pupuk di wilayah Timur Indonesia. Interkoneksi pipa lainnya adalah Pipa Dumai-Sei Mangke, Pipa Duri-Balam, Duri-Petapahan, Pipa Bangkanai-Balikpapan, dan Pipa Bintuni-Fakfak,” katanya.

    Rosa mengungkapkan PGAS juga berkomitmen menjaga keamanan pasokan melalui integrasi infrastruktur dan menyusun pengembangan proyek strategis yang adaptif untuk mengisi peluang bisnis ke depan dengan skema logistik yang tepat dan efisien.

    Mereka juga memperkuat infrastruktur LNG atau moda beyond pipeline, salah satunya revitalisasi Tanki LNG Hub Arun. Terminal ini terletak di jalur perdagangan strategis yang dekat dengan pasar LNG untuk Asia Tenggara dan Asia Selatan.

    “Pertamina selaku Holding Migas memiliki aspirasi mengembangkan terminal LNG Arun menjadi LNG Hub Leader di Asia. PGN telah memulai revitalisasi tanki F6004 sejak akhir 2023 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024,” jelas Rosa.

    Menurutnya peran FSRU Lampung sangat esensial bagi Subholding Gas Pertamina karena terintegrasi dengan Pipa South Sumatera-West Java (SSWJ). Hasil regasifikasi LNG di FSRU Lampung dialirkan untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan dan industri yang meningkat. Selain FSRU Lampung, FSRU Jawa Barat menjadi tulang punggung kestabilan layanan dan enabler supply point LNG ketika pasokan gas mengalami fluktuasi.

    Mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, skema beyond pipeline (shipping) juga menjadi langkah yang feasible untuk wilayah Indonesia Timur. Untuk mendorong komersialisasi LNG, PGAS masuk ke bisnis LNG Trading dan menambah fasilitas LNG seperti Bontang LNG Bunkering, Teluk Lamong LNG, serta Terminal LNG Bunkering untuk sektor Marine Fuel.

    “Upaya PGN baik pipeline maupun beyond pipeline memerlukan sinergi yang selaras dengan kepentingan seluruh stakeholder, pemerintah, dan pengguna gas bumi di sisi hilir. Dengan optimisme menghadapi tantangan yang dinamis, keseimbangan supply dan demand diharapkan terjadi pada tahun 2030. PGN juga mendorong agar pengguna baru terus tumbuh,” tutup Rosa.

    Proyeksi Kinerja PGAS

    Analis menilai marjin penjualan gas PGAS naik menjadi USD1,6-1,8 per mmbtu pada 2024. Hal ini terlihat pada kinerja kuartal I 2024 yang naik 34,4 persen menjadi USD1,72 per mmbtu. “Kondisi itu menghasilkan pertumbuhan bottom-line (laba bersih) yang solid menjadi USD121,1 juta, naik 40,8 persen,” tulis Farras dan Laurencia Hiemas, analis dari Samuel Sekuritas.

    Selain marjin yang membaik, kinerja perseroan tahun ini juga akan disokong oleh laba dari entitas asosiasi, dalam hal ini antara PGAS dan Petronas. Sepanjang Januari-Maret 2024, entitas tersebut berkontribusi pada pendapatan PGAS sebesar USD61 juta.

    Analis tersebut menilai, kinerja PGAS dari sisi hulu juga masih cukup baik meski ada rencana penjualan Lapangan Gas Pangkah. Harga minyak WTI yang naik 8,7 persen sejak awal tahun ini akan menopang kinerja anak usaha PGAS, Saka Energi.

    “Saka melaporkan top-line (pendapatan) kuartal I 2024 USD113,8 juta, turun 11,8 persen atau 12 persen dari pendapatan PGAS sebelum mencapai USD440 juta sepanjang 2024, naik 5,2 persen secara tahunan, setara 13,3 persen dari total pendapatan PGAS,” katanya.

    Kendati demikian, PGAS juga tetap memiliki risiko, baik secara eksternal maupun internal. Ancaman terhadap pendapatan PGAS datang dari rencana pemerintah untuk memperluas kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) USD6 per mmbtu dari 7 menjadi 11 industri.

    “Skema HGBT disubsidi, sehingga sama sekali tidak menghasilkan marjin bagi PGAS, sehingga berpotensi menekan marjin laba PGAS secara keseluruhan,” ucapnya.

    Selain itu, kasus dugaan korupsi yang melibatkan perseroan, termasuk proyek terminal LNG di Teluk Lamong juga berpotensi mengurangi pendapatan Rp383 miliar dan laba bersih Rp242 miliar dari transaski dengan PT Inti Alasindo Energy. “Ini bisa berdampak negatif kepada PGAS, terutama jika dinyatakan bersalah yang menunjukkan lemahnya tata kelola perusahaan,” katanya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.